Anak Genius: Jadilah Ayahku, Tuan Presdir

Nathan terkejut melihat anak yang di dalam foto sekarang berhadapan dengannya, mereka saling menatap satu sama lain.

"Bagaimana kalian bisa berada di sini? " introgasi Nathan dengan dingin.

"Mengikutimu," ucap Al dan El yang kompak.

"Dan bagaimana cara kalian masuk di mansion yang di jaga dengan sangat ketat? " Nathan memasukkan tangannya di dalam kantong celana sembari menatap tersangka.

"Heh, itu sangat mudah. Keamanan istana ini sangat payah, bahkan dengan mudahnya kami masuk, " jawab El juga menatap Nathan dengan raut wajah yang sama dengannya. Tatapan elang milik Nathan, tak membuat nyali twins L takut, mereka malah membalasnya.

"Katakan padaku, apa kalian melakukan konspirasi untuk keluaga Wijaya, dan siapa dalangnya, " Nathan menginterogasi layaknya polisi.

"Tidak, kami hanya bermain, dan kami tertarik dengan mobilmu dan masuk kedalam, " ujar Al.

"Jangan bilang jika kamarku dan tempat penyimpanan cemilan berantakan kerena ulah kalian. "

" Hanya bermain-main " singkat Al.

"Berani sekali kalian memasuki ruang pribadiku. " Nathan mengeraskan rahangnya.

"Aku menyukai pistol ini, apa aku boleh memilikinya? " ujar El dengan polos sembari mengelus pistol Desert Eagle.

"Kemarikan, ini pistol kesayanganku. Aku akan menggantikan dengan pistolan air untukmu, " Nathan merampas dari tangan El.

"Dasar pelit, pantas saja kau kaya. Kekayaan mu berasal dari sifat pelit itu. " sewot El.

"Jangan mengomentari ku, ayo ikut dengan ku, " ucap Nathan yang ingin menjauhkan twins L dari tempat latihan tembaknya.

"Tidak, " sahut twins L dengan kompak.

Terpaksa Nathan menggendong Al dan El layaknya karung beras, twins L berusaha memberontak membuat suasana di mension menjadi ramai. Novi dan Naina yang sedang menonton tv, melihat Nathan yang menggendong dua anak kecil di bahunya.

"Hei paman, lepaskan kami, " ucap Al yang memukul punggung Nathan.

Novi dan Naina berjalan mendekati Nathan, "apa yang terjadi? siapa kedua anak kecil ini? " ucap Novi.

"Oh tuhan, apa kakak menculik mereka? " tambah Naina yang membekap mulutnya sendiri.

Al dan El saling menatap dan tersenyum smirk, "huaa.... hua....tante tolong kami, paman ini ingin menyiksa kami huaaaa, " El memulai drama dengan menangis.

"Apa? kenapa kamu ingin menyiksa mereka, mama perintahkan, cepat turunkan anak itu, " titah Novi membuat Nathan menghela nafas dengan kasar.

"Ck, pintar sekali dia berakting. Aku ingin tau siapa ayahnya, dan aku akan mengajari ayahnya agar merubah kebiasaan buruk si kembar, " batinnya menurunkan Twins L di punggungnya.

Nathan merasa jengkel dengan suara tangisan si kembar, "bisakah kalian diam? kalian membuat aku pusing, " bentak Nathan.

Bukannya diam, twins L malah menangis sejadi-jadinya, dan memeluk Novi yang hanya sebatas pinggangnya untuk mencari dukungan.

"Hua....paman itu memarahi kami hua...." Al mengambil tisu dan mengelap ingusnya, membuat Nathan menjadi jijik. Al yang mengetahuinya, dengan sengaja melempar tisu bekas ingus nya mengenai pipi Nathan.

"Oh shitt, kalian sangat keterlaluan. Ayo keluar dari mansion ini, CEPAT!" Nathan menjentik-jentikan jarinya untuk mengusir twins L.

"Nathan, jangan galak sama anak kecil, " ucap Novi yang kasihan melihat twins L yang menangis.

"Kalian sangat tampan, nama kalian siapa?" Naina menoel pipi twins L dengan gemas sembari menyamakan tingginya.

"Aku Al dan ini adikku El, " ucap Al.

****

Sementara Dita dan Bara mencari Twins L dan melaporkan ke kantor polisi.

"Bagaimana ini? twins L masih belum di temukan, " ucap Dita yang menangis di bahu Bara.

"Tenangkan dirimu, " jawab Bara yang mengusap air mata yang berhasil lolos di pipi Dita.

"Bagaimana jika mereka mengalami kesulitan, " Dita terus saja menangis membuat Bara kelimpungan.

"Udah jangan nangis lagi, aku sudah meminta bantuan pada temanku yang bekerja sebagai polisi. Dia sudah menindaklanjuti kasus ini. "

"Aku ibu yang sangat buruk hiks....hiks."

"ini minumlah, agar kamu sedikit tenang, " tawar Bara yang memberikan Dita segelas air, Dita meneguk segelas air dan menghabiskannya.

****

"Papa pulang, " ucap Wijaya dari balik pintu, langkah kaki yang besar, masuk kedalam mansion.

"Papa, tumben pulang nya cepat?" Naina memiringkan kepalanya.

"Papa sengaja pulang lebih cepat, " Wijaya menatap dua anak kembar dengan penasaran. Novi yang mengerti dengan kebingungan Suaminya dan ingin memperkenalkan kedua anak kembar itu. Tapi twins L lebih dulu mendekati Wijaya dengan wajah yang sangat menggemaskan.

Al dan El menyalim dengan sopan tangan Wijaya, "Nama saya Al, Opah. "

"Dan saya El, " Mereka salim secara bergantian membuat Wijaya terharu, apalagi saat Al memanggilnya dengan sebutan Opah.

Wijaya menggendong twins L dan mendudukan di atas pangkuannya, "ayo jelaskan tentang kalian. "

Nathan menatap twins L menyelidik, sedangkan yang di tatap hanya acuh tak acuh.

"Begini opa, kami tadi hanya bermain-main dan tak sengaja masuk kedalam mobil paman galak itu, " tunjuk Al membuat Nathan geram.

"Benarkah? lalu? " tanya Wijaya penasaran.

"Kami tidak tau jika mobilnya berjalan dan membawa kami ke istana ini, dan paman galak itu memarahi kami" tambah El berakting sedih.

"Ck, kalian membuat aku kesal dengan memberantakan kamarku dan juga penyimpanan makanan, " ketus Nathan.

"Lantas, dimana kesalahan kami? kami hanya anak kecil yang kelaparan, " ucap Al bersedih membuat seluruh keluarga Wijaya menatap twins L dengan prihatin.

"Darimana anak kecil itu belajar berbohong, jika saja tidak ada Papa dan Mama, sudah dari tadi aku tendang bokong kedua kurcaci itu, " batin Nathan.

Sikap twins L yang menggemaskan membuat seluruh anggota keluarga Wijaya menyukai mereka terkecuali Nathan yang menatap twins L yang mengibarkan bendera perang. Al dan El yang sangat genius dan juga pintar berbicara membuat tempat di hati semua orang.

Dita sangat terpukul dengan hilangnya twins L, dia menatap foto album anak-anaknya. Untuk mengurangi kerinduan yang sangat terdalam baginya, padahal Al dan El menghilang belum genap sehari.

"Siapa nama orang tuan kalian? " ucap Wijaya.

"Ibuku bernama Dita dan aku tidak memiliki ayah tapi papa Bara. "

"Dita yang desainer pemilik L boutique itu? " sambung Novi dan twins L mengangguk.

"Itu Ibuku, " jawab mereka kompak.

"Dimana ayah mu? " tanya Naina yang tertarik dengan identitas twins L.

"Kami tidak pernah melihat ayah, kami hanya memiliki papa Bara yang sangat menyayangi kami, " curhat Al yang sedih.

"Aku mengenal ibu kalian, dia juga mengatakan jika dia belum menikah, " sahut Novi yang ikut duduk di sampingnya.

"Dia hanya ayah angkat, ibu tidak pernah menikah. "

"Malang sekali kalian. Kita ubah situasi ini, bagaimana kalau kita makan dulu? " ajak Novi.

Dengan semangat 45 membuat twins L melupakan kesedihan nya, "ayo, kebetulan perut kecilku minta di isi, " sahut El.

Novi menyuapi twins L secara bergantian, entah mengapa dia begitu cepat menyayangi Al dan El.