ketika cowo cuek jadi kang bucin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fransiska simanjuntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab#21
Sesampai di sekolah.... Lawra langsung pamit pada Devano tanpa memberitahu mau kemana.
Devano hanya mengiyakan dan langsung pergi ke kantin untuk menemui teman-temannya
bel sekolah berbunyi tanda akan memulai belajaran.
Devano dan teman-temannya langsung masuk ke kelas,
Devano mengerutkan dahinya melihat bangku Lawra kosong.
Devanopun menelfon Lawra, tapi.. Devano malah mendengar ponsel Lawra di atas meja tapi sang empunya ponsel tidak ada disana
Devano langsung berlari mencari di toilet karena takut kejadian hari lalu terulang kembali, sudut-sudut sekolah dan beberapa kelas tapi tidak ada..
"Lawra kamu dimana sih." ucap Devano dalam hati sambil mengusap wajahnya dengan gusar sambil berjalan menuju kelas karena melihat guru sudah berjalan menuju kelasnya juga..
namun dalam sekejap merasa tenang karena melihat sosok Lawra datang dari arah perpustakaan.
"Law.." panggil Devano
Lawra hanya menjawabnya dengan senyuman..
"dari mana?.. " Sembung Devano mengikuti Lawra menuju kelasnya.
"dari perpus...tadikan aku nggak bawa buku roster hari ini, jadi pinjam di perpus" ucap Lawra.
Devano terkekeh "iya juga yah" ucapnya..
"kenapa?" tanya Lawra melihat tingkah Devano..
belum sempat Devano menjawab, tiba-tiba seorang guru datang untuk memulai pelajaran.
semua murid diam memperhatikan pelajaran, tapi berbeda dengan Lawra.. Lawra menatap gurunya tapi pikirannya hanya pada ayahnya,
"kenapa ayah tidak pernah datang untuk melihatku lagi? bahkan uang jajan pun tak pernah ditransper lagi.. apa ada masalah ya.." batin Lawra.
"kenapa Law.. " tanya Devano membuyarkan Lamunan Lawra
Lawra hanya menggeleng
bel pulang sekolah berbunyi...
Lawra sudah membereskan buku aku dan tasnya kemudian hendak keluar diikuti oleh Devano yang selalu setia mengikutinya kemana pun.
Lawra diantar pulang oleh Devano dengan motor sport nya, di sepanjang perjalanan Lawra hanya diam.
Sesampai di rumah.. Lawra berterima kasih pada Devano dan langsung masuk rumah..
"selamat siang nek.. Lawra..."
ucapan Lawra terpotong saat melihat Rafa berada di disana bersama neneknya..
"selamat siang juga cucu nenek.." sambut neneknya sambil memeluk cucunya itu.
"nak Rafa..Lawra sudah datang, kalian bisa bicara disini..nenek pergi dulu" ucap nenek Lawra sambil berjalan ke kamarnya.
"iya nek.. makasih nekk.." balas Rafa ramah.
"ada apa?" tanya Lawra setelah melihat neneknya pergi dari ruangan itu.
dia mendudukkan dirinya di samping Rafa
tanpa menjawab pertanyaan dari Lawra, Rafa langsung memeluknya erat.
sontak Laura terkejut dan hendak menghempaskan tangan Rafa.
"jangan bergerak" ucap rapat tepat di ditelinga Lawra yang membuatnya merinding, karna nafas Rafa yang berhembus menerpa daun telinganya "tetap seperti ini" ucapnya mengeratkan pelukannya.
Lawra terdiam..
" Besok saya akan pergi ke kota New York, penerbangan pagi, ada yang harus aku selesaikan di sana, karena ada masalah cabang perusahaanku di sana...dan.."
"berapa lama?" tanya Lawra memotong ucapan Rafa tanpa menoleh pada Rafa yang masih memeluknya..
" mungkin 1 sampai 2 bulan..."
"ini.." ucap rafa sambil memberikan beberapa kartu ATM. " Jika kamu butuh sesuatu ambil saja.. pin kartunyanya adalah tanggal ulang tahunmu..
kamu jaga diri baik-baik.."ucap Rafa sambil mengelus rambut Lawra.
Lawra hanya menanggapinya dalam diam dan Rafa kembali memeluknya erat "rindukan aku yah.." lirih Rafa.
"kalau kamu kangen, kamu tinggal telfon saja" ucap Rafa.
pagipun datang..
jam 07.00 Lawra Keluar dari kamarnya mengenakan pakaian biasa.
"selamat pagi nek.."sapa Lawra pada neneknya.
"kenapa belum pakai seragam sekolah? cucu nenek nggak sekolah hari ini?.." tanya nenek Lawra
Lawra menggeleng
"tidak nek..
yuk semangt yuk up nya kak