NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: mawarjingga

21+🔥🔥🔥


Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.

Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.

4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.

Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lepaskan saya

Setelah menunggu selama hampir 10 menit, Putri pun memutuskan untuk keluar dari ruangan sang ayah, ia tak ingin pusing memikirkan sang ayah yang entah akan kembali atau tidak.

Putri terus melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa tanpa melihat kearah depan, karena tangannya sibuk memasukkan ponsel serta selembar foto yang diberikan ayahnya tadi.

Hingga suara seseorang yang menyebut nama suaminya, seketika membuat Putri menoleh kearah suara.

Tepat di depan pabrik ayahnya, seorang laki-laki yang begitu ia kenal, dan tentunya sangat ingin ia hindari tengah berdiri disamping mobil dengan seorang wanita berpakaian se xy yang berdiri membelakangi nya.

"Aku merindukan mu, Ben! bisakah kita seperti dulu lagi tanpa harus mengungkit masalalu, ayolah kita mulai lagi dari awal, ak_" ucapan seorang wanita yang tak lain adalah Sandra itu terhenti, saat tatapan Ben mengarah pada Putri yang masih berdiri didepan pintu gerbang pabrik.

Menit kemudian Ben melangkah cepat menghampiri Putri, mencekal tangan gadis itu, lalu menyeretnya kearah mobilnya.

"Ben?" Sandra menahan tubuh Ben seolah meminta penjelasan, mengenai gadis muda yang dibawanya, namun Ben terlihat seperti enggan menjawab, menepis tangan Sandra yang memegangi sebelah tangannya, lalu mendorong Putri kedalam mobilnya.

"Itu kan gadis yang waktu itu pernah ikut sama tante_" Sandra tak melanjutkan Kata-katanya, menatap nanar kearah mobil Ben yang mulai melaju meninggalkan nya.

"Lepaskan!" teriak Putri histeris, memukul-mukul pintu mobil, namun seolah tuli Ben sama sekali tak menghiraukan rengekan istrinya, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibu kota yang sudah terlihat sepi, karena jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Lepaskan brengsek! Anda mau apa hah?!" Putri berteriak membentak nya dengan amarah yang meluap-luap, membuat Ben terpaksa menepikan mobilnya sejenak.

Terlihat Ben menghela nafasnya berulang kali, mengepalkan tangan berusaha untuk tak ikut tersulut emosi.

"Pulanglah, ikut denganku!" ujar Ben, dengan wajah dingin, namun terdengar seperti memohon.

"Tidak mau, saya tidak tertarik kembali kerumah anda yang penuh dengan drama itu."

Kembali Ben melajukan mobilnya tanpa meminta persetujuan Putri terlebih dulu, karena dirasa baginya tidak perlu, ia akan melakukan apapun sesuai dengan keinginan nya.

Sedangkan Putri ia sudah tak berdaya, dan akhirnya hanya diam dengan memalingkan wajah kearah luar kaca mobil, dengan perasaan kesal, membiarkan suaminya membawanya pergi kemanapun yang diinginkan nya.

Ia akan menunggu, disaat suaminya kembali lengah, dan disaat yang sama ia pun akan kembali lari darinya.

***********

"Lepaskan, sakit!" Putri berusaha menarik tangannya yang dicengkram erat oleh Ben, namun Ben sama sekali tak menggubrisnya, menyeret tubuh mungil Putri hingga ke dalam kamarnya.

"Duduklah!" Ben menuntun istrinya untuk duduk disisi ranjang, lalu mengambil sesuatu dari dalam laci.

Ben menunduk dengan jarak yang begitu dekat, terdiam beberapa saat, memandangi wajah istrinya yang masih memerah bekas tamparan ayahnya, begitupun dengan sudut bibirnya yang masih menyisakan darah kering.

Dalam hati Ben bersumpah, akan mencari pelakunya sampai ketemu.

Suatu hal, yang spontan membuat Putri memalingkan wajahnya, ia tak ingin lagi terjerat pesona Ben yang akan membuatnya jatuh cinta untuk yang kedua kalinya, walau tak bisa ia pungkiri perasaan itu masih ada.

"Siapa yang melakukan ini hm?" tangannya terulur hendak meraih pipinya, namun ditepis kasar oleh Putri.

"Bukan urusan anda." balasnya dingin, dengan wajah yang masih enggan menatapnya.

Ben memejamkan matanya sejenak, mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah serta rasa sakit saat melihat keadaan istrinya yang terlihat menyedihkan seperti itu, terlebih karena kini Putri semakin menjaga jarak dengannya.

"Baiklah aku tidak akan mencampuri urusanmu, tapi izinkan aku mengobati lukamu." lanjut Ben seraya mulai membuka kotak segi empat putih ditangannya, mengambil kapas dan menuangkan alkohol diatasnya, lalu mulai mengarahkannya ke sudut bibir Putri, dengan sangat pelan dan hati-hati.

"Apa itu menyakitkan?" tanyanya saat menyadari istrinya meringis beberapa kali.

Lagi-lagi Putri hanya diam, dengan raut wajah dinginnya, membuat Ben merasakan sesuatu yang lain didalam hatinya.

Setelah membersihkan luka Putri, Ben kembali menatapnya dengan dalam, memperhatikan wajah Putri yang dimatanya kini terlihat semakin cantik dan bersinar.

"Mau kemana?" Ben kembali menahan tangannya, namun kali ini lebih lembut dari pada sebelumnya.

"Kekamar mandi!" balasnya singkat yang sontak membuat Ben segera melepaskan tangannya.

**********

Di tempat lain, seorang laki-laki paruh baya yang tak lain adalah Arfan, tengah memandangi selembar kertas yang berisi foto yang sama yang diberikan pada putrinya tadi.

Melihat foto itu, mengingatkan Arfan pada banyak hal yang telah ia lalui di masa lalu.

Sesekali ia mengusap sudut matanya yang mengeluarkan buliran air bening, tak menyangka karena pada akhirnya ia dan istrinya akan berpisah hanya karena suatu kesalah pahaman, yang membuat hubungan mereka harus berakhir dengan sebuah perceraian.

"Maafkan aku, karena tidak bisa memberikan banyak kebahagiaan untuk Putri kita." gumamnya, yang kembali menyimpan foto tersebut kedalam laci nya.

Arfan mendudukan tubuhnya diatas kursi kebanggaannya, yang sudah belasan tahun ia tempati, matanya menyapu sekeliling ruangannya yang kini mulai terlihat usang di beberapa bagian.

Sejak awal menikah dengan Yani, di kehidupannya tak banyak yang berubah, bahkan pabrik yang selama ini ia kelola pun perlahan mulai tak menentu, ia tak banyak memiliki karyawan seperti kebanyakan pabrik pada umumnya.

Dengan alasan, karena ia sudah tak sanggup menggaji mereka, bahkan sesekali Arfan dan Yani turun tangan mengerjakan pekerjaan bersama beberapa karyawannya.

Dan hal inilah yang membuat Yani semakin gencar menikahkan Putri dengan Ben, karena selain ia lepas dari tanggung jawab merawat Putri, ia pun berharap suatu saat akan mendapatkan keuntungan.

*********

"Mau kemana kau?" suara tinggi Ben menghentikan langkah Putri yang hendak keluar dari rumah.

Dengan perasaan kesal, sekaligus dengan perasaan bencinya, Putri berbalik menatap Ben dengan tatapan horornya.

"Saya mau pergi, saya mau keluar dari tempat ini, dan saya harap anda tidak melarangnya."

"Apa kau bilang hm, jangan bermimpi gadis kecil, sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa lari dariku, satu hal yang harus kau tahu, aku bukanlah seseorang yang dengan mudahnya melepaskan sesuatu yang sudah menjadi milikku!" ujar Ben dengan kaki yang terus melangkah mendekati Putri, hingga gadis itu membentur pintu yang belum sempat terbuka.

"Kenapa, apa salah saya, sehingga anda mempermainkan hidup saya seperti ini." ujar Putri yang tak mampu lagi membendung air matanya.

"Tolong bebaskan saya, saya tidak mau disini!" lanjut Putri semakin terisak, membuat sisi lain dari diri Ben merasakan ngilu, dengan sikap istrinya itu.

Ada rasa tak rela, saat istrinya menginginkan kebebasan darinya, seolah ia adalah penjahat yang telah mengurungnya didalam rumahnya sendiri.

.

.

1
daroe
Hamidun
daroe
masih perawan 😄
daroe
hadeh istri yg mantan kakak, dan dicintai adiknya ini mah
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk
daroe
wehhh kampretttooo
nissa
hamil tu
nissa
semoga berbahagia putri
nissa
sirik bilangbu
nissa
cemburu baru tau
nissa
lah kan sudah suami istri
nissa
mantap
nissa
iya bener yang yang tu
nissa
aneh
nissa
giliran butuh aja ngajak
nissa
gak usah mau ri, suruh pergi aja sendiri
nissa
gak uusah mau put
nissa
bagus put kabur aja
nissa
mantap
nissa
lanjut
nissa
idih kok marah
nissa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!