"Pernikahan adalah aliansi bisnis yang dingin. Tapi, apa jadinya jika salah satu pihak ternyata membawa bibit kekacauan dan, yah, bidikan yang tepat sasaran?"
Baby Lily (20 tahun) dinikahi oleh Robert Lewandowski (30 tahun), seorang CEO beku yang tak punya waktu untuk emosi, apalagi cinta. Pernikahan mereka murni aliansi keluarga dan bagi Robert, Lily adalah gadis kecil yang tentunya bisa dia bodohi .
Sayangnya, Robert tidak tahu bahwa ia menikahi gadis yang memiliki kecenderungan nakal, imajinasi liar, dan keyakinan kuat bahwa ia adalah seorang "pembidik Cinta yang handal".
Merasa frustrasi dengan sikap dingin suaminya, Lily memutuskan untuk mengubah permainan. Ia tidak akan pasrah pada pernikahan tanpa hati.
Yuk baca☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Tidak mungkin
Jam makan siang Lily pergi ke kantin dan makan bersama para karyawan karena sejak Lily ngotot pengen jadi asisten Robert membuat Lily diperlakukan sama seperti karyawan pada umumnya.
Itu adalah resiko yang harus Lily dapatkan jika ngotot dan tidak mau mendengarkan ucapan seorang Robert yang sangat tegas .
" Wahhhh, ternyata makanan disini enak-enak ya " senang Lily yang ikut antri menunggu giliran nya di pantry.
" Asisten Lily sepertinya kamu sudah bosan hidup enak " geleng kepala mereka melihat Lily yang sangat excited hanya untuk makan di kantin karyawan.
" Ayo cepat kak , aku lapar " kata Lily yang sama sekali tidak pandang bulu bahkan dia juga ikut duduk dan makan bersama karyawan.
" Asisten Lily, kami berpikir kamu sangat sombong rupanya Asik " senang mereka ketika tau ternyata Lily adalah orang yang ramah .
" Yang sombong mah pak Robert" ucap Lily to the poin.
" Asisten Lily " mereka semua memanggil Lily dengan suara gemetaran ketika melihat ternyata Robert datang ke kantin bersama beberapa bodyguard nya .
Lily masih lanjut makan karena lapar " Besok aku minta pak Robert buat majukan jam makan siang lebih awal " kata Lily lagi yang sudah merasa lapar karena menunggu jam makan siang .
" Lily mengapa makan di kantin , ikut aku keruangan " ucap Robert yang memang memerintahkan untuk Lily diperlakukan sama seperti karyawan tapi bukan berarti dia harus makan di kantin karyawan juga .
" Aku lapar " kata Lily yang berpikir Robert melarang nya makan .
" Iya, kita makan diruangan ku " ucap Robert memegang tangan Lily .
" Aku makan disini saja sama," belum selesai Lily bicara Robert sudah mengangkat lalu menggendong nya dengan sebelah tangan.
" Bandel ya " ucap Robert berjalan membawa Lily pergi keluar dari kantin tidak peduli dengan tatapan orang-orang disekitar mereka.
" Mengapa makan di kantin kamu tidak ingin makan bersamaku ?" tanya Robert menurunkan Lily begitu masuk kedalam lift .
" Kan aku karyawan jadi makan di kantin " ucap Lily yang tidak mengerti apa yang membuat Robert marah .
" kamu adalah asisten pribadi ku jadi makan bersama ku " ucap Robert yang bahkan tidak suka melihat Lily duduk bersama karyawan yang lain .
" Tapi kata Om aku diperlakukan sama seperti karyawan lain terus kenapa makan di kantin nggak boleh " heran Lily yang tidak merasa terhina juga malah senang makan di kantin .
" Itu karena kamu adalah istriku , kita harus makan bersama " ucap Robert segera keluar begitu Lift terbuka .
" Haaaaa, kalau gitu minimal suapi lah " kata Lily ikut masuk kedalam ruangan bersama Robert.
" Lily aku sudah lelah dengan pekerjaan ku , jangan membuat aku semakin lelah dengan sikap kamu yang seperti anak kecil " ucap Robert duduk disofa dimana sudah ada beberapa hidangan untuk mereka.
" Makan sekarang" ucap Robert membuka plastik penutup hidangan lalu memberikan satu pada Lily .
" Mmmm, nggak mau " kata Lily memangku kedua tangannya.
" Ohhhh , tuhan " Akhirnya Robert menyuapi Lily yang benar-benar tidak mau makan jika tidak disuapi .
Mereka makan dengan tenang tanpa ada yang memulai pembicaraan antara mereka sampai ponsel Lily bergetar beberapa kali mengalihkan perhatian mereka .
" Siapa?" tanya Robert begitu melihat Lily membaca pesan itu .
" Perasaan aku nggak pernah nanya siapa yang menghubungi Om" ucap Lily mengangkat sebelah alisnya.
" Lily katakan siapa?" ucap Robert berhenti makan .
" Pak Doni lo, manajer keuangan ngirim laporan, Om cemburuan amat " tawa Lily melihat ekspresi wajah Robert.
" Siapa juga yang cemburu aku hanya ingin tau siapa yang mengirimi asisten ku pesan " ketus Robert berjalan menuju kamar mandi setelah selesai makan .
" Asisten apa istri ?" goda Lily .
" Diam kamu " ucap Robert menutup pintu kamar mandi .
" Hallo sayang " kata Lily tiba-tiba membuat Robert yang baru menutup pintu kembali membukanya dan menatap Lily tajam .
" Apa sih Om, aku kan cuma latihan aja manggil sayang siapa tau nanti sewaktu-waktu aku punya pacar " kata Lily dengan wajah tanpa dosa nya .
" Siapkan segera laporan yang aku berikan tadi pagi , 10 menit lagi aku ingin memeriksanya" perintah Robert.
" Baik pak Robert " kata Lily yang langsung keluar jiwa profesional nya .
7 menit berlalu Lily sudah mengantar berkas yang Robert minta kemeja " Ini berkasnya pak " ucap Lily dengan senyum manisnya.
" Bagus, semakin hari semakin cepat juga kamu kerja " puas Robert membaca laporan yang Lily berikan .
" Ada lagi yang harus aku kerjakan?" tanya Lily pada Robert.
" Untuk saat ini belum ada " ucap Robert.
" Baiklah, berarti boleh tidur " ucap Lily dengan sangat senang .
" Lily kamu membawa selimut?" pertanyaan Robert melihat Lily yang mengeluarkan selimut kecil dari tas nya .
" Iya, biar tidur makin enak " ucap Lily menaikkan kedua kakinya keatas meja dan tidur setelah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut .
Beberapa saat kemudian Lily benar-benar tertidur dalam posisi seperti itu membuat Robert menarik nafas berkali-kali melihatnya.
" Permisi pak Robert ini dokumen nya " ucap Roy begitu diizinkan masuk .
Roy hanya mengulum senyum melihat Lily yang tidur di mejanya dengan gaya begitu santai .
" Roy katakan padaku bagaimana cara membuat dia berhenti kerja ?" ucap Robert menarik nafas berat .
" Sulit pak Robert, Nona Lily selalu bisa melewati setiap tantangan yang kita berikan sehingga dia tetap merasa nyaman bekerja " suara kecil Roy .
" Tapi kenapa pak Robert membiarkan dia tidur?" heran Roy menatap Lily yang tidur pakai selimut pula .
" Dia sudah menyelesaikan semua tugas yang aku berikan bahkan aku bingung harus menyuruhnya apa lagi " kata Robert menunjuk setumpuk dokumen yang ada diatas mejanya yang sudah diselesaikan Lily dengan baik dan benar .
" Sepertinya Nona Lily benar-benar karyawan berkapasitas tinggi dia cocok dapat gaji 3 digit " Roy menahan tawa karena memang tau kalau Lily meminta gaji 3 digit pada Robert.
Robert langsung reflek akan berlari ketika kepala Lily yang tidur dikursi itu miring sedikit .
" Kalau cemas jatuh pangku aja pak " goda Roy geleng kepala melihat Robert yang masih gengsi mengakui kalau suka Lily padahal dari bahasa tubuhnya sudah jelas terlihat .
" Roy, sejak kapan kamu jadi seperti Lily suka menggoda orang dan sekali lagi kamu berani menggodaku tanggung akibatnya" peringatan Robert yang membuat Roy langsung terdiam .
" Keluar dari ruangan ku " ucap Robert yang dengan cepat Roy keluar .
Robert duduk memandangi Lily yang tidur itu dengan segala pikiran dalam kepalanya .
" Huhhhh, bagaimana bisa kehadiran Lily beberapa hari ini membuat aku jatuh cinta " Robert masih tidak percaya dengan itu .
" Biasanya aku sibuk bekerja setiap hari hanya bersama Lily malam itupun hanya bertengkar dan memarahinya , tapi setelah dia bersamaku setiap hari membuat aku , ahhhh , tidak mungkin " tak percaya Robert
surat cinta utk ayang 🤭 haha
untung robert cinta kalo ngk bakal geli tuh..lily kapan dewasa ny