NovelToon NovelToon
PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dokter / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Hamil di luar nikah
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Ada Rasaku

Tiga tahun yang penuh perjuangan, Cathrine Haryono, seorang gadis desa yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang Manager Penjualan Perusahaan Top Global dan memimpin puluhan orang dalam timnya menuju kesuksesan, harus menerima kenyataan pahit yang enggan dia terima, bahkan sampai saat ini.

Ketika kesempatan menuju mimpinya di depan mata, tak sabar menanti kehidupan kampus. Hari itu, seorang pria berusia 29 tahun, melakukan sesuatu yang menghancurkan segalanya.

Indra Abraham Nugraha, seorang dokter spesialis penyakit dalam, memaksa gadis berusia 18 tahun itu, menjalani takdir yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.

Pria yang berstatus suaminya sekarang, membuatnya kehilangan banyak hal penting dalam hidupnya, termasuk dirinya sendiri. Catherine tidak menyerah, dia terus berjuang walaupun berkali-kali tumbang.

Indra, seseorang yang juga mengenyam pendidikan psikolog, justru menjadi penyebab, Cathrine menderita gangguan jiwa, PTSD dengan Skizofrenia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ada Rasaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 | Cincin Kawin Cathrine

Indra mengangkat tangan kirinya, menutupi cahaya lampu yang menerpa wajah. Matanya memerah, dia mengamati cincin kawin itu, di mana sepasang lagi telah menjadi abu dan lenyap mengudara. Catherine menghancurkan cincin kawinnya dengan amarah yang meledak-ledak, mengutukinya mati dan berkali-kali menghancurkan barang-barang rumah.

Menggusap lembut cicin kawinnya, seraya membayangkan sosok Catherine pada saat pertemuan pertama mereka.

"Mah ..."

Pada ingar-bingar festival kuliner Indonesia di sebuah mall, tawa lepas dan senyum bebas gadis berpakaian penuh warna yang saling tabrakan itu, menjadi awal rasa penasaran dan ketertarikan Indra kepada Catherine. Kini dia bukan yang dulu, atau mungkin kehilangan dirinya yang nyentrik, cerewet, serta tukang lawak karena keegoisannya.

Setelah menyelesaikan pekerjaan, merapikan meja dan mandi setelah itu berganti pakaian kasual. Indra bergegas menuju basement dan menemukan mobil Alphard hitam hasil usahanya.

Tiba depan parkiran kendaraannya, Indra merogoh kunci dengan gantungan usang botol minuman warna-warni yang dilelehkan.

"Indra?!"

Terperanjat. Kunci mobil jatuh.

"Indra bukan, sih?!" Suara perempuan di belakangnya.

Indra berbalik, dan kaget lagi. Kepala wanita itu dekat sekali, dan riasan badut yang belum sepenuhnya bersih. Wanita itu berjongkok dan mengambil kunci mobil, lalu meraih tangan Indra dan memberikannya.

"Eh, bentar! Ini beneran kunci mobil lu, kan?" Indra mengangguk, masih keheranan siapa dia ...

"Etdah, ngapain tutup botol rongsokan dijadin gantungan kunci mobil? Ngga ada kerjaan banget," ledeknya, yang agak familiar.

Gadis yang agak mirip Rina Nose itu, selesai mengomentari gantungan kunci dan penampilannya, lantas menatap langsung ke Indra yang masih menebak-nebak siapa dia ...

Gadis itu menontok dahinya sambil memasang wajah julid, "Dih, kebangetan! Udah sukses, ngerasa ga selevel lagi sama gue?"

"Ngga inget dulu lu pernah ke rumah gue pas istirahat pertama, buat pinjem celana OSIS bekas abang gue, gegara celana lu robek gede banget sampe sempak Batman lu keliatan?" ujarnya, heran karena lelaki itu tidak ingat dan mengenalinya lagi.

Seorang lelaki cungkring yang mengenakan kaos dan celana pendek hitam, menghampiri.

"Woi, buru! Ini mama gue nelpon, anak lu tantrum lagi katanya ... Selesai belom urusan lu sama dia?"

Tangannya menunjukkan bahwa telepon WA sedang bersambung, suara tangisan disertai teriakan anak perempuan dan kepanikan kakek-neneknya terdengar.

"Iye iye, itu anak lu juga keles! Gue nyebat bentar di luar, sama nyari buah potong yang dia pengen, eh nangis lagi."

Pasutri itu kemudian meninggalkan Indra, masuk bersamaan ke rumah sakit. Indra yang memperhatikan sedari tadi, sulit menemukan nama atau petunjuk mengenai gadis itu, tetapi rasanya akrab ...

"Dia siapa, yah? Kok familiar? Wajah sama caranya ngomong, kaya ga asing di telingaku. Kok rasanya akrab banget, yah?" bingung Indra, " ... Nanti cari tahu deh!"

Indri pun masuk mobil, meninggalkan basement menuju ke rumahnya. Hatinya agak tenang setelah mengetahui dari Bi Sumi bahwa Catherine sudah pulang dan sekarang tertidur pulas tanpa mandi atau sekadar menghapus riasan dan berganti pakaian.

"Syukurlah, setidaknya Mamah baik-baik saja ... " gumamnya tersenyum sayang.

Mobil Alphard hitam itu pun masuk ke pekarangan rumah, setelah Pak Purnomo, Satpam yang menjaga di rumahnya, menggeser gerbang. Indra turun dari mobil, membawa banyak sekali barang bawaan, persis para cewek yang hobi belanja, matanya kalap saat di mall-mall saat pegang duit banyak.

Bi Sumi yang tengah menyapu, langsung menyambut Indra. Saat hendak membantunya, pria itu menolak halus dan langsung bergegas ke kamar di lantai dua. Dari membuka pintu, berjalan dan menaruh barang-barang yang Indra beli, dia melakukan itu semua dengan hati-hati dan pelan, takut membangunkan istrinya.

"Capek banget, ya, Mah, di tempat kerja hari ini?" lirih Indra, membopong pelan tubuh istrinya, memposisikan supaya tidur Cathrine tidak tengkurap.

Samar-samar noda make up, membekas di seprei ranjang yang berwarna putih, tempat wajah Cathrine tadi. Memandangi fitur rupa istrinya, Indra tersenyum hangat. Jemarinya meminggirkan helaian rambut yang menempel pada muka Cathrine, dengan telaten.

Di tengah cahaya yang remang, dinginnya malam, siluet tubuh atletis seorang pria tengah sibuk melucuti setelan kantor, pakaian dalam dan melepas hak tingginya, lalu memakaikan gaun tidur bertali.

Indra berkutat membersihkan wajah Cathrine, sampai wajahnya steril dan melakukan step demi step perawatan wajah malam sebelum tidur, yang biasa dia amati sembari menunggu istrinya naik ke ranjang. Gerakannya lembut sekali, dan sorot mata bersinar sayang.

Kini tinggal melakukan perawatan tubuh.

"..."

Gerakan Indra terjeda, saat jemari kirinya menggenggam tangan kiri Cathrine. Tidak ada cincin kawin yang semestinya bertengger di jari manisnya, hal ini menjadi semacam duri dalam hatinya ...

Mereka berdua lantas tidur pulas, mengistirahatkan pikiran dan tubuh mereka setelah seharian penuh berada dibawah tuntutan pekerjaannya masing-masing.

***

Alphard Hitam (Mobil Indra)

1
Ada Rasaku
Ga usah plagiat/ATM, gunain otakmu sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!