NovelToon NovelToon
Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

Cinta, benarkah cinta itu ada? kalau ya, kenapa kamu selalu mempermainkan perasaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Jiwa masih tidak menyadari bahwa saat ini dia tengah diikuti, tepat di sebuah rumah sederhana yang Jiwa kontak selama satu bulan ini, dia menghentikan sepeda motornya.

"Baru pulang Jiwa, bagaimana apa berhasil?"tanya seorang pria yang baru saja turun dari mobil mewah nya.

"Ah pak Dev, lumayan sih cukuplah untuk makan hari ini hehe."ucap Jiwa.

"Ini untuk mu, oh iya malam nanti ada acara di cafe kamu datang lebih awal ya."ucap Devan pemilik cafe resto tempat Jiwa bekerja.

"Ah terimakasih pak, maaf merepotkan bapak mau mampir dulu atau,

"Disini rupanya."ucap seseorang yang memotong perkataan Jiwa.

"Tuan,"lirih Jiwa saat melihat Alvin.

"Jiwa sepertinya ada tamu, kalau begitu saya permisi dulu ingat nanti malam jangan sampai terlambat."ucap pria tampan yang merupakan bos Jiwa.

"Tentu pak, terimakasih oleh-oleh nya"ujar Jiwa yang dibalas anggukan pelan sampai pria itu berlalu dengan mobilnya dia pun berbalik menghadap kearah Alvin.

"Tuan mengikuti saya?"ujar Jiwa yang masih menenteng sebuah paper bag berisi oleh-oleh yang dijanjikan oleh Devan beberapa minggu lalu.

"Apa itu?"ucap Alvin yang hendak meraih paper bag tersebut.

"Untuk apa tuan tanyakan ini? anda juga belum jawab kenapa anda mengikuti saya?"ucap Jiwa yang merasa tidak senang karena dia seperti penjahat yang tengah dalam pengejaran polisi.

"Saya hanya ingin tau dimana tempat tinggal mu apa itu salah?"ucap Alvin.

"Tentu saja salah, kita bukan siapa-siapa dan kita tidak sedang bekerja sama."ucap Jiwa tegas.

"Oh jadi harus jadi siapa-siapa dulu baru boleh mengetahui alamat mu seperti pria tadi?"ucap Alvin yang kini menginginkan suaranya.

"Dia bos saya, jadi dia berhak untuk tau dimana tempat tinggal saya."ucap Jiwa.

"Kau yakin tidak lebih?"tanya Alvin sambil menatap kearah paper bag itu.

"Maksud ada apa saya tidak mengerti?"ucap Jiwa.

"Hmm.... apa seorang bos di tempat mu bekerja akan datang dengan sengaja hanya untuk memberikan oleh-oleh?"ucap Alvin yang kini tengah menyembunyikan rasa cemburu nya.

"Saya tidak mengerti dengan apa yang tuan maksud, sekarang anda sudah tau bukan saya tinggal dimana jadi silahkan pergi, maaf bukan saya mengusir tapi saya belum bersih-bersih rumah anda lihat bukan."ucap Jiwa yang menunjuk kearah halaman rumah tersebut.

"Saya bisa menunggu."ucap Alvin yang dengan santainya berjalan menuju teras rumah dan duduk di kursi kayu yang tersedia disana.

Jiwa hanya bisa menghela nafas panjang, entah apa yang ada di pikiran pria yang kini terlihat sangat menyebalkan baginya.

Jiwa pun memarkirkan sepeda motornya di carport dimana Alvin sedang menunggu nya saat ini, Jiwa membawa gitar miliknya dan juga tas beserta paper bag yang tadi diberikan oleh Devan pada nya.

"Gitar mu baru?"tanya Alvin.

"Hmm..."lirih Jiwa sambil membuka pintu dengan kunci yang ia pegang.

"Bersiaplah temani saya nanti malam saya harus menghadiri pesta ulang tahun perusahaan."ucap Alvin yang membuat Jiwa mematung di tempatnya untuk beberapa saat.

"Maaf tuan, saya ada pekerjaan malam ini, lagipula anda tidak membuat janji sebelumnya."ucap Jiwa yang kini menolak ajakan Alvin.

"Saya tidak terima penolakan."ucap Alvin tegas.

"Saya juga tidak bisa dipaksa tuan, saya harus menyelesaikan kontrak kerja saya."ucap gadis itu tidak kalah tegas.

"Saya akan pastikan kamu dipecat dari pekerjaan mu jika kamu tidak menurut."ucap Alvin mengancam.

"Tuan saya tidak mengerti kenapa anda senang mencari gara-gara seperti saat ini, saya sudah bilang saya sibuk dan tidak bisa bekerja sama dengan anda, lagipula untuk ke pesta bisa pergi sendiri bukan atau cari wanita lain yang akan menemani mu untuk pergi."ucap Jiwa.

"Saya hanya ingin kamu."ucap Alvin tegas.

"Tapi saya tidak bisa."ucap gadis cantik itu yang kemudian masuk dengan terburu-buru kedalam rumah.

Alvin pun bangkit dan mengikuti langkah Jiwa yang kini kembali menghentikan langkahnya."Tuan saya mohon tolong berhenti mengikuti saya, anda ini kenapa sih kenapa bersikap tak biasanya seperti ini? apa saya memiliki hutang pada anda sehingga anda melakukan semua ini."ucap Jiwa.

"Mutiara Di Jiwa, aku menyukaimu."ucap Alvin tegas.

"Hmm... terimakasih atas rasa suka anda tuan, tapi saya tetap menolak ajakan anda."ucap Jiwa.

"Jiwa apa artinya rasa suka bagimu, kenapa kamu terlihat biasa saja."ucap Alvin yang kini begitu penasaran karena ekspresi Jiwa tidak seperti gadis yang sedang mendapatkan pernyataan suka dari lawan jenis nya.

"Suka, ya suka tuan lalu apa yang harus di bahas? Syukurlah kalau tuan menyukai saya setidaknya anda tidak membenci saya."ucap Jiwa dengan polosnya.

"Rasa suka ku sebagai pria dewasa Jiwa, bukan hanya sebatas kata."ucap Alvin.

"Maaf tuan saya tidak mengerti dan tidak bisa berfikir saat ini saya sedang lapar jadi tidak bisa merespon maksud anda."ucap Jiwa yang dibalas gelengan kepala oleh Alvin.

Pria itu merasa tidak habis pikir kenapa bisa ada gadis sepolos itu, tidak hanya itu Jiwa juga dengan cueknya membuka bungkusan nasi Padang yang ia beli di warteg sebelum pulang tadi.

Tanpa bersih-bersih terlebih dahulu, ataupun mengganti pakaian seperti kebanyakan wanita lain di luar sana, jiwa yang kini terlihat sangat kelaparan pun langsung menyantap hidangan yang ada di hadapannya itu.

"Maaf tuan saya lapar jadi saya makan dulu, kalau anda mau anda bisa mengambil makan sendiri tadi saya sempat masak meskipun masakan sederhana tapi saya sedang ingin makan ini."ucap Jiwa yang mulai menyendok makanan tersebut dan memakannya.

Sementara Alvin masih dia sambil menatap lekat wajah cantik Jiwa yang tidak ada ja'im ja'im nya saat ini dia benar-benar definisi perempuan polos yang sederhana.

"Jiwa bagaimana rasanya hidup sendirian?"tanya Alvin yang kini terlihat sangat serius.

"Ya beginilah, bagaimana lagi."jawab jiwa.

"Lalu bagaimana dengan keluarga yang lainnya, apa mereka tidak peduli padamu?"ucap Alvin lagi.

"Saya tidak punya siapa-siapa tuan jadi siapa yang akan peduli dengan saya selain diri saya sendiri."balas Jiwa yang kini masih menikmati makanan tersebut.

"Hmm...kamu benar."lirih Alvin.

"Sudah larut sore apa tuan tidak akan pulang?"ucap gadis cantik itu dengan sengaja, padahal waktu baru pukul empat belas.

"Kamu ngusir saya?"ucap Alvin.

"Tidak hanya mengingatkan."ucap gadis cantik yang baru saja menyelesaikan makanya itu.

"Hmm... apa bedanya?"ujar Alvin.

"Jelas saja beda, ah sudahlah terserah anda saya beres-beres dulu."ucap gadis cantik yang kini membawa gitar dan paper bag nya kedalam kamar nya.

Sementara Alvin masih duduk di sofa usang dengan ponsel di tangan nya.

...*****...

Sampai saat Jiwa selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian, dia tidak sadar bahwa Alvin sudah pergi dari rumah nya.

Jiwa pun menarik nafas lega, tapi sesaat kemudian sebuah pesan muncul di ponselnya.

"Bersiaplah pukul dua puluh nanti aku akan menjemputmu."Alvin.

Jiwa pun menghela nafas berat, setelah itu ia pergi untuk istirahat sebelum berangkat bekerja, dia tidak peduli dengan pria itu, lagipula Alvin tidak akan tau dimana dirinya bekerja.

Gadis cantik itu pun terlelap dalam tidurnya dan terlihat sangat pulas.

Hingga alarm clock di ponselnya berdering nyaring, dia pun langsung membuka mata dan bangkit setelah melakukan peregangan.

Gadis cantik itu dengan terburu-buru bersiap untuk pergi ke cafe dimana saat ini dia sudah ditunggu kedatangannya oleh pemilik cafe dan teman-temannya.

Gadis cantik itu dengan terburu-buru mengendarai sepeda motornya menuju tempat kerja nya, tepat pukul sembilan belas dia tiba di sana dan langsung bersiap untuk manggung karena pemilik acara sudah berada di sana.

Jiwa yang kini hanya menggunakan t-shirt yang dipadukan dengan celana jeans panjang pun tidak sempat berganti pakaian dengan pakaian formal, karena acara lamaran tersebut akan segera dilakukan diiringi dengan lagu cinta yang terdengar begitu merdu dan membuat semua orang baper seperti biasanya.

Acara pertunangan pun dimulai, dengan begitu romantis dan penuh keharuan didalamnya hingga lagu-lagu cinta dan serangkaian acara lainnya yang diadakan pun telah setengah jalan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21:39 dan tiba-tiba acara terhenti saat seseorang mendatangi pemilik cafe tersebut.

Gadis yang sedari tadi berkeliling dan terkadang duduk manis di panggung bersama para pemain musik pun kini terbengong di tempatnya, saat dua orang laki-laki tampan itu menghampiri dirinya.

"Jiwa kenapa tidak bilang jika malam ini kamu ada acara.?"ucap Devan yang kini terlihat segan terhadap Alvin.

"Acara apa? Bukankah ini acara..

"Tidak yang aku maksud adalah acara mu bersama tuan Alvin, sekarang pergilah biar Dias yang menggantikan mu, bonus mu nanti akan ditransfer."ucap Devan yang kini mendorong pelan gadis cantik yang terlihat sangat kesal karena Alvin benar-benar membuat nya jengah.

"Tuan Alvin yang terhormat tidak bisakah kamu tunggu hingga esok hari karena aku sudah bilang aku punya pekerjaan."ucap gadis itu sambil berlalu pergi meninggalkan Alvin menuju loker penyimpanan barang-barang pribadinya.

Setelah mengambil tasnya, dia langsung berjalan melewati Alvin yang sedari tadi hanya diam tanpa membalas ocehan Jiwa.

Saat jiwa hendak menaiki sepeda motornya dengan cepat Alvin menariknya menuju mobil dan dengan langkah kaki terseret Jiwa hanya bisa pasrah mengikuti langkah pria tampan itu yang kini sudah tampil sangat gagah dan tampan dengan balutan jas blazer nya.

"Mutiara Di Jiwa, bisakah kamu patuh sekali ini saja? Saya sudah terlalu bersabar sejak beberapa jam lalu menunggu mu."ucap Alvin yang kini menahan tubuh Jiwa di samping mobilnya dengan posisi wajah keduanya yang begitu dekat.

Jiwa pun terdiam, dia hanya mampu menundukkan pandangannya saat ini karena hembusan nafas Alvin menerpa wajahnya.

Sementara Alvin kini terus menatap lekat wajah cantik itu dengan tatapan mata yang sulit untuk diartikan.

"Kita sudah tidak punya waktu lagi, sekarang masuk dan kenakan dress yang sudah saya siapkan disana, jangan khawatir kaca mobil saya tak tembus pandang."ucap Alvin.

Seketika itu wajah Jiwa tampak pucat, bagaimana bisa dia melakukan hal itu, ditambah lagi saat ini mobil itu terparkir di parkiran cafe dan banyak orang berlalu lalang.

"Jiwa jangan menguji kesabaran saya atau saya sendiri yang akan menggantikan pakaian mu itu."ucap alvin tegas.

"Baiklah-baik saya masuk sekarang awas saja kalau sampai ada yang mengintip."ucap Jiwa yang kini masuk kedalam mobil tersebut tanpa Alvin yang kini tengah sibuk membalas pesan dari banyaknya pesanan yang masuk saat ini.

Jiwa pun dengan cepat melepaskan t-shirt miliknya setelah dipastikan gaun pesta itu cocok ditubuhnya dan dia langsung mengenakan nya.

Beruntung nya dress itu sangat cocok ditubuhnya sehingga dia bisa dengan cepat menggunakan nya.

Tidak lama kemudian Jiwa pun selesai merapikan make-up nya dan menata rambut nya sendiri dengan cepat namun sangat rapi.

Gaun dengan belah punggung yang lebar itu mengekspos kulit putih mulus milik Jiwa yang jarang diperlihatkan oleh siapapun selama ini.

"Sudah selesai."ucap Jiwa saat ia mengirim pesan pada Alvin.

Alvin pun langsung pun bergegas masuk kedalam mobil nya, ia sempat mematung sambil menatap wajah cantik yang kini terlihat lebih cantik dari biasanya.

"Tuan katanya sudah terlambat."ucap Jiwa yang kini membuat Alvin tersadar dari lamunannya.

"Ah ia, ayo kita berangkat."ucap Alvin yang kemudian langsung tancap gas.

Sepanjang perjalanan Alvin fokus pada jalanan tanpa berbicara sedikit hingga mereka tiba di sebuah hotel tempat dimana pesta ulang tahun perusahaan itu berlangsung.

Alvin yang kini berjalan sambil menggandeng tangan Jiwa yang sedari tadi menatap kearah ruang pesta yang begitu megah itu.

Matanya berbinar saat melihat keindahan yang disuguhkan di sana belum lagi saat melihat makanan yang tidak pernah disajikan di cafe nya, dan hanya bisa ia lihat dari film yang sering ia tonton selama ini.

"Ah, kau sudah datang rupanya, aku pikir kau tidak bisa datang karena kekasih mu sedang dalam perjalanan pulang."ucap seseorang yang tidak kalah tampan dari Alvin, dia Tonny teman Alvin.

"Wow dia siapa? Jangan bilang kau selingkuh atau?"

"Maaf saya bukan siapa-siapa tuan Al

"Dia kekasih ku."potong Alvin yang kini menatap lekat wajah cantik Jiwa.

"Tidak-tidak beliau

Chup...

Sebuah kecupan mendarat di bibir jiwa yang kini terlihat kaget dengan serangan tiba-tiba itu.

"Tuan..."lirih Jiwa.

"Masih butuh bukti?"ucap Alvin yang kini menatap kearah Jiwa.

"Jiwa."ujar Alvin saat Jiwa berlari pergi dari hadapan Alvin yang kini mengejar nya.

Sementara Jiwa yang merasa dilecehkan pun kini pergi dengan cucuran air mata. Dia tidak menyangka bahwa itu akan terjadi padanya saat ini.

Bukan hanya ciuman pertamanya yang direnggut oleh pria yang bukan siapa-siapa dirinya, dia juga merasa dipermalukan karena Alvin mencium nya di hadapan orang banyak.

Jiwa yang hampir menggapai pintu taksi itu pun ditarik dengan cepat oleh Alvin yang sedari tadi mengejar nya hingga tubuhnya terpelanting dan menghantam dada bidang Alvin yang kini menatap kearah nya dengan lekat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!