Dia baik, dia setia, dia cantik, dia pintar, namun ... karena keadaan ekonomi yang rendah dan belum memiliki pekerjaan tetap membuat nya diremehkan dan dihinakan oleh orang-orang yang di percaya selama ini. Orang-orang yang sangat di sayangi dan di kasihi selama ini ternyata tega mengkhianati dari belakang.
Jemima namanya. Dia sangat terluka atas pengkhianatan yang dilakukan kekasih dan sahabatnya, lalu bagaimana sebenarnya kisah ini terjadi?
Yuk ikuti terus kisah Jemima, insyaAllah happy ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mereka Kembali Membawa Luka 3
Malam hari.
"Aku harus tidur lebih awal, supaya besok aku bisa bangun lebih awal. Aku harus mempersiapkan diriku dengan baik untuk menyambut kepulangan Rarasita dan Rakha. Iya. Ah ... Jadi tak sabar pengen ketemu dan peluk mereka untuk melepas rindu."
Jemima bergumam dengan senyum tipis. Dia sudah membayangkan besok bagaimana bahagia nya dia bisa melihat Rakha dan Rara lagi setelah mereka tidak berjumpa dalam waktu cukup lama.
Saat terlelap, Jemima bermimpi bertemu sahabat dan kekasihnya, tapi di dalam mimpi nya dia malah mengalami kejadian yang tidak diinginkan.
( Kita putus! Aku sudah tidak mencintai mu lagi. Sekarang aku lebih memilih bersama Rarasita. Aku dan Rara akan segera menikah. )
( Iya. Lebih baik kamu ikhlas kan saja Rakha bersama ku Jemima. Karena aku dan Rakha saling mencintai. )
( Tidak. Kalian cuma mengerjai ku, kan? Katakan kalau kalian sedang berbohong. )
( Sudahlah, ayo Rara, kita pergi saja. ) Rakha menggenggam tangan Rara lalu mereka berdua meninggalkan Jemima begitu saja.
Jemima berteriak sekuatnya memanggil Rara dan Rakha, meminta mereka kembali tapi mereka sama sekali tidak menyahut dan menoleh, mereka tetap berjalan semakin menjauh meninggalkan Jemima.
Tangis Jemima pecah.
"Jangan tinggalin aku. Hu hu hu."
"Jemima, kamu kenapa, Nak?"
Jemima merasakan tepukan pada pipi nya, lalu dia terbangun dengan nafas terengah-engah.
Sang ibu khawatir melihat Jemima.
"Bu, aku mimpi buruk." Jemima berucap sembari mengatur tarikan nafasnya.
"Ya ampun, kenapa air mataku beneran keluar," ucap Jemima saat dia menyentuh ujung matanya dia merasakan basah.
"Memangnya kamu mimpi apa, Nak? Makanya sebelum tidur baca doa dulu,"
"Aku mimpi .... Ah tidak, Bu. Tidak."
"Ya sudah, kalau kamu tidak mau cerita. Sekarang buruan bangun, adzan subuh sudah berkumandang, kita sholat bareng-bareng,"
"Iya, Bu." Jemima mengangguk.
Sang Ibu keluar dari kamar.
"Ah tidak. Itu hanya mimpi. Mereka tidak mungkin mengkhianati aku. Mungkin karena terus memikirkan mereka membuat mereka masuk ke alam mimpi ku. Mimpi hanyalah bunga tidur, tidak mungkin menjadi kenyataan." Jemima meyakinkan diri sendiri bahwa semuanya akan baik baik saja.
***
Pukul tujuh pagi.
Jemima sudah rapi dengan pakaian terbaiknya. Dia memakai dress berwarna putih dengan panjang di bawah lutut, dress berlengan panjang. Rambut indahnya dibiarkan tergerai, dia memoles wajahnya dengan make-up tipis. Penampilan sederhana namun terlihat sangat cantik.
Sang Ibu tersenyum melihat putri semata wayangnya itu.
"Kamu pasti sudah tidak sabar pengen bertemu Rakha. Ibu harap setelah pulang Rakha dapat memberi kepastian tentang hubungan kalian. Kalian sudah cukup umur, sudah dewasa, dan sudah sepantasnya menjalin hubungan yang lebih serius. Kalian sudah berpacaran cukup lama, Ibu harap Rakha segera melamar mu. Usia Ibu dan Abah sudah tidak muda lagi, di sisa sisa usia kami, kami berharap bisa melihat mu menikah, syukur syukur bisa melihat mu melahirkan juga," tutur sang ibu dengan pandangan penuh harap.
"Ah Ibu jangan berkata seperti itu. Ibu dan Abah harus tetap hidup menemani ku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup ku tanpa kalian. Ibu doakan saja ya, semoga Rakha segera melamar ku."
"Amin. Ibu dan Abah selalu mendoakan yang terbaik untuk mu. Semoga kamu dijauhkan dari orang yang tidak baik, dan semoga kamu di dekatkan dengan yang baik-baik. Itulah doa yang selalu kami panjatkan setelah selesai sholat."
Jemima memeluk sang ibu, dia sangat terharu mendengar perkataan sang ibu.
***
Jemima mengendarai motor matic nya menuju sebuah rumah, di perjalanan tubuh nya merasa panas dingin saking gugupnya.
Dia mendengar kabar katanya Rakha akan tiba pukul delapan pagi, jadi dia memutuskan untuk pergi langsung ke rumah Rakha.
Meskipun Rakha tidak memberi nya kabar, tapi sebagai seorang kekasih, tentu Jemima harus berinisiatif sendiri agar dia bisa bertemu orang yang di rindu selama ini. Agar rasa rindu nya dapat terobati.
Meskipun Jemima tau, selama ini orang tua Rakha kurang menyukainya, tapi Jemima tetap berusaha agar mereka bisa menerima Jemima.
Terkadang hinaan sering kali di terima nya dari mulut orang tua Rakha, tapi Jemima masih tetap setia pada Rakha, karena selama ini Rakha terus meyakinkan nya bahwa semuanya akan baik baik saja. Selama Rakha masih memperjuangkan hubungan mereka, maka semuanya akan baik baik saja. Begitu pikir Jemima.
Setelah melewati perjalanan yang tidak terlalu jauh, akhirnya Jemima sampai di tempat tujuan. Motornya berhenti tepat di depan gerbang tinggi yang tertutup rapat.
bertepatan dengan itu, klakson mobil berbunyi dari arah belakang, Jemima menoleh kebelakang dan tersenyum melihat mobil yang membawa Rakha sudah datang.
"Minggir kamu!" teriak Ibunya Rakha yang berada di dalam mobil.
Jemima menepikan motornya, pintu gerbang dibuka dari dalam dan mobil melaju memasuki gerbang.
Saat Jemima akan ikutan masuk, pintu gerbang malah di tutup oleh penjaga.
"Pak, izinkan aku masuk. Aku ingin bertemu Mas Rakha," ucap Jemima memohon.
"Maaf, kamu tidak di izinkan masuk, ini perintah Nyonya Ibu. Lebih baik kamu pergi."
"Tapi Pak ..." ucap Jemima menggantung karena pintu gerbang sudah terlanjur di tutup oleh penjaga.
Jemima tertegun mendapati perlakuan yang tidak mengenakkan itu, tadi sekilas dia sempat melihat Rakha duduk di dalam mobil, duduk berdampingan dengan seorang wanita yang di duga Jemima orang itu adalah Rarasita, karena wanita itu mirip dengan Rara.
Tapi yang membuat Jemima bertanya-tanya dan keheranan, kenapa Rara dan Rakha tidak membela nya, tidak memperbolehkan nya masuk. Padahal selama ini dua orang itu selalu menjadi garda terdepan melindungi dan membela nya dari orang orang yang ingin menyakiti nya.
"Ada apa ini? kenapa mereka seperti tidak menganggap aku ada. Kenapa mereka bersikap abai padaku?" gumam Jemima sedih, lalu setetes air mata jauh membasahi pipinya.
Akhirnya Jemima memilih pulang dengan perasaan kecewa.
Impian nya ingin bertemu Rakha tak kesampaian, tapi dia masih berharap Rakha datang ke rumahnya.
"Dia pasti datang menemui ku." Pikir Jemima yakin.
Bersambung.
tunggu karmamu
Sabar ya Dixon puasa tujuh hari aje 🥰🥰🥰🥰🥰
Alhamdulillah 🤲🤲🤲🤲🤲
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️