Luna Anatasya Gerraldy seorang mahasiswa semester akhir harus berusaha keras untuk mengikuti pendaftaran magang di sebuah perusahaan terbesar, di negeri ini.
Kisah cintanya dimulai saat bertemu dengan Reza Aditya Winajaya seorang CEO yang berstatus Single Daddy yang ternyata adik dari Dosen killernya. Segalanya berubah saat seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun memanggilnya 'Mommy' dan malah mengikat Luna dengan Reza semakin erat hingga keduanya saling jatuh cinta.
Bagaimana kisah keduanya saat tahu masalalu mereka seperti benang merah, yang dimana semua terasa mimpi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NOVIA IP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Restu
♥♥♥
Kata orang, bertemu orangtua pacar akan selalu dicecar oleh pertanyaan ini lah itu lah. Tapi berbeda dengan pria satu didepannya terlihat tenang dan tidak banyak bicara.
Mungkin mereka masih sibuk dengan hidangan dimeja.
Setelah acara makan selesai, ini kesempatan untuk mengobrol lebih banyak sambil menikmati makanan penutup.
"Kalian sudah berapa lama berhubungan?", tanya pria itu membidik Reza saksama.
"Belum lama Om, tapi aku serius sama Luna?", balas Reza cukup tenang, karena saat pertemuan tadi perasaannya sangat gugup. Seperti jantung berhenti berdetak dan aliran darah menjadi beku.
"Beneran kamu serius sama Luna?", tanya Gerraldy meyakinkan kembali pada pria yang terlihat sangat mencintai putrinya.
"Sangat serius, saya juga berniat segera melamar Luna secepatnya". kata Reza tanpa pandang bulu, karena memang ingin menjadikan Luna miliknya sebagai istrinya.
Luna terkejut.
Dan menoleh sekilas kearah kekasihnya, dan menatap lekat pada ayahnya yang terlihat santai tanpa ekspresi mendalam.
"Bagaimana sama kamu Luna?", tanya ayahnya mengejutkan Luna yang masih belum siap dengan pertanyaan ayahnya.
"Ah―apa, yah?". Luna tidak fokus.
Reza yang mengerutkan dahinya dan menyentuh lembut pangkalan tangan Luna.
"Kamu serius nggak, sama pilihan kamu?".
"Aku―serius juga kok". Jawab Luna meski terlihat ada keraguan dimatanya.
Gerraldy menatap penuh arti pada Luna, dia tidak tahu tapi yang pasti melihat dari sikap dan sorotan matanya seperti ada sesuatu yang membuat Luna memiliki keraguan terhadap Reza kekasihnya.
"Kalau memang begitu, kalian harus pikiran terlebih dahulu perasaan kalian, mantapkan dulu. Karena untuk melanjutkan kejenjang yang serius kedepannya, butuh kepercayaan satu sama lain. Pernikaha itu sesuatu yang sakral bukan main-main". Jelas Gerraldy.
"Iya", ucap keduanya hampir bersamaan.
"Ayah restuin kalian, karena ayah yakin Reza adalah pria yang bisa jagain kamu". Gerraldy dengan mantap memberikan restu pada mereka.
"Aku janji bahwa aku akan selalu jagain Luna dan nggak akan pernah sakitin anak Om". tungkas Reza.
"Om percaya sama kamu, bukan cuma janji tapi juga bukti kamu nggak akan sakitin dan tinggalin Luna".
"Siap Om".
Suasan yang tadinya terasa canggung mulai mencair dengan adanya gelak tawa dari kedua pria didepannya membuat Luna merasa tenang dan bahagia.
Untuk sesaat Luna kembali menghilangkan pikiran negatif terhadap Reza, mungkin tidak semua orang pria sama seperti pria masa lalunya yang berselingkuh dan mengkhianati cintanya.
"Kapan-kapan Om pengen ketemu anak kamu?", ucap Gerraldy memecahkan lamunan Luna, ia pun kembali fokus dengan perbincangan dua pria yang sudah akrab.
"Boleh Om, Biboy pasti senang". Sahut Reza girang.
"Namanya Biboy?"
"Ah, namanya sih Bimantara Reza Winajaya. Biboy itu nama panggilan sayang kita". Luna menimbrung percakapan kedua pria dihadapanya.
Gerraldy masih melongo tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Winajaya?", kata Gerraldy ulangnya.
"Kenapa Om?", Reza merasa aneh.
Reza maupun Luna menatap penasaran dengan pria dengan perawakan tinggi dan rambut putih yang sudah terlihat samar.
"Jangan bilang kamu anak si Galang curut itu, Ehm maksud saya, Galang Braham Winajaya SJC". Pria itu tetep tenang namun gugup menelan pelan salivanya.
"Om kenal sama ayah?", Reza semakin penasaran.
Berbeda dengan Luna ia benar-benar dibuat kejut dengan apa yang dia dengar, ada apa? Kenapa semuanya seperti sesuatu yang sudah diatur.
Semua begitu terurai cantik dengan dikehidupan Luna, bila ini drama apa ada sutradara yang mengucapkan 'Cut' atau ini dunia novel yang sering dikhayalkan Abel dan Rara.
Aneh.
"Kita ini Best Friend saat kuliah dulu diparis". Serunya menimba-nimba reaksi Reza yang terlihat terkejut. Dan tersenyum.
Hening.
"Kamu lupa dulu saya sama ayah kamu pernah mau jodohin kalian. Tadinya sih sama Alm. Anggi tapi karena berhubung anak pertama saya sudah menikah, Jadi kamu dijodohin sama Luna anak kedua, Om. Tapi kamu tolak mentah-mentah anak saya. Karena kamu sudah punya calon istri". Jelasnya.
Reza maupun Luna kaget.
Diam.
Tak berbicara.
Reza menelan kasar salivanya dan tak percaya, ternyata wanita yang dulu dijodohhkannya adalah Luna kekasihnya sekarang.
Ternyata dunia itu sempit.
Kenapa? Kenapa? Kenapa ini bisa terjadi.
Lisa
Luna
Perjodohan
Orangtua mereka
Kenapa semuanya berikatan. Kenapa?
Flash Back
Beberapa tahun sebelumnya,
"Kita mau ngapain sih kesini, saya banyak kerjaan", Reza kesal karena dipaksa untuk mengikuti acara makan malam dengan teman ayahnya, tepatnya acara perkenalan kedua putra-putri mereka.
"Diam disini. Ayah mau kamu kenalin sama anak teman Ayah, dan jangan coba kabur". Acam Galang bersidakep dengan tatapan tajam.
"Nggak, saya menolak dijodoh-jodohin sama siapapun". Sentak Reza, "Reza cinta sama Lisa". ucapnya.
"Dengarkan, bukan kamu sepakat kalau kamu tinggalin wanita itu. Kamu lupa?", Galang kesal dan sementara Yunita istrinya hanya bisa diam melihat pertingkaian ini karena percuma mereka tidak akan berhenti bila salah satunya menyerah.
"Saya masih ingat Bapak Galang yang terhormat, tapi anda juga tidak pernah membahas bila saya tinggalkan Lisa, tidak ada kesepakatan menerima perjodohan ini".
"Kamu―".
Reza hendak berdiri, tapi dengan cepat Galang menahan kencang tangan putranya agar tidak kabur.
"Lepasin tangan saya". Ronta Reza minta dilepaskan.
"Diam kamu jangan malu-malu kan ayah". Sentaknya.
"Saya tidak peduli". Reza berhasil melepaskan tangan dari cengkeraman ayahnya dan cepat meninggalkan mejanya.
"REZA", teriak ayahnya.
"Mas, Galang sudah jangan paksa anak kita dia sudah punya pilihan buat masa depannya, kita sebagai orang tua hanya mendukung anaknya". Yunita menenangkan dan menasehati suaminya.
"Diam saja! Kamu sebagai ibu harusnya bisa didik anak kamu dengan benar. Lihat hasil didikan kamu". Galang kesal dan marah.
Yunita hanya diam mendengarkan ocehan suaminya.
Reza terus berjalan tanpa menoleh dengan kemarahan yang cukup meluapkan emosinya, hawa panas keluar dari tubuhnya, dan pusing kepala membuat dirinya stres.
Dan tanpa permisi, Reza tak sengaja menabrakan seorang gadis muda terjatuh duduk didepanya meronta kesakitan dan kaget.
Masih memandang kesal, tidak merespon atau berbicara satu kata pun dimulutnya.
"Kalau jalan pake mata! bukan pake pantat". Sentak Reza meninggalkan gadis itu masih begong tak percaya mendengar ucapan kasar dari mulut pria dihadapannya, dan lagi pria itu tidak membantu ataupun meminta maaf padanya.
Dan Reza menghilang dan berlalu begitu saja.
"Sialan! Dasar cowok aneh, jalan ya pake kaki masa pake mata, idiot". Gerutu gadis itu, "Bukannya tolongin malah marah-marah. Pantat aku sakit lagi. Kampret". Sewotnya.
Seorang pria separuh baya menghampiri gadis itu dan membatu berdiri.
"Luna, kamu ngapain duduk dilantai. Udah gede jangan malu-maluin ayah". Kata pria itu.
"Luna tadi ditabrak orang aneh. Bukannya bantuin Luna malah kabur terus Luna diomelin sama dia. Kesel Luna, kesel. Luna mau pulang". Luna terisak dan manja pada ayahnya.
"Ayo bangun kita sudah ditungguin sama temannya ayah". Beritahunya.
"Nggak mau, Luna mau pulang. Luna nggak mood". Luna beranjak pergi meninggalkan ayahnya tanpa pikir panjang.
Sementara ayahnya hanya bisa diam melihat kepergian anaknya.
Flash Back End
"Saya masih belum percaya? Ini terlalu tiba-tiba. Maksud aku―". kata Reza terhenti.
"Om mengerti, bukan cuma kamu, Om sama Luna juga masih kaget nggak percaya". ujar Gerraldy.
Luna belum bisa bicara karena masih tidak bisa mencerna semuanya.
Selaman acara pertemuan itu, dengan biasanya Reza berubah dingin seperti kemarin. Tidak ada obrolan didalam mobil.
Hening.
Tidaknada dari Luna maupun Reza untuk membuka suara. Mereka benar-benar diam.
Seperti orang asing.
Rasa cemas terus Luna rasakan.
Dan saat sampai diunit apartemen Luna, Reza masih tetap diam.
Hanya kecupan kening singkat yang dia berikan dan senyum paksa yang terukir diwajah dinginnya. Gejolak hati Luna pun mulai beradu saat jantung dan darah berhasil membuat hatinya menangis.
Luna benar-benar bahwa Reza begitu marah, entah kenapa ia berpikir bahwa kejadian perpisahan dan meninggalnya Lisa akibat perjodohannya dulu yang dilontarkan oleh kedua orang tuanya.
Ia takut bila Reza meningggalkannya.
Disisi lain
Reza memejamkan mata mencoba tidur namun tak bisa. Kejadian tadi terlalu melekat jelas dipikarannya.
Perasaan yang harusnya ia dan Luna senang hari ini, malah menjadi masalah dihatinya. Terus terbesit semua kesalahanya saat meninggalkan Lisa, penyesalannya saat menerima kesepakatan dengan ayahnya.
Semua membuatnya pusing entah kenapa sekarang hatinya menjadi begitu bimbang.
Terbesit wajah kecewa Luna dipikirannya.
"Dasar bodoh! Harusnya aku nggak diamin Luna. Dia nggak tahu apa-apa". Gerutunya.
Reza pun bergegas turun dari kamarnya, namun ia sejenak melihat masuk kekamar anaknya yang tidur lelap karena kesibukanya Biboy harus ditinggal bersama baby sisternya dan merasa bersalah.
Dan meminta baby sister untuk menemani Biboy tidur dikamar karena Reza akan menemui Luna.
Ia pun melanjutkan tujuannya untuk menemui Luna kekasihnya karena tidak ingin bila diamnya Reza membuat wanita itu khawatir.
Setelah sampai didepan apartemen, masih diam dan ragu menekan bel didepan matanya.
Takut menggangu acara tidur Luna namun dia tidak bisa menunggu karena perasaanya begitu gelisah karena sikap bodohnya yang sudah membuat raut kecewa saat menghantarkannya keapartemen.
Tet! Tet!
Seorang wanita membuka pintu dengan pakaian piyama sutra berwarna hitam meletak ditubuhnya. Dengan wajah sembab terlihat jelas dimuka mulusnya dan tatapan sendu dan kaget dia espresikan saat kedatangan Reza yang tiba-tiba.
"Mas Reza", kata Luna serak habis menangis.
"Maafkan aku". Reza memeluk erat wanita dihadapannya dan membawa masuk tubuhnya kedalam apartemen masih melarai dalam pelukannya.
"Maaf kenapa?". Luna berbisik dekat tekuk leher Reza dengan tercium aroma mint dan maskulin ciri khasnya.
"Karena sikap aku tadi".
"Kamu sadar juga".
"Iyalah, maaf ya".
"Aku nggak mau didiemin lagi kayak tadi. Aku takut kamu bakalan tinggalin aku".
"Aku kan sudah janji nggak akan tinggalin kamu".
Merasa gemas dengan sikap manja Luna yang membuat Reza semakin ingin lebih bila bersama dirinya.
Reza mengendurkan pelukannya dan mencium bibir Luna tanpa permisi membuat wanita itu kaget. Ciuman cepat dan lumatan dalam membuat Luna kewalahan menyeimbangkan lamutan kekasihnya dan perlahan lahan ia bisa mengatur ritme ciuman yang Reza berikan gairah yang semakin lama semakin panas.
Keduanya mengatur napas kembali dan melanjutkan lagi aktifitas cumbuan mereka, Luna memengang lekuk leher Reza erat agar tidak terjatuh, dan juga Reza melingkarkan pinggang dan menempelkannya kedalam tubuhnya.
Luna melompat pada pelukan pria dihadapnya dan melingakari kakinya dipinggal Reza erat seperti sedang digendong, dengan rakus Reza mencium bibir Luna kehabisan napas.
Entah sejak kapan mereka sudah berada diranjang dan tetap dengan ciuman panasnya, ciuman itu semakin liar dimana Reza sudah mengecup dan memberikan kiss mark dileher jenjang Luna.
Tidak ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi Reza melepaskan ciumannya dari bibir Luna yang sudah terlihat bengkak karena ulahnya, dan mencium kening Luna pelan.
"Kita tidur aja yah, aku takut kelepasan". Bisik Reza masih menindih badan Luna.
"Dasar mesum". balas Luna merasa malu karena aktifitasnya tadi.
"Kamu yang duluan godain aku". belanya.
"Siapa yang godain, Mas Reza aja yang pikirannya kotor".
"Makanya, kita cepat nikah. Biar Halal". Goda Reza membuat Luna merona dan menutup wajahnya dengan tangan.
"Nggak sabaran".
"Aku itu cowok normal. Mau bukti?".
"Ih dasar mesum, sana pulang".
"Aku mau tidur disini, Biboy sudah aku titip baby sister".
"Awas jangan macam-macam, aku timpuk".
"Iya bawel".
Keduanya pun tidur lelap karena merasa lelah dengan semua aktifitas seharian ini. Semuanya terasa seperti mimpi untuk keduanya, bisa tidur berpelukan saat ini.
♥♥♥
dikoreksi lagi ya thor
menagis => menangis
berjakan => berjalan
calon suami => calon istri
Reza => bi
sedikir => sedikit