Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Kalian istirahat dulu sana gih. Pasti kalian capek setelah acara tadi. Ibu mau masak dulu." Ucap Bu Siti.
"Njih bu,kami masuk ke kamar dulu ya. Mas ayo."
"Eh iya Tin." Ucap Yanu bingung.
"Ini kamar saya mas,mas Yanu mandi dulu sana gih biar seger. Saya mau lepas riasan dulu sama olesin konditioner biar rambut bekas hairspray dan sasakan nya bisa di sisir. Nanti sehabis mas Yanu mandi aku yang mandi."
"Ya Tin,gerah saya pakai ginian."
Tini hanya menjawab dengan senyuman sambil melepas cucuk konde yang melekat di kepalanya.
Setelah mandi,Yanu memandangi Tini yang sedang asik mengoles konditioner ke rambutnya sembari menyisir rambutnya yang kaku terkena hairspray.
"Mau mas bantu ?."
"Gak usah mas,ini juga sudah mau selesai."
"Gini-gini mas ahli loh menata rambut. Hihihi.."
"Ah mas bisa saja. Nah sudah selesai. Aku mandi dulu ya mas,biar rambutku gak kayak singa gini."
"Iya sana mandi biar seger. Mas mau tidur dulu,capek."
"Ya mas."
Selesai mandi,Tini langsung membantu ibunya menyiapkan makanan untuk makan malam.
"Loh kamu kok gak menemani suamimu toh Tin. Kok malah bantuin ibu."
"Mas Yanu tidur bu,kasihan mungkin dia kecapekan. Perjalanan Klaten kesini kan juga jauh bu. Terus ditambah tadi acaranya jg sampai ashar. Pasti mas Yanu capek banget itu."
"Udah sana bangunin suamimu suruh makan. Bapak dan ibu tunggu di sini."
"Ya bu."
Tini bergegas masuk ke kamarnya untuk membangunkan Yanu dan meninggalkan Bu Siti yang menyiapkan makanan di meja makan.
"Mas bangun mas,sudah di tunggu ibu sama bapak di meja makan."
"Emm.. jam berapa ini sayang ?."
"Magrib mas."
"Ah sudah magrib saja. Sini sayang." Ucap Yanu menarik tangan Tini.
Pergumulan pun dimulai...
Di sela-sela pergumulan,Yanu merasa kalau istrinya sudah sering digauli oleh lelaki. Ia merasa kecewa karena istrinya tidak jujur dengan nya. Ia tetap melanjutkan pergumulan nya dengan perasaan kecewa.
Setelah selesai,Yanu dan Tini membersihkan diri lalu menuju meja makan. Akan tetapi muka Yanu sedikit muram.
"Nak Yanu kenapa ? Kok mukanya muram gitu ?." Tanya Bu Siti yang memperhatikan Yanu.
"Eh nggak bu,cuma capek saja saya. Apalagi besok harus balik ke Klaten."
"Kok gak balik lusa saja nak Yanu ?." Ucap pak Tukiman.
"Saya tidak bisa ambil libur tambahan pak. Pekerjaan saya juga banyak."
"Yasudah kalau gitu kalian makan dulu,lalu istirahat. Persiapkan stamina kalian untuk perjalanan besok. Balik ke Klaten jam berapa nak Yanu ?."
"Pagi mungkin pak. Biar sampai sana saya bisa istirahat dulu."
"Oh yasudah,habis makan kalian istirahat saja."
"Ya pak."
Setelah makan,Yanu langsung masuk kamar dan di susul Tini.
"Tin jelasin sama aku."
"Apa mas ?."
"Kamu bilang ke aku katanya kamu gak pernah di sentuh lelaki lain selain aku. Tapi nyatanya tadi."
"Aku kehilangan kperawananku karena jatuh dari sepeda mas."
"Harusnya kamu jujur saja dari awal Tin,aku malah seneng dan gak mempermasalahkan akan hal itu. Kalaupun kamu kehilangan itu karena jatuh dari sepeda,gak mungkin rasanya beda banget kayak pernah di sentuh lelaki."
"Benar mas aku gak bohong." Ucap Tini sembari menangis karena bingung menutupi kebohongan nya.
"Yasudah Tin,kamu gak usah nangis. Mas gak marah sama kamu. Mas cuma kecewa kenapa kamu mesti bohong sama mas. Mas ini suamimu. Kamu gak perlu menutupi apapun dari mas. Kalaupun kamu jujur dari awal,mas juga bakal tetep nikahin kamu kok. Karena mas cinta dan sayang sama kamu."
"Maafin aku ya mas,aku sudah gak jujur sama kamu. Aku nutupin hal ini ke kamu. Tapi benar aku gak bohong soal aku kehilangan itu karena jatuh dari sepeda. Dan aku juga gak pernah di sentuh lelaki lain selain mas." Ucap Tini meyakinkan Yanu.
"Yasudah mas percaya. Sudah jangan nangis lagi." Ucap Yanu menenangkan Tini sambil memeluknya.
Dalam hati Yanu bergejolak. Dia masih belum percaya dengan penuturan Tini. Karena nyatanya Tini seperti sudah pernah di sentuh lelaki lain.
Malam itu Yanu tidak bisa tidur karena memikirkan hal tersebut.Ia merasa kecewa karena perempuan yang di cintainya dan di nikahinya ternyata telah membohonginya.
Keeseokan harinya,tepat pukul lima pagi Yanu membangunkan Tini.
"Tin ayo bangun."
"Emm.. mas kamu kok sudah rapi ?."Ucap Tini sambil mengucek matanya.
"Ayo bangun dan bersiap,kita balik Klaten pagi ini. Bus ke Klaten berangkat jam 7 pagi. Mas sudah pesan tiketnya."
"Ini jam berapa mas ?."
"Sudah setengah enam pagi."
"Wah,yasudah aku mandi dulu."
Tini buru-buru loncat dari tempat tidur dan lari menuju kamar mandi.
"Eh kok lari-lari,kamu kenapa toh ndhuk ?." Tanya Bu Siti heran melihat tingkah Tini.
"Sudah kesiangan bu. Nanti saja jawabnya."
Bu Siti yang heran hanya mengerutkan dahinya dan melanjutkan menyiapkan sarapan. Setelah mandi dan bersiap,Yanu dan Tini menuju meja makan untuk sarapan.
"Loh kalian kok sudah rapi mau kemana ?."
"Mau pulang ke Klaten pak." Jawab Yanu.
"Kok pagi banget ? Apa gak nanti saja pulangnya."
"Iya pak,tiket busnya sudah Yanu pesan. Pemberangkatan jam 7 pagi ini."
"Owalah yasudah kalau sudah pesan tiket. Kalian cepat makan,ini juga sudah jam 6. Takutnya malah telat nanti."
"Ya pak."
Setelah selesai makan,Yanu dan Tini berpamitan kepada Bu Siti dan Pak Tukiman.
"Pak,bu kami pamit dulu ya. Mohon doa restunya."
"Iya kalian hati-hati di jalan. Nitip Tini ya nak Yanu. Jaga Tini baik-baik. Arahkan dia ke jalan yang benar. Kalau dia salah,nasehati dia dan tegur dia. Jangan pukul dia ya nak."
"Ya pak."
"Yasudah kami pamit dulu pak,bu. Assalamu'alaikum." Ucap Tini
"Wa'alaikumsalam." Ucap Pak Tukiman dan Bu Siti secara bersamaan.
Tini dan Yanu berangkat menuju Klaten deengan bus yang sudah Yanu pesan. Di perjalanan,Yanu tertidur pulas karena ia semalaman tidak tidur. Tini yang berada di sampingnya melihat sang suami yang tertidur pulas merasa kasihan.
"Maafkan aku mas,kamu aku jadikan kambing hitam untuk menutupi hubunganku dengan bapakmu. Maafkan aku juga karena tidak bisa jujur kalau aku sudah pernah berhubungan dengan bapakmu." Batin Tini.
Mereka berdua pun sampai di pool bus tujuan mereka. Tini membangunkan Yanu yang masih pulas.
"Mas,sudah sampai. Ayo turun."
"Eh emm.. sudah sampai toh. Yasudah ayo turun." Ucap Yanu sambil meregangkan badan.
Sesampainya dirumah,mereka di sambut hangat oleh Bu Ami.
"Wah anak dan mantuku sudah datang. Sana bersih-bersih badan dulu terus makan. Ibu tunggu dimeja makan ya."
"Loh bapak mana bu ?." Tanya Yanu mencari bapaknya yang tidak nampak.
"Biasa bapakmu,keluyuran gak jelas. Tau sendiri kamu gimana bapakmu. Dah lupain saja. Oh iya le,kamu pindah ke kamar depan ya. Sudah ibu tata semuanya."
"Kenapa pindah bu ?."
"Bapakmu yang suruh,katanya kamar belakang mau di pakai buat tempat pusakanya sama buat semedi. Entahlah ilmu apa yang dia anut. Bapakmu itu gak paham tapi ikut-ikutan teman-teman nya yang gak jelas itu."
"Sudah ibu ingatkan ?."
"Berulang kali ibu ingatkan le,tapi gak di gubris. Coba kamu yang ingatkan bapakmu le."
"Kalau Yanu yang ingatkan sama saja bu. Ibu kan tau sendiri bapak gimana. Bapak akan nurut kalau yang ingatkan anak-anaknya yang berduit. Apalah Yanu bu,cuma buruh pabrik biasa dan bergaji umr."
"Dah le,kamu masuk kamar dulu sana. Bersih-bersih badan dulu terus makan. Kalian sudah lapar kan pasti. Perjalanan tadi kan lumayan jauh dan lama." Ucap Bu Ami mengalihkan pembicaraan.
"Ya bu."
Yanu dan Tini pun memasuki kamar yang sudah di siapkan oleh Bu Ami. Di dalam kamar,Tini menanyakan maksud dari omongan ibu mertuanya tersebut.
"Mas,tadi maksudnya ibu gimana ya. Bapak nganut ilmu apa ?."
"Huh..gini karena kamu sudah jadi istriku,sekarang kamu aku ceritain soal seluk beluk keluargaku. Bapak itu suka bisnis gak jelas dari dulu. Itulah alasanku kenapa aku kok gak nikah-nikah. Ya karena memikirkan ibu. Ibu sering di pukul bapak karena tidak mau di mintain uang bapak untuk modal bisnis nya yang gak jelas."
"Bisnis apa mas ?."
"Bisnis uka-uka kalau kata orang-orang. Jadi kayak bisnis barang-barang ghaib yang gak jelas letak keberadaan nya. Bapak itu sering di tipu sama rekan-rekan nya. Bapak juga cuma di manfaatkan sama rekan-rekan nya. Tapi kalau aku yang mengingatkan gak pernah di gubris,yang ada aku di hina. Sedangkan kalau ibu yang ingkatkan,ujungnya ibu yang kena pukul. Sampai tanah sudah habis di juali sama bapak buat bisnis gak jelas itu. Tapi mana,hasilpun gk pernah ada."
"Bapakmu kerja mas ?."
"Sudah nggak. Dulu bapak lurah di sini. Tapi masa jabatan nya sudah habis. Dan kamu tahu gak,dulu waktu bapak jadi lurah bapak sering main cewek. Banyak cewek di bawa kesini di kenalin ke ibu. Katanya yang mau di nikahi nya untuk jadi istri ke 2. Padahal ibu dari awal nikah sampai anak-anak nya sudah besar tidak pernah di nafkahin bapak sepeserpun. Untuk biayain sekolah anak-anaknya,ibu rela berjualan keliling sama jadi buruh cuci baju. Sedikit demi sedikit ibu kumpulin pundi-pundi uang buat biayain sekolah anak-anaknya. Dulu,mas sempat berfikir untuk putus sekolah pas smp."
"Kenapa mas ?."
"Ya karena mas kasihan lihat ibu. Tapi ibu melarang mas putus sekolah sampai nangis. Jadi mas tetap lanjut sekolah tapi sepulang sekolah mas kerja cari uang buat bantu ibu."
"Mas kerja apa ?."
"Mas kerja jadi pembantu di rumah budhe Yani. Lumayan lah,perhari mas di kasih upah seribu rupiah. Makanya mas suruh kamu berhenti jadi pembantu. Karena mas pernah merasakan,dan gak mau istri mas merasakan nya juga. Sekarang biar mas yang kerja,kamu di rumah."
"Ya mas."
"Ya sudah mas mau mandi dulu. Kamu tidur dulu saja."
"Ya mas."
Yanu pun bergegas menuju kamar mandi dan meninggalkan Tini sendirian di kamar. Sementara Yanu mandi,Tini yang sendirian di kamar mulai bergejolak hatinya setelah mendengar penuturan Yanu.
"Apa iya mas Sulton seperti yang dikatakan mas Yanu. Tapi selama ini mas Sulton memperlakukanku baik. Dia tidak pernah sedikitpun membentak ku ataupun memukulku. Bahkan apa yang aku minta,mas Sulton selaluu berikan. Ah biarkan sajalah mas Yanu dan ibu. Yang penting mas Sulton tidak begitu denganku." Gumam Tini.
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶