⚠️ WARNING⚠️
KHUSUS DEWASA ➕
BANYAK ADEGAN BERBAHAYA
HARAP BACA DENGAN BIJAK!!
Namanya Virus, entah kenapa orang tuanya memberinya nama itu hingga menjadi bahan Bullyan. Dia pun menjadi pembunuh di usia mudanya, dikeluarkan dari sekolah dan ditakuti semua orang.
Hidup sebatang kara sejak kecil, kemudian besarnya menjadi seorang Pembunuh Bayaran. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang wanita yang harus dibunuhnya.
Apa yang akan Virus lakukan? Tetap membunuhnya atau menyelamatkannya? Apakah cintanya akan berakhir untuk wanita itu atau wanita lain yang lebih peduli padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkarnya Identitas
"Dimana dia?!" Seru seseorang berpakaian jas.
Moza di paksa berlutut dengan siku yang direntangkan dan tangan memegang kepala bagian belakang. Sementara Rachel di dudukkan di kursi dengan tangan diikat di belakang.
"Tidak ada yang bernama Virus disini, jikapun ada orang yang kemari, nama adalah Mike," jawab Moza.
Jawaban yang dilontarkan membuat pria berjas itu menghantam senapannya ke wajah Moza.
"Arrgggh," rintih wanita itu menahan sakit seraya memegang bibirnya yang mengeluarkan darah. Untung saja tidak membuat giginya rontok.
"Siapa yang menyuruhmu melepaskan tangan? Tetap pada posisimu!" Ujar pria itu seraya mengarahkan senapan panjangnya ke arah Moza. Moza menangis.
Rachel, ibunya ingin sekali menolong Moza namun ia harus tetap pada posisinya jika tidak ingin terkena pukulan atau tembakan.
Tiga pria mengobrak-abrik tas koper milik Virus yang ia tinggalkan di kamar Moza. Dan memeriksa seluruh isi kamar. Dan tiga pria lainnya memeriksa seluruh bagian rumah. Bukannya memeriksa dengan baik-baik tetapi mereka membuat seisi rumah itu berantakan.
"Barang itu tidak ada bos!" Seru salah satu pria yang mencari di kamar dan tiga pria yang mencari seisi rumah juga berkata hal yang sama.
"Arggh. Hey ku harap kau tidak menutupi kemana dia pergi! Sekarang cepat katakan, kemana Virus!" ucap pria yang bersenapan di samping Moza dan siap menembaknya saat itu juga.
Moza memejamkan matanya dia pasrah jika saat itu juga dia ditembak mati, Rachel berteriak dan memohon pada pria itu untuk tidak menembaknya. Terdengar bunyi pelatuk yang siap di tembak.
Brak
Seseorang mendobrak pintu masuk rumahnya. Terlihat sosok Virus di depan pintu itu, namun senapan itu berganti arah dan mulai menembaki Virus.
Virus melakukan melakukan salto hingga ke hadapan pria yang memukul Moza tadi. Kemudian ditendangnya senapan itu lalu dihantamkan tinju di bagian wajah dan perut. Hanya sekali pukul kedua bagian itu, pria bengis dihadapannya tumbang tak bernyawa.
Pria berjas lainnya mulai menembaki Virus. Lantas pria itu membawa Moza bersembunyi di tempat aman seraya mengambil senapan pria yang tumbang tadi.
Dor dor dor
Tiga pria terkena tembakan dan langsung ambruk entah mereka mati atau pingsan. Dua lainnya memilih menyerang dengan terus menembaki Virus hingga pelurunya habis dan satu orang berhasil kabur.
Virus mulai mendekat, ketika mereka kehabisan amunisi dan mencoba mengisi ulang senapan mereka.
Dor Dor
Keduanya langsung ditembak di bagian kaki. Mereka mengerang kesakitan. Kemudian Virus melontarkan sebuah pertanyaan.
"Siapa yang menyuruh kalian?" Tanya Virus
"Tidak ada yang menyuruh kami," ucap salah satu pria berjas itu.
Dor.
Virus menekan pelatuk yang membuatnya berakhir dengan kematian.
"Kau ingin seperti dia?" Tanya Virus
"Ka-kami disuruh Pria Mysterious. Dia tahu kau menukar formulanya dan juga kau tidak segera membunuh wanita itu. Tolong lepaskan aku, Aku akan mengatakan padanya jika kau telah mati," ucap pria itu.
Virus pun melepaskannya, ia pun berbalik dan ingin melepaskan ikatan Rachel.
Sementara itu orang yang kabur tadi telah ditangkap Andi. Andi mengendap di belakang pria yang kabur itu dan melilitkan kabel di lehernya.
"Jatuhkan senapan itu," ucap Andi.
Pria itu lalu menjatuhkan senapannya dan kemudian Andi menyetrum pria itu hingga pingsan. Ia membawanya masuk ke dalam dengan menyeretnya. Sementara itu kembali ke dalam rumah.
Dor
Virus melihat kearah penembak, Moza terlihat membawa pistol dan segera Virus melihat siapa pria yang ia tembak. Moza menembak pria yang Virus lepaskan tadi. Pria itu terkejut dengan perbuatan Moza. Kemudian Moza mengarahkan pistol kepada Virus.
"Siapa kau! Apakah kau bernama Virus?" Tanya Moza dengan nafas tersengal-sengal. Dan tubuhnya gemetar. Baru kali ini ia membunuh orang dan itu untuk kebenaran.
Virus merentangkan tangannya ke depan dengan jari yang melebar menyuruhnya tenang.
"Tenanglah, aku akan mengatakan semuanya," ucap Virus yang lalu mendekati Rachel dan membuka ikatannya.
Moza lalu menurunkan pistolnya, ia juga mendekati Ibunya yang terduduk terikat. Setelah Virus membuka ikatan Rachel, pria itu berlutut di hadapan wanita tua itu.
"Maafkan aku, gara-gara aku rumahmu menjadi berantakan dan kau harus melihat kejadian seperti ini. Maaf," ucap Virus tulus seraya menggenggam tangan Rachel.
"Aku memaafkan mu setiap manusia pasti memiliki kesalahan. Dan ku lihat kau bukan seseorang yang jahat? Awalnya aku melihat itu di matamu namun setelah mengenalmu beberapa hari ini, aku bisa memahami hatimu. Kau pasti kesulitan mencari perlindungan bukan?" Terka Rachel.
"Hey tolong aku membawa pria ini," ucap Andi yang membuat perbincangan mereka terpotong.
Pria itu lalu direbahkan di meja dan diikat di sekujur tubuhnya. Semua ini ide Andi dan dibantu oleh Virus.
"Aku akan membersihkan kekacauan ini, setelah itu aku janji akan menceritakan semuanya," ucap Virus pada Moza. Tetapi wanita itu hanya diam dengan kesal.
Lampu mereka mati dan hanya menyisakan lampu remang, Virus menyipitkan pandangannya dan melihat luka di samping bibir Moza.
"Kau terluka?" Tanya Virus seraya memegang rahang Moza.
"Tidak apa," ucap Moza seraya menepis tangan Virus.
Virus pun kemudian pergi dan segera membereskan mayat itu. Andi mengurus sisanya. Virus berhutang cerita tetapi ketika ia ingin bercerita. Rachel sudah tertidur akibat efek dari mengkonsumsi obat jantungnya dan beberapa obat untuk sakit yang ia rasakan.
Virus, Moza dan Andi berada di teras depan rumah. Virus mulai menceritakan pertemuannya dengan Diego. Moza tidak terima, wanita itu lantas mengeluarkan kata-kata buruk pada Virus.
"Kau, kau seorang pengecut!" Pekik Moza dan kata-kata itu menghujam menusuknya tajam ke hati Virus.
"Kalau kau salah kau harus berani menghadapi kesalahanmu itu. Bukan malah mencari orang untuk kau jadikan kambing hitam! Aku gak butuh uang itu! Aku butuh Diego. Hiks ...hiks ... Sekarang aku gak mau tahu, kau harus mengeluarkan Diego sekarang!" Ucap Moza dengan menarik kerah Virus dan berbicara keras padanya.
Moza melepaskan cengkeramannya dengan mendorong Virus pelan ke dinding. Virus menahan sakit pada bekas operasinya.
"Kau kenapa?" Tanya Moza yang merasa jika dia tidak keras mendorongnya lalu kenapa Virus terdengar seperti kesakitan.
"Dia baru saja di operasi bagian punggungnya untuk mengeluarkan benda yang mengancam keselamatannya. Dia terpaksa mengikuti semua keinginan pria misterius itu, jika tidak dialah yang terbunuh. Ini bukan masalah pengecut atau tidak," ujar Andi sementara Virus hanya diam.
"Aku akan ke Texas sekarang. Aku akan membawanya ke Nevada. Kau tenang saja," ucap Virus dan segera pergi tanpa memandang Moza.
Pria itu menganggap omongan Moza ada benarnya. Virus merasa bukan pria melainkan pengecut.
"Virus... kau bisa membawanya kembali setelah lukamu membaik," teriak Moza kemudian.
Namun Virus tak mendengar ucapan Moza, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Apakah ucapan ku terlalu kasar?" batin Moza.
siapa yang bekap mulut wasabi tuh 🏃🏻♀️
mataku ternodai 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️😂
banyak yang ingin aku katakan tapi masih nyangkut entah dimana karena pikiranku lagi ruwet 😄😄
pokoknya terima kasih ya 😙
malah sempet di cemburuin tuh