NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cewek Gendut / Tamat
Popularitas:103k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

🐥🐥🐥
Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 | Modus Yuto

“Kok basah kali, Pak? Nggak pake mantel?” tanya Fara saat mendapati Pak Andi masuk ke ruangan dengan punggung kemeja basah total.

Mendengar suaranya, Yuto refleks menoleh ke Fara sekilas, lalu beralih ke Pak Andi.

“Hah? Basah? Mana?” Pak Andi mencari-cari bagian pakaiannya yang dikatakan basah. “Nggak ada.”

“Itu punggung bapak,” Sisi yang menjawab, sambil menepuk punggung basah Pak Andi ketika melintas di belakangnya.

“Kek mana pake mantelnya? Apa bagian depan aja?” sambung Sisi.

“Pake mantel anak tadi. Kecil kali, cuma bisa tutup depan.” Dan begitu Pak Andi berdiri di depan pintu lemari yang ada kacanya, barulah tampak olehnya—punggung kemejanya basah total. “Owalah… pantes tadi rasanya kok dingin kali. Kirain ada hantu yang tiup-tiup dari belakang, sampai merinding juga mikirnya. Ternyata basah. Berarti hujannya ngeri kali. Hempas depan belakang.”

Tak lama kemudian, Imah juga masuk bersama Buk Lia. Sama seperti Pak Andi, mereka juga tampak basah. Basah ujung lengan baju dan ujung celana.

“Pada basah semua, kok? Kalau tahu gitu kan bisa bilang Sisi loh, Bu… biar Sisi jemput. Kalau hujan Sisi naik mobil papa soalnya.”

Bu Lia dan Imah bercermin lebih dulu. “Ngapain pula repotin orang, iya kan, Mah,” kata Buk Lia.

“Iya. Selagi bisa ke kantor, basah pun nggak masalah. Tapi betewe, kau kok kering kali, Dek? Biasanya kalau hujan jilbabmu pun bakal basah,” tanya Imah, sudah melihat ke arah Fara yang sedang mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam ransel.

“Tadi numpang sama Bu Endah, Kak…” jawab Fara.

“Jadi, kok malah Pak Yuto yang basah? Bukannya naik mobil juga?” tanya Imah lagi, sudah melihat ke Yuto yang baru saja menyalakan laptop.

Tak hanya Imah, seluruh staf di ruangan itu kini memandang Yuto. Bahkan Fara, yang baru saja meletakkan bekalnya di atas meja, juga menoleh. Matanya menangkap bahu kanan Yuto yang basah, bahkan sebagian lengan kemejanya juga begitu.

Yuto menoleh perlahan, menyadari tatapan satu ruangan sedang mengarah padanya. Ia mengangkat bahunya sedikit, mencoba terlihat santai.

“Kena dikit waktu jalan dari mobil ke sini. Payungnya kekecilan untuk tubuh saya,” ujarnya pendek, matanya tidak sepenuhnya menatap siapa pun.

Jawaban yang terdengar cukup masuk akal, membuat sebagian staf mengangguk-angguk kecil. Tapi Fara, yang duduk tak jauh dari Yuto, justru menatapnya lebih lama. Ada kerutan kecil di alisnya, seperti sedang berpikir keras.

“*Bahu kanan*…” pikirnya.

Fara mengingat jelas. Waktu turun dari mobil, Ia memang terlindung dari hujan sepenuhnya, padahal payungnya digunakan oleh mereka berdua.

“*Basah karena payungi aku*?”

Pikiran itu melintas begitu saja, membuat perasaannya sedikit campur aduk. Ada rasa hangat, lalu langsung diikuti rasa tidak enak.

“*Aduh… kek mana ini*?”

Tangan Fara yang sedang membuka kotak bekalnya terhenti. Bibirnya sedikit terbuka, ingin bilang “maaf”, tapi suara itu tak kunjung keluar. Terlalu malu. Apalagi banyak orang di ruangan.

Ia hanya bisa melirik Yuto dari sudut matanya. Malu dan menyesal.

Yuto sendiri tak lagi menanggapi. Sudah fokus menatap layar laptopnya, meski jika diperhatikan baik-baik, telinganya agak merah. Ia juga malu, mendapati dirinya merelakan bajunya basah seperti itu demi seorang wanita.

Fara menunduk, lalu membatin, “*Makasih, Bang*…” bisiknya dalam hati.

Lalu, untuk mengalihkan rasa canggung yang mendadak datang, ia buru-buru membuka tutup bekal dan melahap nasi goreng cabai hijaunya dalam satu sendok penuh, bahkan ia sumpelkan lagi sepotong bakwan ke dalam mulutnya.

“Wih, harum kali. Pagi ini masak apa, Dek?” Tanya Sisi, mengintip ke sisi kirinya, di mana meja Fara berada.

“Nasi goreng cabe ijo, Kak. Mau coba?” tawar Fara, susah payah bersuara saking penuh mulutnya.

“Maulah. Kok kayaknya enak.”

Sisi menggeser kursinya. Roda kursinya meluncur pelan hingga menempel pada kursi Fara. Tanpa malu—karena memang sudah biasa seperti itu—Sisi menerima sesuap dari Fara.

“Eugh! Enak kali, Dek!”

Bu Lia dan Imah yang berada di meja seberang sontak duduk menegak, sudah melihat kea rah bekal Fara. “Kakak mau juga, Dek!” kata Imah yang kemudian Bu Lia juga mengatakan keinginan yang sama.

Mereka berdua bangkit dari kursi, berjalan ke depan meja Fara. Keduanya bergantian menerima suapan nasi goreng, juga menggigit satu potong kecil bakwan.

“Yaampun, enak kali ini, Dek… nanti bagi resepnya lah…” kata Bu Lia yang didukung anggukan dari Imah. Sambil mengunyah, mereka kembali ke meja masing-masing.

Dari meja lainnya, Pak Andi tampak juga melangkah mendekat, lalu menyerahkan satu potong emping kepada Fara. “Bapak mau coba juga. Tarokkan di emping.”

Fara tersenyum lucu. Sambil terus mengunyah sisa nasi goreng di dalam mulutnya, Fara meraih emping itu, lalu ia berikan satu sendok nasi goreng ke atasnya lengkap dengan bakwan. Begitu menerimanya, tanpa menunggu Pak Andi lekas melahapnya dan responnya sama seperti yang lainnya.

“Udah bisa buka restoran kalau seenak ini loh, Dek…” kata Pak Andi sembari kembali ke mejanya.

Semua staf sudah mencicipi nasi goreng buatan Fara. Mereka kagum, memuji, bahkan ada yang minta resepnya. Ruangan kerja itu jadi hangat oleh aroma nasi goreng cabai hijau dan suasana kekeluargaan yang cukup kentara.

Kecuali satu orang.

Fara melirik ke sebelah kanan.

Yuto.

Bosnya itu masih duduk tenang, seperti tak terusik berisiknya staf lain. Tatapannya tertuju ke layar laptop, tangan kanannya menggulir mouse perlahan. Pundaknya yang tadi basah belum juga mongering.

Fara menelan sisa makanan di mulutnya dengan susah payah.

“Masak semua udah nyicip, Bang Yuto enggak,” pikirnya.

Ada perasaan nggak enak, campur ragu. Mau nawarin, tapi...

“Aduh, segan kali. Nggak berani aku.”

Ia baru hendak menunduk lagi dan pura-pura sibuk dengan bekalnya saat tiba-tiba…

“Pak Yuto? Nggak mau coba?”

Bu Lia. Dengan suara lantangnya bertanya. Bahkan Pak Andi dan yang lainnya sampai menoleh.

Fara mendongak kaget, hampir tersedak udara. Matanya membulat, langsung melirik Yuto.

“Aduh, Bu Lia…” Malu kali si Fara.

Tapi di balik rasa malunya, ada juga sedikit rasa... lega. Seolah pertanyaan yang tak berani ia ucapkan akhirnya disuarakan orang lain.

Yuto akhirnya menoleh. Wajahnya tetap tenang, lalu tersenyum ramah ke arah Bu Lia.

“Nggak, Bu. Saya besok aja.”

Lalu ia menoleh ke Fara. Senyum itu masih menggantung di wajahnya. “Besok buatkan satu porsi untuk abang, ya.”

Fara membeku.

Mulutnya sedikit menganga, matanya berkedip pelan seolah butuh waktu untuk memproses kalimat itu.

“Buatkan? Satu porsi? Khusus untuk Bang Yuto?” Pikirnya dalam hati, mengulang perkataan Yuto.

Pipi Fara langsung memanas. Ia tak mengerti mengapa seperti itu. Hanya… memanas seketika. Ia refleks menunduk, pura-pura menaruh sendok ke dalam bekal.

“Oh… i-iya… boleh, Pak,” gumamnya, nyaris tak terdengar.

Sementara itu, Yuto kembali menatap laptopnya. Senyumnya masih ada, bahkan semakin melebar. Padahal tadinya ia menjawab spontan, tetapi tidak menyangka, jawaban spontannya ternyata membawa berkah.

.

.

.

.

.

Continued...

1
🟡EsTehPanas SENJA
aku pernah ngalaminnya
buat di tegur, di kasih patah sepatahnya dan bagai kata " Obatnya hanyalah sujud " ahhh .... 😢
🟡EsTehPanas SENJA
bisa jadi... 🤔
Kirey Ruby
Akhirnya Eka bisa bersama2 dg keluarga besar Evan,dulu Mayang pun sama bermasalah,tp akhirnya tobat ☺
Makasih kk atas cerita Fara Yuto,ditunggu judul2 berikutnya ya kak,selamat berlibur sambil cari inspirasi jg kk /Kiss//Heart/
mak² rempong
selamat liburan y mbak hyull... d tunggu karya terbaru nya.. love bnyak² buat karya mbak hyull ini🥰🥰🥰🥰
Umi Jasmine
berarti ini sayonara sama noveltoon
Hyull: Iya kak /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Ayu retonisa
nanti ada cerita baru nggak buat disini ?
Hyull: di fiizzoo aja sih kak.
katanya di sana udah bisa kontrak 😂
total 1 replies
Tita Rosmiati
makasih kak hyull kutunggu cerita selanjut nya 🤭🥰🥰🥰
Susanti
ya berasa kurang /Smug/
Rita Agustini
Terima kasih kak Hyull..... semoga karya karyanya selalu hadir....yg selalu saya tunggu setiap harinya 🙏
RaihanArfadilla Ani
makasih hyull ,sudah meluangkan waktu menulis di saat liburan
Moga sehat selalu ya hyull
Aku menantikan cerita selanjutnya dari kamu ,💖💖💖💖💖💖🙏🙏🙏🙏👍👍
Tri Warni Ruswanjaya
yakin da tamat nih Hyull ?? ga ada gitu ekstra part 🤭🤭
Elfia Dianti
lope...lopeee...banyak buat hyulll....thaks buat tulisannya...ngena banget../Drool/
Elfia Dianti
duhhh...tengah mLem sukses buat aq termehek meheh ni si hyull...hemmm...thanks yaa
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk karyamu yang bagus thor dan ditunggu karya selanjutnya.padahsl masih kangen dengan Jirodut
Hendry Muchlis
cie cie yg liburan
selamat menjalankan liburan
kalau yg lain di fizo
kasian yuto sendiri di sini hshehe
Whyuni Prihartati
ka Hyull
banyak banyak terimakasih buat kka
sehat sehat selalu
selmaat menikmati liburan
Annisa Putri: dan selamat berlibur kakk
Annisa Putri: Terima Kasih kak. sehat selalu ya kak. kami tunggu cerita selanjutnya.
total 2 replies
Patrisia Nina Hapsari
selalu menanti karya Kakak Author.. pindah lapak pun aku ikutin.. rasa kekeluargaan dapat, komedi dapat, horor dapat.. pokoknya karya Kak Hyull lebih dari sekedar fiksi hiburan tapi bikin otak ngebul juga...
lanjutkan cerita berikutnya ya Kak
Umi Jasmine
loh ini udah tamat ato msh ada lgi, kok ya baca ini tenggoroanku sakit, baca bab kiara
Hyull: ada 1 bab lg kk. mlm ini juga aku up.
total 1 replies
Ibu² kang Halu🤩
Mari menyiapkan diri karena sebentar lagi kisah Yuto dn Bebek gendutnya akan berakhir. Duh, disebelah pun mau berakhir kisah Pak Dosen Filsafat dan Buk Sutradara kita😫😫
Umi Jasmine
msh berlanjut kan
Hyull: up lagi malam ini. aku selesaikan malam ini kak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!