NovelToon NovelToon
Misteri 7 Sumur

Misteri 7 Sumur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Mata Batin / Hantu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Setelah mendapatkan air sumur pertama, kedua, ketiga, keempat , kelima, dan keenam, tinggal ketujuh....konon di sumur inilah telah banyak yang hanya tinggal nama.....mengerikan !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XII HUTAN PENJARAH

     Suara kuda begitu semakin dekat, tapi warga dusun itu ingin berjuang demi kebebasan, maka tampak seseorang dengan suara lantang.

     " Wahai rakyatku semua, bangkitlah semua, kita basmi semua para pecundang-pecundang itu, kita butuh sebuah kemerdekaan dan hak kita, bangun semuanya, siapkan senjata kalian, kita bersatu untuk merebut hak kita," kata orang itu, yang ternyata bernama Sanjaya.

    Setelah mendengar ucapan Sanjaya, maka seluruh warga yang berada di kampung itu, mempersiapkan diri dengan membentuk barisan untuk menghadang pasukan berkuda yang kini sudah memasuki ujung jalan. Tampak di depan yang menaiki kuda hitam dengan senjata tombak besar serta golok itu memimpin pasukannya. Sementara warga kampung itu sudah siap menghadangnya. Begitu masuk daerah kampung itu, warga keluar dan menyerbu pasukan itu, dan terjadilah pertempuran.

    Sabdo memimpin dari barisan sebelah kanan, dan Kundil memimpin di sebelah kiri, sedangkan Sanjaya memimpin dari barisan tengah. Pertempuran itu berlansung dengan sengitnya, banyak terdengar dentingan bunyi senjata yang saling beradu, korban bergelimpangan, Sabdo dengan segala kemampuannya mengayunkan pedangnya , di depan sana tumbanglah beberapa orang, dan Kundil pun demikian, dengan senjatanya berupa pedang yang begitu tipis namun kuat, ia mengayunkannya dan beberapa orang terhempas dan menggelepar di tanah.

    Korban warga kampung saling bergelimpangan, banyak yang diam tewas di tanah, juga banyak yang terkena senjata dengan banyak luka-luka di sekujur tubuhnya. Melihat banyak korban, Kundil akhirnya memerintahkan pasukan warga untuk menggunakan panah, maka munculah pasukan panah dari balik gundukan , banyak anak panah melesat, dan banyak juga korban dari pihak musuh. Dengan posisi kalah, maka pemimpin pasukan tadi memisahkan diri lalu tubuhnya berposisi duduk sambil melipat tangannya di depan dada, dan beberapa saat kemudian, hawa panas keluar dari tubuhnya, gelombang panas itu membuat pasukan warga saling tersembab di tanah, banyak warga yang bergelimpangan, dan banyak juga yang meninggal. Sabdo mengambil posisi dengan semedi dan tubuhnya mengeluarkan hawa dingin membuat pasukan musuh bergelimpangan.

    Melihat pasukannya banyak yang tewas, pemimpin itu menghunus golok besarnya dan menuju Sabdo, namum Kundil mengetahuinya, ia segera melesat menuju ke pemimpin pasukan itu. Maka terjadilah perkelahian antara Kundil dan pemimpin itu, banyak jurus-jurus yang mematikan diperagakan dalam pertempuran itu. Kundil melesatkan tombaknya dibalas dengan lemparan tombak dari pemimpin pasukan lain, maka terdengar suara dentuman yang membuat suasana menjadi penuh gemuruh, banyak yang merasa kebingungan, banyak pula yang merasa kaget dan terdiam oleh suara dentuman tadi.

    Di jurus selanjutnya, pemimpin pasukan itu menyabetkan goloknya, namun naas , ia terkena tusukan pedang Kundil, pemimpin pasukan itu tewas seketika. Melihat pemimpinnya tewas, pasukan tadi berhamburan dan banyak yang menjadi korban. Pihak warga kampung menjadi girang, mereka menerima kemenangan dan sambil bersuka ria pasukan warga memeriahkan kemenangannya. Sabdo dan Kundil memerintahkan pasukan warga untuk segera mengobati yang luka-luka. Kundil segera mengobati pasukan yang luka dengan ramuan, sementara Sabdo memimpin untuk menguburkan pasukan yang gugur.

    Setelah semuanya selesai, sore itu Sabdo diundang untuk menikmati sajian oleh warga.

    " Akhirnya kita bisa menumpasnya juga berkat bantuan sahabat kita ini, silahkan dinikmati ki sanak, jangan ragu-ragu ki sanak, makan sepuasnya," kata Sanjaya.

    " Wah....ini sebuah kebanggaan bagi kami ki sanak, terima kasih atas segala sajian ini, terima kasih," kata Sabdo.

     Mereka menikmati makanan itu sambil bercengkrama. Malam itu selesai makan, semua bergabung dalam forum di bangsal yang ada di tengah-tengah pemukiman. Sabdo menceritakan pengalaman pribadinya, sambil menikmati sajian makanan ringan. Suasana di bangsal itu penuh keakraban, penuh persahabatan. Dalam obrolan itu Sabdo dan Kundil akhirnya memahami bahwa Sanjaya adalah keturunan seorang Lurah yang dibunuh oleh penyerangan dari daerah lain, yaitu pemimpin tadi yang tewas. Dengan hasil itu, Sanjaya akhirnya menjadi Lurah di kampung itu secara aklamasi dari warga. Sejak itu kini Sanjaya kembali melanjutkan orang tuanya menjadi Lurah.

    Pagi itu, Sabdo dan Kundil berpamitan untuk mencari tanah yang cocok untuk membuat sumur. Akhirnya mereka berdua dan beberapa warga mencari tanah yang berhumus. Dan ditemukan sebuah area tanah, maka disitulah akhirnya dibuat sebuah sumur. Sabdo dan Kundil serta dibantu oleh beberapa warga membuat galian. Sebagai penerima mandat untuk membuat sumur, Sabdo mulai menggali. Setelah mendapat galian baru 3 meter, Sabdo menemukan sebuah senjata jaman dulu berbentuk trisula.

Lalu diteruskan oleh salah satu warga, dan ditemukan lagi satu senjata berbentuk keris, lalu diteruskan lagi oleh Kundil dan ditemukan lagi sebuah senjata berbentuk keris lagi , dan giliran Kundil kembali, maka ditemukan lagi sebuah trisula, maka kini sudah 4 senjata, saat itu sudah mencapai kedalaman 12 meter. Dengan kedalaman 12 meter itu , air sudah begitu derasnya sehingga segera diberilah tumpukan batu, dan sumur itu diberi nama sumur kanugrahan. Menandakan bahwa anugerah dari sebuah perjuangan dan pengorbanan dari sebagian warganya.

Setelah selesai membuat sumur itu, Sabdo dan Kundil bercengkrama di pinggir sumur yang baru jadi. Di situ senjata yang ditemukan tadi dijejer di tempat itu, maka satu persatu senjata itu dilihat dan diamati. Sebagai ahli dalam senjata, Kundil paham betul tentang jenis dan jamannya, ia terperanjat saat melihat salah satu trisula yang gagangnya dari gading.

" Ini kepunyaan leluhurku, dan ini sudah ribuan tahun sudah hilang, kini sudah kembali, inilah trisula Jati Yudha, pemiliknya bernama ki Badranaya," kata Kundil.

" Terus trisula satunya ki sanak," tanya Sabdo.

" Dan ini namanya trisula Guna Yudha, pemiliknya adalah Badranala," kata Kundil.

Di situ Kundil menjelaskan kedua trisula itu dengan jelas dan gamblang, semakin lama menjelaskan semakin banyak yang salut dengan pribadi Kundil, juga Sabdo mulai penasaran tentang sosok sahabat nya itu, ia akhirnya paham siapa sebenarnya Kundil itu yang banyak kelebihannya.

Dalam pikiran Sabdo terungkap diri sosok Kundil yang mempunyai kelebihan khusus dalam sejarah dan latar belakang senjata dan sosok pemiiknya.

" Maaf ki sanak, kalau Badranaya dan Badranala itu siapa ?" tanya Sabdo.

" Begini ki sanak, Badranaya dan Badranala itu sosok manusia yang diutus untuk mengabdi kepada makhluk yang ada di bumi, keduanya memiliki sifat yang berlainan, Badranaya memiliki kearifan budi sedangkan Badranala sifatnya penuh keangkaramurkaan, dan keduanya menjadi sifat manusia, ada yang baik dan ada yang buruk, karena dua orang tadi," jawab Kundil.

" Apakah orang dan manusia itu sama atau berbeda, ki sanak ?" tanya Sabdo.

" Begini ki sanak, manusia itu kodrat sedangkan orang itu tabiat, jadi jelas berbeda , untuk itu seorang manusia mencari kodratnya, dan orang tidak akan menemukan sifatnya, sehingga manusia menjadi orang itu bisa, tapi orang menjadi manusia itu susah dan harus melalui taraf kehidupan," kata Kundil.

" Terus adakah manusia selalu jadi manusia," kata salah seorang penggali sumur.

" Nah ini lah nanti akan kita bahas, sekarang kita nikmati dulu kopinya," sahut Kundil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!