Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 3
Dan tak berapa lama mobil Antonio pun sudah sampai di depan paud harapan hati tempat Lala sekolah.
"Hole....cudah campai.....!!" teriak Lala kegirangan sambil bertepuk tangan.
Antonio tersenyum melihat tingkah Lala yang lucu dan menggemaskan itu dan hatinya merasa sangat bahagia saat bertemu dengan. Lala.
"Om baik, telimakasih ya cudah antelin Lala ke cekolah," kata Lala pada Antonio sebelum dia turun dari mobil Antonio.
"Terimakasih juga sudah membantu kami memberi tumpangan," kata Laras pada Antonio sambil tersenyum tipis.
"Ya sama-sama," kata Antonio pada Laras yang juga sambil tersenyum.
"Ayuk Lala kita turun," ajak Laras pada Lala.
Antonio dengan segera turun dari mobilnya dan dia membukakan pintu mobil untuk Laras dan Lala keluar dari mobilnya.
"Silahkan," ucap Antonio pada Laras sambil memegangi pintu mobil yang sudah di bukanya itu.
"Terimakasih," ucap Laras yang kemudian keluar dari mobil itu tapi tiba-tiba kaki Laras tergelincir dah membuatnya hampir terjatuh dan dengan sigap Antonio segera menangkap tubuh Laras yang hampir terjatuh itu.
Sejenak Laras dan Antonio saling berpandangan saat Antonio menangkap tubuh Laras yang mau jatuh tadi, ada perasaan hangat dan nyaman yang menyelinap masuk ke dalam relung hati Antonio saat dia menatap mata Laras, dan Laras pun merasakan hal yang sama, mungkin itu di karenakan mereka masih sama-sama saling mencintai tapi sayangnya memori Antonio tentang Laras sudah hilang dan dia tidak bisa mengingat siapa Laras lagi.
Tapi jauh di dalam hati Antonio dia merasa kalau Laras adalah bagian dari masa lalunya yang dia sendiri juga masih tidak tahu.
"Terimakasih sudah menolong saya," ucap Laras setelah Antonio melepaskan tubuh Laras.
"Iya sama-sama," ucap Antonio pada Laras.
"Om baik.... telimakacih udah antelin Lala..," ucap Lala sambil meraih tangan kanan Antonio dan menciumnya kayaknya seorang anak yang berpamitan pada orang tuanya.
Antonio tercengang dan terharu ketika Lala mencium tangannya dia merasakan seperti ada sesuatu perasaan yang kuat yang dia rasakan terhadap Lala tapi anehnya Antonio masih tidak mengerti perasaan apa yang saat ini dia alami.
"Iya," ucap Antonio sambil menatap Lala yang sudah kabur masuk ke dalam paud nya itu dan terlihat Laras berjalan mengikuti Lala dari belakang.
"Kenapa tiba-tiba hatiku merasa damai dan nyaman ya saat berada di dekat Laras dan Lala, perasaan apa ini? aku tidak mengenal mereka tapi kenapa perasaan ku sangat kuat pada mereka seperti ada sesuatu yang terjadi antara aku dan mereka, tapi apa itu aku sendiri tidak mengerti," gumam Antonio saat menatap Laras dan Lala yang sudah masuk ke dalam paud itu.
Tiba-tiba saja Antonio tersentak dari lamunannya saat ponselnya berdering panggilan masuk.
"Kak Anton .....kamu kemana aja sih ...jam segini kok masih belum jemput aku?" tanya seorang wanita yang menelpon Antonio itu.
"Iya maaf aku masih ada di jalan ini, kamu tunggu ya, sebentar lagi aku akan jemput kamu honey," ucap Antonio pada Amel yang dia kenal sejak dia tinggal di Australia tiga tahun yang lalu itu.
Kemudian Antonio berjalan masuk ke dalam mobilnya dan tak lama kemudian mobil Antonio itu sudah meluncur pergi menuju ke apartemen Amel.
Amel adalah gadis yang cantik dan periang usianya lebih muda sepuluh tahun dari Antonio, postur tubuhnya standar. Amel adalah anak dari seorang pengusaha kaya raya dan dia di beri kuasa oleh papinya untuk menjadi owner di salah satu butik pemberian papinya itu. Perusahaan yang dimiliki papinya Amel termasuk kompetitor dari perusahaan papanya Antonio.
Tiga tahun yang lalu itu Amel kuliah di Australia dan di sanalah awal pertemuannya dengan Antonio yang waktu itu juga pergi ke Australia untuk mengobati luka hatinya setelah bercerai dari Laras dan sejak itu Amel dan Antonio sangat dekat apalagi setelah Antonio operasi otak akibat kecelakaan tragis yang menimpanya waktu itu sampai menyebabkan dia kehilangan sebagian memori masa lalunya termasuk juga lupa dengan masa lalunya bersama Laras.
Di saat Antonio lupa itulah hanya ada Amel yang selalu menemani hari-harinya selama di Australia itu dan ingatan Antonio hanya Amel wanita yang ada di memorinya saat ini.
Antonio sudah tiba di apartemen Amel dan Amel yang sudah menunggu kedatangan Antonio itu langsung saja menghambur ke arah mobil Antonio dan masuk ke dalam mobil.
"Kak Anton kenapa lama banget sih jemputnya....," ucap Amel dengan manja pada Antonio.
"Iya maaf honey, tadi ada insiden kecil di jalan ," kata Antonio pada Amel.
"Hah! kak Anton kecelakaan!?" pekik Amel sambil mendelik dan menatap Antonio dengan cemas.,
"Enggak enggak bukan aku yang kecelakaan," kata Antonio.
"Terus siapa dong yang kecelakaan?" tanya Amel sambil mengerutkan keningnya menatap Antonio.
"Tadi aku hampir saja menabrak anak kecil yang tiba-tiba saja menghadang laju mobilku,"
"Hah!!! terus bagaimana?" tanya Amel tidak sabar.
"Terus aku mengerem mobilku dengan sekuat tenaga agar tidak sampai menabrak gadis kecil yang lucu itu yang tengah menghadang mobilku,"cerita Antonio pada Amel.
"Kak Anton gak apa-apa kan," ucap Amel sambil memegang lengan Antonio dan melihat ke seluruh tubuh Antonio dengan wajah khawatir.
"Mel, sudah Mel aku gak apa-apa ya," kata Antonio menenangkan Amel yang mencemaskan dirinya.
"Oke kak Anton kalau begitu kita berangkat ya," kata Amel dengan senyumnya yang merekah itu.
"Ya," kemudian Antonio mengemudikan mobilnya mengantarkan Amel ke butiknya.
Dan tak lama kemudian Antonio dan Amel akhirnya sampai juga di butik milik Amel itu, Antonio turun dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Amel.
"Kak, aku duluan ya," pamit Amel pada Antonio dengan tersenyum riang.
"Ya, aku juga mau berangkat ke kantor," ucap Antonio pada Amel.
"Kak Anton hati-hati ya nyetirnya," kata Amel sebelum Anton pergi.
Antonio menganggukkan kepalanya, lalu dia pun masuk ke dalam mobilnya dan mobil itupun berlalu dari hadapan Amel yang masih berdiri di tempatnya sambil memperhatikan mobil Antonio.
Tak berselang lama Antonio pun sudah tiba di kantornya, Antonio berjalan menuju ke ruangannya.
"Pagi pak," sapa sekertaris baru penggantinya Mira itu pada Antonio yang melintas di depan meja kerja sekertaris itu.
"Pagi," jawab Antonio sambil terus berjalan menuju ke ruang kantornya.
Setiba di ruang kantor, Antonio kemudian duduk di kursi kerjanya sambil menyandarkan tubuhnya di punggung kursi kerjanya itu.
Sejenak Antonio termangu mengingat sapaan Laras tadi padanya yang menyebut dirinya dengan sebutan mas Antonio.
"Kenapa Laras tadi menyebut aku dengan sebutan mas Antonio ya? Dan kenapa ada perasaan yang lain yang ada di hati saat aku menatap Laras tadi ya? terus hati aku juga sangat bahagia sekali saat aku melihat tingkah dan senyum Lala yang lucu itu," gumam Antonio yang masih bingung dengan perasaan nya terhadap Laras.