NovelToon NovelToon
Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3 Rencana

Foto-foto yang di lihat Dhafian ternyata foto-foto pertemuan keluarga Aliza dengan Ardito. Dhafian juga mengingat Aliza yang telah menolongnya.

"Dia calon istri Ardito?" tanya Dhafian memastikan yang membuat Arga menganggukkan kepala.

Wajahnya tampak shock dengan mata Dhafian yang melihat ke arah nakas dan ternyata cadar milik Aliza masih ada di sana dan bahkan masih terlihat ada bekas darah.

"Jadi wanita yang menolong ku semalam memiliki hubungan dengan Arum dan justru wanita itu menjadi tali untuk mengikat hubungan Lucky dan Daniel," batin Dhafian.

"Apa rencana tuan? Dhafian mendengar suara itu yang membuatnya kembali melihat ke arah Arga.

"Ponsel tuan terus saja berdering dan saya melihat panggilan dari Nona Arum," ucap Arga.

"Sudah tidak ada gunanya berurusan dengan wanita itu, ternyata aku salah sasaran yang seharusnya dengannya," ucap Dhafian yang membuat Arga terlihat tidak mengerti.

Dhafian yang tiba-tiba mencabut infus di punggung tangannya yang tiba-tiba saja membuat Arga kaget.

"Apa yang tuan lakukan?"

"Kondisi tuan belum stabil," ucap Arga yang benar-benar terlihat begitu panik.

"Aku tidak memiliki waktu untuk berleha-leha di rumah sakit," jawabnya langsung menyibak selimut tersebut matanya mengarahkan untuk Arga mengambil kemejanya. Arga yang menuruti dan langsung memberikan kepada Dhafian.

"Apa rencana tuan selanjutnya?" tanya Arga yang melihat Dhafian sekarang sedang mengkancing satu persatu kemejanya.

Dhafian memberi jawaban dengan tersenyum miring seperti ada rencana yang tersirat di kepalanya. Arga mengangkat kedua bahunya, suasana hati majikan itu tampak baik-baik senang yang tiba-tiba saja dengan cepat menemukan ide dan entahlah apa yang dia rencanakan sebenarnya.

***

"Lalu kenapa tidak menelpon Papa?" tanya Arum tampak begitu excited saat mendengarkan cerita Aliza ketika keduanya berada di ruang tamu.

"Ponselku mati dan ketika sudah sampai di rumah sakit aku juga berencana ingin menghubungi Paman. Tetapi memilih untuk pulang," jawab Aliza.

"Lalu bagaimana dengan pria yang kamu bawa ke rumah sakit? apa keluarganya sudah datang?" tanya Arum.

"Entahlah, aku meninggalkan nomor ponselku, jika mereka ingin menanyakan sesuatu padaku, tetapi sewaktu beliau sudah ditangani oleh Dokter dan Dokter juga mengatakan kondisinya sudah jauh lebih baik," jawab Aliza.

"Lalu kamu sudah mendapatkan telepon dari rumah sakit?" tanya Arum yang membuat Aliza menggelengkan kepala.

"Aku justru mengharapkan tidak mendapatkan telepon apapun dari rumah sakit," ucap Aliza yang membuat Arum mengerutkan dahi.

"Kenapa seperti itu?" tanya Arum.

"Malam itu aku benar-benar panik dan juga takut terjadi sesuatu pada beliau, jadi aku membuka cadarku untuk menangani beliau agar tidak semakin parah. Aku menggunakannya untuk menahan pendarahan pada luka di perutnya, pada saat itu sepertinya dia juga melihatku dan aku lebih baik tidak bertemu lagi dengannya," ucap Aliza yang ternyata sejak tadi malam tidak berhenti memikirkan semua itu.

"Aliza apa yang kamu lakukan juga karena keadaannya dalam terdesak. Aku tahu kamu tidak menginginkan semua itu terjadi. Allah juga tahu keadaan kamu bagaimana," sahut Arum.

"Iya juga," sahut Aliza.

"Papa, Mama," sahut Arum yang melihat kedua orang tuanya.

"Aliza, Bibi sama Paman benar-benar minta maaf tidak bisa menemani kamu ke kampung untuk ziarah ke makam orang tua kamu," ucap Mayang.

"Benar Aliza. Paman harus menemani Bibi kamu ke Malaysia untuk pertemuan dalam bisnisnya," sahut Lucky.

"Paman sama Bibi tidak mengkhawatirkan Aliza. Aliza hanya pergi sebentar saja dan juga akan baik-baik saja di sana juga ada Paman Toha, jadi kalau ada apa-apa nanti Aliza meminta tolong kepada mereka saja," ucap Aliza.

"Terima kasih Aliza atas pengertian kamu," sahut Lucky.

Aliza menganggukkan kepala dengan tersenyum.

"Sebenarnya, Arum ingin sekali menemani Aliza. Hanya saja waktunya memang tidak keburu karena sangat bentrok dengan pekerjaan Arum," ucap Arum dengan raut wajahnya yang tampak sendu yang benar-benar sangat menyayangkan hal itu.

"Tidak apa-apa Arum, kamu juga jangan ikut-ikutan memikirkan semua ini. Lagi pula kamu akan disibukkan sebentar lagi untuk mengurus pernikahanku. Aku juga tidak ingin terlalu merepotkan kamu, Paman dan juga Bibi," ucapnya dengan tersenyum.

Dratt-drattt-drattt.

Lucky mengangkat telepon yang berdering.

"Ada apa?" tanya Lucky.

"Kalau begitu kalian selidiki lokasinya dan temukan barang bukti sebanyak-banyaknya," ucap Lucky dalam panggilan telepon tersebut, Lucky juga terlihat tidak berbicara banyak dan langsung mematikan telepon itu.

"Dari kantor. Pa?" tanya Arum yang membuat Lucky menganggukkan kepala.

"Pihak kepolisian sedang memeriksa gedung yang ternyata dijadikan sebagai tempat operasi judi," jawab Lucky.

"Huhhh, Papa kapan akan menyelesaikan kasus ini?" tanya Arum.

"Entahlah! Jika dalangnya tertangkap maka semuanya akan selesai," sahut Lucky.

"Semoga semua pekerjaan Paman dipermudah oleh Allah," sahut Aliza.

"Amin. Paman juga ingin menyelesaikan kasus ini secepatnya, karena ini sangat berbahaya," sahut Lucky.

"Papa harus hati-hati dan jangan lupa untuk menjaga kesehatan," sahut Arum yang membuat Lucky menganggukan kepala.

****

Rumah sakit.

Taxi yang ditumpangi Aliza berhenti di parkiran rumah sakit. Aliza yang langsung keluar dari Taxi tersebut.

"Aliza bukankah kamu berharap tidak akan dikabari oleh pihak rumah sakit, lalu kenapa kamu sekarang yang datang?" ucapnya dengan menghela nafas.

"Tidak ada salahnya untuk memeriksa keadaannya dan semoga saja keluarga beliau sudah datang, semoga beliau juga sudah baik-baik saja," batin Aliza menghela nafas.

Aliza memasuki rumah sakit yang berjalan di koridor rumah sakit. Aliza juga sudah berdiri di depan salah satu ruangan perawatan. Aliza menghela nafas yang kemudian membuka secara perlahan pintu ruangan itu.

Ternyata di dalamnya tidak ada siapa-siapa yang membuat Aliza mengerutkan dahi dengan penuh kebingungan.

"Kemana beliau?" tanyanya melihat ruangan Itu tampak rapi dan bersih.

"Aku tidak mungkin salah ruangan dan jelas-jelas orang itu dirawat di sini," ucapnya yang kembali mencoba untuk mengingat-ingat.

"Maaf Nona sedang mencari siapa?" Aliza tiba-tiba kaget mendengar suara itu yang membuatnya menoleh ke belakang dan ternyata seorang Suster yang sedang menyapanya.

"Hmmm, pasien ada di ruangan ini ke mana?" tanya Aliza.

"Maksud Nona tuan Dhafian?" tanya Suster itu.

Entahlah Aliza juga tidak tahu siapa nama laki-laki itu.

"Tuan Dhafian sudah pulang tadi pagi," jawab Suster.

"Lalu bagaimana keadaannya dan luka di perutnya apakah sudah baik-baik saja?" tanya Aliza yang terlihat begitu sangat penasaran.

"Sudah baik-baik saja," jawab Suster tersebut.

"Alhamdulillah, syukurlah jika beliau tidak menghubungiku dan aku sangat berharap dia tidak mengingat kejadian itu," batin Aliza menghela nafas.

"Nona ingin menanyakan apalagi atau membutuhkan sesuatu?" tanya Suster itu.

"Tidak Suster, saya berterima kasih karena sudah diberikan informasi dan terima kasih juga sudah menangani pasien dengan baik. Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Aliza dengan tersenyum.

Suster tersebut menganggukkan kepala dan Aliza juga langsung meninggalkan tempat itu yang berlalu dari hadapan Suster.

"Alhamdulilah jika kondisi beliau baik-baik saja, sepertinya lukanya memang tidak parah, mungkin aku saja yang berpikiran terlalu negatif dan mungkin karena aku sangat panik melihat seseorang pertama kali berlumuran darah seperti itu di hadapanku, tetapi syukur jika keadaannya memang benar-benar jauh lebih baik," batin Aliza menghela nafas.

Bersambung.....

1
Naufal Affiq
lama kali lak kedik si reno ini terbongkar,enak kali hidup nya
Naufal Affiq
menantu idaman
partini
menghilangkan noda darah tuh gampang pakai sabun mandi dah kinclong
Dyah Oktina
kapan kelanjutannya nih thor.... d tunggu banget loh ...💪🏻💪🏻😍
partini
pecah perawan
partini
sehh demo
Reni Septianing
lanjut kan up banyak2 kak😁 sudah penasaran ini.
partini
lanjut
Retno Harningsih
up
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
jgn izinin Thor.. jangan izinkan dhafian buat begitu pada isterinya
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian bodoh isteri Baik2 malah mau pameran ke orang haram dilihat...
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
kasihan Aliza
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lalu Arum sama Aditho
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian nyosor ke kampung tapi terus nyosor ke rumah Aliza..ya Allah
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
arum n Aliza sepupuan lucky adalah adik beradik ayahnya Aliza dan sekaligus wali Aliza
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
akh memang suka kisah wanita Bercadar
Wicih Rasmita
next Thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!