Dibunuh oleh putrinya sendiri membuat Kayana bersumpah untuk membalas setiap perbuatan keji sang putri saat ia diberikan kesempatan untuk hidup kembali. Doanya terkabul ia diberikan kesempatan hidup lagi, apakah ia akan membalas dendam kepada sang putri atau luluh karena sang putri berubah menjadi anak baik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shela
"Maaf anda siapa?" tanya wali kelas Vanesa
"Saya Shela Ibu dari Vanessa," jawab wanita itu begitu angkuh
"Tapi ibu kandungnya sudah datang," ucap sang wali kelas menunjuk kearah Mala
Shela melepaskan kacamata hitamnya dan tersenyum sinis menatap Mala.
"Dia itu cuma pembantu saya, sayalah ibu kandungnya. Kalau tidak percaya tanya saja padanya," jawab Shela dengan entengnya
Seketika Mala pun menoleh kearahnya dengan senyuman sinis nya.
Tanpa banyak bicara, Ia membuka ponselnya dan menunjukkan kartu keluarga kepada sang wali kelas.
"Apa ini cukup untuk menjadi bukti jika aku adalah ibu kandungnya??" ucapnya dengan santai
"Apa ini cukup untuk menjadi bukti jika aku adalah ibu kandungnya??" ucapnya dengan santai
Shela dan Vanesa tak percaya melihat apa yang dilakukan oleh Mala.
"Bagaimana si upik abu ini berani mengancam ku!" ucap Shela dalam hati
Ia benar-benar merasa kesal melihat tingkah Mala saat itu. Ia yang biasanya selalu memintanya untuk pura-pura menjadi ibu Vanesa kini justru tak ingin ia menjadi ibu putrinya.
"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan Mala??"
Shela pun segera menarik lengan Mala.
"Apa-apaan sih Mal, kamu harusnya membiarkan aku menjadi ibu Nesa agar dia tidak malu. Jika sudah seperti ini bukan hanya malu yang akan Nesa dapatkan tapi dia juga akan dihukum dan mungkin dia juga bisa dikeluarkan dari Sekolah, apa kamu mau dia dihukum??" ucap Shela
"Biarkan saja, karen ia sudah melakukan perbuatan yang berbahaya dan nyaris membunuh orang, jadi wajar jika di hukum dan tidak masalah jika di harus di skors dari sekolah, wajar kan kalau dia di hukum!" jawab Mala
Vanesa yang geram dengan sikap aneh sang Ibu langsung menyiram Mala dengan air dari botol minumnya.
"Dasar babu sialan, lo pikir lo siapa hah!" hardiknya
Mala mengepalkan tangannya saat mendapatkan perlakuan kasar sang putri.
Ia pun langsung menampar wajah gadis itu berkali-kali hingga membuat Shela langsung memegangi lengannya.
"Jangan lakukan itu Mala!" seru Shela
"Kenapa, kamu tidak setuju aku memberi pelajaran terhadap putriku?"
"Cukup babu, kamu itu hanya babu jadi jangan ngelunjak!" seru Shela dengan nada emosi
Mala pun menepis lengan sahabatnya itu dan mendorongnya hingga Shela nyaris jatuh ke lantai.
"Cukup Shela, kamu itu bukan siapa-siapa Vanesa jadi berhentilah bersikap seolah ibunya. Selama ini saya terlalu bodoh mengizinkan mu untuk berpura-pura jadi ibu Nesa, tapi sekarang tidak lagi!" jawab Mala
Melihat pertengkaran antara ketiganya, wali kelas Vanesa berusaha m melerai mereka
"Cukup ya ibu-ibu!" seru wali kelas Vanesa berusaha melerainya
"Maaf Bu guru," ucap Mala
"Baiklah jadi saya tegaskan sekali lagi, jika Nesa harus meminta maaf terhadap Putri. Karena kelakuannya kali ini benar-benar keterlaluan pihak sekolah memberinya hukuman skors seminggu," tandas sang wali kelas
Mendengar ucapan wali kelasnya Vanesa pun menghampiri Shela dan merengek kepada wanita itu untuk membebaskan dirinya dari hukuman sekolah.
"Momy, aku tidak mau di hukum, tolong bantu aku!" ucap Vanesa
"Tenang saja sayang momy akan bilang kepada kepala sekolah untuk memecat guru ini dan membebaskan mu dari hukuman," jawab Shela dengan sombong
Ia segera mengambil ponselnya dan menelpon kepala sekolah. Vanesa tampak begitu senang saat melihat ekspresi datar Mala. Tak jauh berbeda kedua temannya pun merasa senang saat tahu Shela menghubungi kepala sekolah untuk membela mereka.
Tidak lama seorang pria memasuki ruangan tersebut.
Pria itu langsung tersenyum simpul dan menyapa Shela dengan penuh hormat. Ia menyalami wanita itu sambil membungkuk.
"Selamat Siang Ibu Shela, maaf saya tidak bisa menyambut anda dengan layak karena tidak tahu anda datang," ucapnya begitu ramah
"It's ok Pak Haryo, tapi saya ada satu permintaan," jawab Shela menatap sinis kearah wali kelas
"Katakan saja Bu, apapun permintaan Ibu pasti saya akan kabulkan," sahut Haryo
"Bapak tolong pecat guru ini, dia sudah menuduh putri saya melakukan kekerasan dan hendak menskorsnya," jawab Shela menunjuk ke wali kelas
"Oh tenang saja Ibu, aku bisa membereskan semuanya," jawab sang kepala sekolah dengan enteng
Pria itu kemudian menghampiri Rini wali kelas Vanesa.
"Miss Rini, apakah anda tahu siapa Ibu Shela??" tanya Haryo
Wali kelas pun menggelengkan kepalanya.
"Dia adalah Donatur tetap sekolah kita, sebagai seorang donatur tetap tentu saja ia mendapatkan hak istimewa di sekolah ini. Apapun yang dilakukan oleh putrinya sudah selayaknya kita bisa memakluminya. Mungkin saja Nesa tidak sengaja melakukannya atau dia terprovokasi oleh korban sehingga ia membela diri untuk membalasnya," terang Haryo
"Tapi pak, Ibu Shela ini bukan ibu kandung Vanessa, jadi dia tidak berhak untuk ikut campur dalam masalah ini." Rini kemudian menunjukkan bukti kartu keluarga Mala kepada sang kepala sekolah.
Haryo menatap sinis kearah Mala. Pria itu menatapnya intens dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Jangan mudah percaya dengan bukti palsu seperti ini. Di era Ai seperti sekarang sangat mudah untuk membuat kartu keluarga palsu seperti ini. Dari wajahnya saja sudah tidak mirip, bagaimana bisa dia mengaku sebagai ibunya," tutur Haryo seolah merendahkan Mala
"Tapi pak Nesa juga sudah berulang kali melakukan hal ini kepada Putri. Bapak bisa lihat sendiri kondisinya, ini sudah masuk ranah kriminal karena hampir membunuhnya,"
"Cukup Miss Rini, karena anda selalu saja menyalahkan Nesa maka dengan berat hati saya akan memecat anda," jawab Haryo membuat Rini begitu kaget mendengarnya
Bukan hanya Rini, Mala juga tampak kaget mendengar keputusan kepala sekolah yang begitu membela Shela.
Sementara itu Vanesa begitu sumringah mendengar keputusan kepala sekolah. Apalagi saat pria itu meminta Miss Rini meminta maaf padanya. Bukan cuma Miss Rini, kepala sekolah juga meminta Putri untuk meminta maaf kepada Vanesa agar ia bisa tetap bersekolah di sana.
"Sebagai siswa penerima beasiswa sudah seharusnya kamu menghormati Nesa, karena bagaimanapun juga beasiswa ia diberikan oleh para donatur sekolah yaitu Ibunya Nesa, jadi kamu harusnya berterima kasih kepada beliau karena bisa bersekolah gratis di sini. Bukan malah membuat onar seperti ini!" ucap Haryo memarahi Putri
Tentu saja Mala tak terima dengan keputusan ini. Ia pun diam-diam mengambil ponselnya dan menghubungi sang kaka untuk meminta bantuannya.
"Tidak bisa begitu bapak, sebagai kepala sekolah harusnya anda bersikap adil bukan malah membela salah satu pihak," ucap Mala
Wanita itu segera menarik lengan putri saat gadis itu hendak meminta maaf kepada Vanesa.
"Sebagai Ibu kandung Vanesa saya meminta maaf atas perlakuan putri saya, dan saya berjanji akan membiayai semua pengobatan mu," tandasnya
Ia kemudian menatap sinis kearah kepala sekolah.
"Dan bapak kepala sekolah, sebaiknya anda segera membereskan semua barang-barang anda, karena mulai detik ini anda di pecat sebagai kepala sekolah!"
hadeh ada juga yg kyk gtu