NovelToon NovelToon
Nobis

Nobis

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11.9M
Nilai: 5
Nama Author: Anna

(Proses Revisi) Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Kaisar Wira Atmadja adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Itu semua sudah menjadi kebiasaannya.

Status sebagai cucu pemilik yayasan membuat Kai sangat ditakuti di sekolah. Siapapun yang mengganggu kesenangannya, dia yakin orang itu tidak akan selamat.

Kai tumbuh dewasa tanpa cinta. Baginya hidup ini hanya miliknya. Tidak peduli pada ayah, ibu ataupun teman-temannya. Kai hanya mencintai dirinya sendiri.

Namun... semua itu berubah saat seorang gadis kutu buku bernama Krystal menciumnya di tengah lapangan.

"Jadi pacar aku."

Adakah yang lebih mengerikan daripada menjadi kekasih seorang Kaisar Wira Atmadja?

Bagaimana caramu untuk merubah Iblis, menjadi Malaikat?

Non Nobis Solum

Kita diciptakan tidak untuk diri kita sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cewek Ajaib

NOBIS

Chap 20

Cerita Luna membuat Krystal sulit untuk berkonsentrasi selama tiga hari ini, dan selama itu pula dia belum lagi bertemu dengan Kai. Cowok itu mendadak absen dari sekolah bersama kedua temannya. Terakhir Krystal melihat Kai adalah saat cowok itu datang ke rumahnya tempo hari.

Bukan sesuatu yang penting untuk Krystal, namun entah mengapa ada perasaan aneh yang entah datang dari mana. Perasaan yang membuatnya berjalan tidak tentu arah hingga tiba-tiba dia merasakan ada sebuah mobil mewah berwana hitam berhenti tepat di depannya.

Satu orang berpakaian serba hitam turun dari sana dan membuka pintu penumpang di belakang. Krystal langsung terkejut saat melihat seseorang yang duduk di dalam sana.

*

"Gimana sekolah kamu?"

Krystal mendongkak, menatap kakek Wira yang duduk di depannya.

Suasana Coffee Shop hari itu tidak terlalu ramai. sebelumnya, kakek Wira mengajak Krystal untuk berbicara sebentar di dalam Coffee Shop dekat sekolahnya.

"Lancar, kek." Jawab Krystal dengan senyum sumringah.

"Kamu sudah bertemu dengan Kai?"

Krystal meremas jari tangannya yang berada di atas rok setelah mendengar nama Kai disebut. Satu nama itu yang membuat dia gelisah tiga hari ini, membuatnya tidak nyenyak saat tidur, dan membuatnya harus bolak-balik mengecek ke depan rumah berharap Kai datang menemuinya.

"Kalo sekarang ini Krystal belum lagi ketemu sama Kai, kek. Tapi, sebelumnya Kai datang ke rumah Krystal."

"Ke rumah kamu?" Jelas terlihat raut terkejut dari wajah kakek Wira. Krystal mengangguk. "Untuk apa dia ke sana?" Lanjut kakek dengan penasaran.

Kai bukanlah cowok yang datang ke sembarang tempat saat dia sedang ada masalah, apalagi jika itu menyangkut pertengkarannya dengan sang ayah. Kai bahkan mungkin tidak akan datang ke tempat kedua temannya. Lalu, adalah hal mengejutkan saat Krystal mengatakan jika Kai datang menemuinya.

"Hmm.. maaf, kek. Kai tidur di rumah Krystal." Ucapnya takut-takut. "Tapi kita nggak ngapa-ngapain kok, kek. Kai cuma tidur, abis itu dia pergi." Sanggah Krystal dengan gugup sembari mengibaskan kedua tangannya.

Kakek Wira yang melihat itu tersenyum geli. "Kakek percaya kok sama kamu, tapi kakek nggak percayanya sama Kai." Lalu terkekeh. "Kai cerita sesuatu sama kamu?"

"Cerita apa ya, kek?" Tanya Krystal bingung.

"Cerita kenapa dia ke rumah kamu."

Ditanya seperti itu sama kakek membuat Krystal salah tingkah. Bagaimana jika dia salah bicara dan kakek Wira menjadi salah sangka dengan hubungannya dan Kai. Karena, alasan yang kemarin Kai bilang adalah jika cowok itu membutuhkan dirinya.

"E-engga, kek.."

Kakek Wira terdiam sebentar. "Sebenarnya kemarin Kai bertengkar sama ayahnya. Apartemennya juga disita, kakek sebenarnya juga kaget saat tahu, dimana anak itu tidur kalo bukan di apartemennya."

Krystal meremas tangannya di atas lutut. Hal ini yang ingin dia ketahui sejak tiga hari lalu. "Kai ... gak tinggal di rumah, kek?"

Kakek menghela. "Kai sama Papanya itu sulit akur, mereka pernah bertengkar karena sesuatu hal, lalu tanpa sadar Papanya mengusir Kai dari rumah, karena keras kepala sampai sekarang Kai gak mau lagi tinggal di sana."

Krystal bisa melihat wajah kakek yang terlihat sendu saat menceritakan itu. Ia jadi tidak tega.

"Kakek mau dia balik lagi ke rumah, Krys." lirih pria paruh baya itu seraya menerawang jauh.

Menggengam tangan Kakek dengan lembut, Krystal lantas tersenyum. "Krystal akan bantu, kek."

• • •

Krystal mencium tangan kakek Wira sebelum pria tua itu masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Kamu yakin tidak ingin kakek antar?"

Krystal menggeleng. Sekarang mereka sudah berada di depan Coffee Shop yang tadi sempat menjadi tempat Krystal dan kakek Wira untuk berbicara.

"Nggak usah, kek. Krystal mau ke suatu tempat dulu." Tolaknya karena tidak ingin merepotkan kakek Wira.

Satu Pria berjas hitam membuka pintu mobil bagian belakang, Kakek Wira masuk ke dalamnya setelah pintu mobil dibuka.

"Kamu hati-hati di jalan, Krystal. Nanti kita bertemu lagi, ya."

"Iya, kek. Kakek juga hati-hati."

Krystal melambaikan tangannya saat mobil mewah berwarna hitam itu pergi dari hadapannya. Lalu menghela napas lega. Dia juga melemaskan bahunya karena merasa belum mendapat jawaban atas apa yang terjadi dengan perasaannya selama tiga hari belakangan ini.

"Krystal?"

Cewek itu langsung memutar badan saat mendengar sapaan seseorang dari balik punggunya. Krystal terlihat sangat kaget begitu menyadari siapa orang yang menyapanya barusan.

"Sean? Kamu ngapain di sini?"

Cowok itu tersenyum sambil mengangkat kantong plastik belanjaan yang ada di tangannya. "Lo mau pulang?" Tanya Sean.

"Hng.. iya."

"Bareng gue aja. Sekalian kita ngobrol." Ajaknya kemudian sambil tersenyum.

Krystal tidak menolak, karena jelas, pertemuannya dengan Sean adalah jalan lain untuk mengetahui dimana keberadaan Kai saat ini. Tidak mungkin Sean tidak mengetahuinya.

"Lo tadi ngapain di situ?" Tanya Sean sesaat setelah mobil yang dia kendarai melaju meninggalkan emperan toko.

"Hah? Aku?" Sean mengangguk. "Itu.. cuma lewat." Krystal memilih untuk merahasiakan pertemuannya dengan kakek Wira.

"Oh.."

"Kamu nggak sekolah?"

Sean tersenyum salah tingkah. "Yah.. ketauan deh gue bolos. Padahal udah sembunyi dengan baik."

Krystal tertawa di sebelahnya. Apa yang di maksud dengan bersembunyi jika cowok itu malah keluyuran di saat jam sekolah.

"Kamu sembunyi-sembunyi tapi keluyuran juga, sama aja bohong."

Mendengar kalimat Krystal membuat Sean menggaruk kepalanya sambil cengengesan. "Abisnya laper, jadi keluar cari makan deh."

Krystal diam sesaat. Cewek itu ragu untuk bertanya dimana Kai saat ini pada Sean, namun perasaan aneh di dalam dirinya memaksa Krystal untuk bertanya.

"Hmm.. Sean." Panggil Krystal pelan.

"Iya?" Sean yang fokus menyetir menengok ke arah Krystal sekilas.

"Aku boleh nanya nggak?"

Sean terkekeh, seolah sudah bisa menebak arah bicara Krystal. "Nanya Kai?"

Krystal terperangah begitu mendengar ucapan Sean yang tepat sasaran. Kini dia mendongak, menatap ke arah cowok yang berada di sebelahnya.

"Gue tau. Lo khawatir 'kan sama tuh anak monyet."

Krystal kembali menunduk, memilin ujung rok sekolahnya. "Kamu tau Kai dimana sekarang?"

"Pastilah.. mana bisa itu anak jauh-jauh dari gue." Sean kembali fokus pada jalanan di depannya. "Ini belok kanan apa kiri?"

"Kiri." Jawab Krystal lalu kembali pada topik pembicaraan mereka berdua. "Kamu bisa anterin aku ketemu sama dia?"

"Lo kangen?" Ledek Sean.

"E-enggak kok." Jawab Krystal gugup. "Aku cuma pengen tahu kenapa tiga hari ini dia nggak bimbingan." Itu adalah alasan kesekian yang Krystal miliki, dan alasan pertamanya karena dia khawatir dengan keadaan Kai.

"Malem ini lo sibuk?"

Krystal langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Nggak."

"Yaudah, jam 7 nanti gue jemput lo buat ketemu Kai."

Cewek itu tersenyum sumringah lalu mengangguk semangat. "Iya. Aku mau." Jawabnya cepat.

• • •

Tidak Kai, tidak juga Sean, kedua cowok itu memang sulit sekali menghargai waktu. Jam 7 yang Sean janjikan pada Krystal berubah menjadi jam 7 lewat 20 menit. Jika bukan karena Krystal membutuhkan bantuan cowok itu, mungkin dia lebih memilih untuk tidur di rumah ketimbang menunggui Sean di depan gang selama 20 menit.

"Sebelum ketemu Kai, kita beli baju dulu ya."

"Kamu mau beli baju?"

"Kita. Gue mau beli baju buat lo."

Mendengar itu tentu saja membuat kerutan dalam di dahi Krystal. "Baju aku ada banyak kok di rumah."

Sean terkekeh menanggapi kepolosan Krystal. "Bukan itu maksud gue. Lo mau ketemu Kai 'kan?" Krystal mengangguk. "Nah, Kai sekarang lagi ada di tempat yang nggak bisa sembarangan orang masuk. Maksud gue, baju lo harus diganti."

Krystal menunduk, meneliti pakaian yang melekat di tubuhnya. Kemeja kotak-kotak berwarna kuning dan celana jeans kumal yang sering dia gunakan untuk bekerja. Memang apa yang salah, Itu adalah baju terbaik yang ada di lemarinya.

Bertepatan dengan itu, Sean menghentikan mobilnya di depan salah satu toko pakaian berlantai tiga. Krystal berdiri di depan bangunan itu dengan kepala mengadah. Dia pernah sekali masuk ke dalam toko itu, hanya untuk mengantarkan pesanan ayam goreng. Barang-barang di toko itu semuanya serba mahal dan sangat tidak terjangkau untuk kaum sepertinya.

"Kamu nggak salah kita beli baju di sini?"

Sean mengedikan bahunya, lalu melangkah masuk dan diikuti oleh Krystal di belakangnya.

"Pilih yang lo suka." Ujar Sean begitu mereka sudah ada di dalam.

Krystal diam terkesima, apa yang harus dia pilih. Di depan sana banyak pilihan gaun berbagai model dan warna. Semuanya terlihat bagus dan mahal. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli gaun itu.

"Kok diem. Ayo pilih."

Cewek itu tersentak, lalu mengerjap-ngerjapkan matanya. "Jangan beli di sini ya, uang aku nggak akan cukup buat beli baju di sini. Mending kita ke pasar deh."

"Udah lo pilih aja, gue yang bayar nanti."

"Tapi-"

"Ada yang bisa saya bantu?" Pegawai dengan baju hitam putih menghampiri mereka.

"Mbak, tolong cariin baju buat temen saya ya." Sean mendorong pundak Krystal, membuat cewek itu mau tak mau melangkah ke depan.

"Baik. Silahkan ikuti saya." Krystal mengikuti pegawai wanita itu sambil sesekali menengok ke belakang, dimana Sean sedang berdiri sambil tersenyum.

Krystal memasuki lorong-lorong tempat gaun-gaun digantung, seorang pegawai wanita memberikan salah satu mini dress untuk Krystal coba, cewek itu menarik label harga  yang tersemat di bagian lehernya dan sangat terkejut saat mengetahui harganya.

Krystal kembali pada Sean. "Kita beli di pasar aja ya."

"Kenapa lagi?" Tanya Sean bingung.

"Harganya tujuh ratus ribu. Itu seharga gaji aku sebulan."

"Lo nggak usah pikirin harga, gue yang bayar kok."

"Nggak mau. Kamu jangan boros-boros uang. Masa harga satu potong baju segitu mahalnya. Kalo di pasar aku bisa dapet tujuh baju. Nggak kalah bagus kok."

Sean terkekeh sekaligus menggelengkan kepalanya frustasi. Jadi seperti ini perasaan Kai saat bersama Krystal. Pantas Kai selalu mengeluh tentangnya, tenyata cewek ini begitu ajaib.

"Udah nggak ada waktu buat ke pasar. Yaudah gue aja yang pilih."

Sean memilih satu mini dress berwarna hitam yang melekat pas di tubuh Krystal. Dia juga tidak lupa untuk meminta pegawai di tempat itu untuk memberikan polesan pada wajah dan juga rambut Krystal.

• • •

"Gue bosen banget ngeliatin lo dari tadi ngegambar mulu." Kai tidak menggubris ucapan Chandra barusan. Cowok itu masih asik menggambar sesuatu di atas bukunya.

"Ini klub malem, men! Cari cewek sono, nih gue kasih ****** gratis." Chandra melempar satu bungkus ****** ke arah Kai dan terjatuh tepat di atas buku gambar cowok itu.

"Lo bisa diem nggak!" Kai membuang bungkusan itu sembarang.

"Buset.. galak banget lo kayak om-om yang udah lama nggak orgasmee." Ledek Chandra.

Kai masih acuh sambil menggoreskan pensil di atas buku gambarnya. Bertepatan dengan itu, Sean datang menghampiri kedua temannya.

"Wohoo..." teriak Sean yang membuat Kai melirik sebentar ke arahnya, lalu kembali sibuk pada buku gambarnya. "Gue bawa sesuatu buat Kai."

Cowok yang disebut namanya masih acuh dan memilih untuk tidak peduli. Karena dia tahu, tidak ada yang menarik dari ucapan kedua temannya.

"Tayi! Dari mana aja lo, jam segini baru dateng." Sahut Chandra.

"Abis mungut cewek di jalan." Sean melangkah menghampiri Kai dan melihat kesibukan yang sedang dilakukan oleh temannya itu. "Yaelah, bro.. masih aja lo ngegambar. Udah istirahat dulu, tuh gue bawain cewek."

"Lo serius nemu cewek?" Tanya Chandra antusias.

"Iya. Cakep banget.. beuhhh.. body-nya apalagi."

Kai tersenyum miring. Tidak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya. Dia merasa jika otak kedua temannya memang cuma ada cewek dan ****** saja. Karena, jika menyangkut kedua hal itu, mereka akan cepat berpikir.

"Bo'ong kan lo?" Chandra mencibir.

"Gue serius. Tuh ceweknya di bawah. Mau lihat nggak lo." Angguk Chandra cepat dan langsung menuju pembatas lantai.

Awalnya Chandra tidak mengenali sosok itu, namun semakin diperhatikan, wajahnya serasa tidak asing. Lalu ketika menyadarinya, senyuman jenaka pun mulai tercetak di wajah konyolnya.

"*****! Nemu dimana ***?"

Sean tersenyum jahil ke arah Chandra, lalu matanya mulai melirik ke arah Kai. Cowok itu mempunyai sebuah rencana yang tidak di ketahui oleh Kai dan Chandra, namun selepas melihat siapa cewek yang dibawa Sean ke sana, Chandra mulai memahami maksud Sean barusan.

"Kai.. lo seriusan nggak mau?" Tanya Sean penuh ejekan.

"Buat lo aja, gue nggak minat." Ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Nyesel, ****** lo!" Sambar Chandra. "Gue itung sampe tiga, lo kaga turun, serius si Krystal gue embat."

Mendengar nama Krystal disebut, mata Kai mendelik sempurna. Lalu pandangannya beralih ke arah Sean.

"Hehe.." Sean menyengir tanpa dosa. "Doi yang minta diajak."

Tanpa berpikir dua kali. Kai segera berjalan menuju pembatas, berdiri di sana untuk memastikan jika cewek yang dibawa Sean bukanlah Krystal.

Namun saat pandangannya menjelajah lantai bawah, matanya menangkap sosok yang tidak asing lagi untuknya, hanya berbeda dari pakaian dan juga riasan di wajah.

"*******! Lo apain dia, tayi!" Teriak Kai kesal.

(Anggap Krystal kaya gini ya dandanannya)

• • •

Hai genks!! ... terima kasih sudah membaca cerita ini.

Jangan lupa ya tekan Like, dan beri komentar. Kalau kalian suka dengan cerita yang aku buat, tolong beri rating bintang lima nya yaa..

terima kasih buat kalian yang sudah mendukung saya membuat cerita ini...

salam sayang,

anna ❤❤❤

1
scoup
kerenn
Enny Na70
lagi rindu ma kai dan kristal, dh beberapa kalinya D baca👍👍👍
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
baca ulang
Yanni Santoso
duh author aq nyesek banget ikutan nyesek baca bab ini
Air
Luar biasa
Yulie Anti
halo aku dari 2025😁 kangen sama kaisar
Feny Kurniawati: sama kakak...😀nyari2 judul e..wkwk...dan memang novel baru bikin bosen.wkwkw
total 1 replies
Shee
pokoknya wajib baca novel ini, bagus ceritanya kosa katanya mudah di pahami
Ningning
bikin baper😍
Nitya Pradnyani
Luar biasa
Ahla Nayla
kisah yg plg buat aq nyesek..krn crtanya gntung.. bca brkali² pun gk kan bosan
Aisyah Pratama
belum bisa move on dari nobis,,,
sdh tidak terhitung berapa kali sudah membacanya... keren banget ceritanya
rian silviani
ending nybikin patah hati banget ya ampun 😭
Murni Asih
ka Anna kata2 nya Jd bikin sy pengen SMA lg.....
bunga cinta
salah satu karya yang luar biasa
Azaria Dwi
Luar biasa
Jeissi
kevin terlalu pengecut
Julia Rosdiana Dewi
Luar biasa
Neng Raishanum
Lumayan
Neng Raishanum
Biasa
Niaq HabibieShop
baru mampir dan ceritanya seenak ini😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!