Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba-tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi tunangan dari saudari tiri nya- seorang miliarder kaya yang telah di tolak oleh saudari nya karena pria itu cacat.
Terikat oleh perjanjian antar keluarga dan ingin merebut kembali pusat perbelanjaan mendiang ibu nya, membuat Elena setuju untuk menggantikan saudari nya menikah dengan CEO cacat.
Elena tidak menyadari jika diri nya telah melempar batu dan mengambil berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Malam itu pun tiba dengan sangat cepat...
Kursi roda Malvin di dorong masuk ke dalam kediaman Smith oleh Ace, pengawal nya. Setelah itu Malvin memberikan isyarat untuk Ace agar meninggalkan diri nya dan menunggu di mobil.
Malvin terlihat santai dengan mengenakan kemeja polos abu - abu dan celana jeans.
Meski penampilan nya terlihat biasa saja, Malvin tetap menunjukkan aura dominasi yang kuat serta memberikan kesan lebih unggul dari siapa pun.
" Tuan Malvin, anda sangat baik karena mau meluangkan waktu sibuk anda untuk menghadiri acara makan malam keluarga kami ". Kata Bryan, saat menyambut kedatangan calon menantu nya itu .
Malvin menganggukkan kepala nya, singkat. " Terima kasih telah mengundang saya ". Balas Malvin, namun pandangan nya justru tertuju ke arah Elena, satu - satu nya alasan mengapa Malvin mau menerima undangan itu adalah demi untuk dapat melihat Elena.
Malvin memperhatikan bagaimana Elena mengalihkan pandangan nya ke arah lain lalu wajah nya memerah.
Malvin mengangkat alis nya, tersenyum geli.
' Kenapa dia begitu malu ? Apakah dia masih memikirkan tentang ciuman itu ?'.
Malvin tak bisa menyalahkan Elena, karena dia sendiri pun masih memikirkan ciuman mereka kemarin. Sepanjang malam Malvin terus memikirkan nya.
Sementara itu, Amanda menyenggol lengan Maya dan memberikan isyarat dengan kedipan mata nya lalu mendorong pelan putri kesayangan nya itu untuk melangkah maju .
Maya yang mengerti dengan maksud sang ibu pun menganggukkan kepala nya.
" Selamat malam, Tn Malvin. Biarkan aku membantu mu sampai ke ruang makan ". Kata Maya menawarkan diri dan mulai berjalan menghampiri Malvin.
Malam ini Maya mengenakan gaun merah sependek lutut dengan bagian leher yang memperlihatkan dada nya, sangat mencolok jika berniat menggoda Malvin.
Gadis itu berjalan ke belakang Malvin dan berniat untuk mendorong kursi roda pria itu, juga mengambil kesempatan ini agar dapat lebih dekat dengan Malvin.
Namun Malvin memperlihatkan raut wajah dingin nya yang tidak bersahabat. " Berhenti! Aku sangat membenci gadis yang berada di dekat saya. Jadi kau lebih baik mundur ".
Nada bicara nya yang tidak ramah membuat Maya gemetar ketakutan. Maya segera mengambil langkah mundur, wajah nya memerah karena malu setelah niat baik nya di tolak mentah - mentah di depan Elena.
Malvin memandang Elena dan menekan tombol pada kursi roda listrik nya berjalan ke arah Elena. Malvin tersenyum. " Pimpin jalan nya, Elena ". Titah pria itu.
Perasaan senang tiba - tiba menjalar ke dalam diri Elena saat memperhatikan Maya mendekati Malvin , tetapi Malvin justru malah lebih memilih mendekati diri nya.
Elena tersenyum lalu menganggukkan kepala nya, berjalan dan berdiri di belakang Malvin sebelum akhir nya mendorong kursi roda pria itu menuju ruang makan.
Maya mengantupkan rahang nya, tak percaya setelah melihat hal ini. Bukankah Malvin tadi mengatakan jika pria itu tidak suka ada wanita yang dekat dengan nya ?.
Lalu Elena ? Apakah Elena seorang laki - laki ?.
Sesampai nya di ruang makan, hidangan telah di sajikan oleh para pelayan. Bryan mempersilahkan Malvin untuk mencoba masakan koki di rumah mereka.
Dan dengan senang hati Malvin pun mencicipi nya.
Namun, sayang nya Malvin tidak menemukan tanda - tanda kedatangan Alvaro, bukankah semestinya pria itu juga di undang, mengingat Alvaro juga tunangan dari putri ke dua mereka.
" Hm... Tn Malvin, bisa kah saya memanggil dengan nama anda saja ? Malvin. Karena bagaimana pun juga, anda akan menjadi menantu saya ". Kata Bryan.
Malvin hanya menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.
Dan Bryan tersenyum melihat Malvin menyetujui nya. " Starlight Inc sedang membutuhkan investor, saya ingin tahu apa kah anda dapat menginvestasikan beberapa juta dollar ke dalam perusahaan?". Tanya Bryan dengan hati - hati.
Elena memutar bola mata nya malas, gadis itu sempat bertanya - tanya pada diri sendiri tentang alasan apa yang membuat ayah nya mengundang Malvin untuk makan malam bersama. Sekarang Elena sudah tahu, ayah nya hanya menginginkan uang.
Pandangan Elena tak sengaja tertuju ke arah Maya dan baru menyadari tatapan genit Maya yang terus menatap wajah tampan Malvin.
Mengapa Maya terlihat seperti ingin mendekati Malvin? Apa dia lupa jika ia pernah menolak Malvin untuk nya ?.
" Oke ". Balas Malvin dengan tenang. " Saya akan berinvestasi di perusahaan anda ".
Mendengar hal itu, Bryan tersenyum lebar. Pria tua itu tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. " Terima kasih banyak, Malvin—".
" Tapi dengan satu syarat ". Sambung Malvin menukas perkataan Bryan. Malvin menoleh ke arah Elena yang duduk tepat di samping nya itu, meraih tangan gadis itu yang di letakan di atas meja sebelum akhir nya menggenggam tangan Elena, erat. " Saya hanya akan berinvestasi di pusat perbelanjaan Rosella. Mall itu milik calon istri saya, bukan ? ".
Elena tersentak tapi Malvin belum selesai bicara, tangan Malvin yang lain terlihat menyingkirkan anak rambut Elena ke samping telinga gadis itu.
" Saya akan mentransfer seratus juta dollar ke pusat perbelanjaan Rosella, besok ". Lagi, Malvin kembali membuat jantung Elena berdebar, terlebih pria itu mengatakan nya sembari menatap Elena dengan tatapan lekat nya.
Area ruang makan terasa sunyi setelah Malvin mengatakan hal tersebut, pria itu juga tidak terlalu memikirkan nya dan melanjutkan aktivitas makan nya. Karena toh dia di sini memang hanya di undang untuk makan malam bersama.
Investasi seratus juta dollar? Itu sudah cukup untuk membuat Elena memenuhi syarat untuk menduduki posisi Managing Director.
" Terima kasih". Kata Elena pelan .
Bryan tersenyum canggung dan berdehem. " Anda sangat murah hati".
Padahal yang Bryan inginkan adalah Malvin menginvestasikan uang nya ke perusahaan Starlight Inc bukan perbelanjaan Rosella. Dan karena tindakan Malvin barusan, Bryan menyadari jika Malvin sama sekali tidak tertarik berinvestasi di perusahaan nya. Tetapi karena telah berinvestasi di perbelanjaan Rosella, Bryan tidak bisa mengeluhkan apa pun .
Sementara itu, Amanda dan Maya diam - diam merasa kesal dengan apa yang baru saja mereka dengar saat ini.
Dengan senyum ramah nya, Amanda buka suara. " Saya harap anda tidak menyesali keputusan dengan menginvestasikan uang anda di perbelanjaan Rosella, Malvin. Elena adalah putriku tersayang, tetapi karena kesehatan nya yang buruk ketika dia masih kecil, menjadikan elena tidak terlalu terbuka dan tidak memiliki keterampilan berbisnis yang baik. Saya takut anda akan merugi jika berinvestasi di sana. Itu akan membuat Elena merasa tidak enak pada anda ".
Wanita itu terdengar seperti seorang ibu yang merasa khawatir, tetapi Malvin tau jika wanita itu sedang berusaha merendahkan Elena di depan nya.
Malvin melayangkan tatapan tajam nya ke arah Amanda dan saat itu lah suasana terasa canggung.
Malvin tidak buta, Selama ini pria itu telah memperhatikan bagaimana wanita itu dan putri nya memperlakukan Elena. Dari situ, Malvin menyadari jika kehidupan Elena benar - benar sangat sulit.
" Saya bisa memberikan nya dua ratus juta dollar, di mana masalahnya?".
Amanda terlihat menggeser kursi nya sedikit menjauh, aura Malvin begitu kuat dan menakutkan.
" Saya hanya tidak ingin anda membuang - buang uang". Balas Amanda pelan.
" Terima kasih atas perhatian mu , tapi saya lebih percaya dengan kemampuan gadis saya". Kata Malvin menoleh ke arah Elena dan menyentuh dagu gadis itu.
Jantung Elena berdegup kencang mendengar perkataan Malvin. Ada sesuatu di dalam diri pria itu yang membuat Elena merasa nyaman.
Dan Elena menyukai nya.
Malvin mengalihkan pandangan nya ke arah Maya, ketika diri nya terus saja melihat Maya yang tengah mencoba menggoda nya saat makan malam.
Maya tadi sempat berusaha mengajak Malvin mengobrol, tapi pria hanya berbicara dengan Elena dan Bryan.
Alasan Malvin setuju untuk datang makan malam di kediaman keluarga Smith adalah untuk mengetahui lebih banyak mengenai Elena dan keluarga nya. Berdasarkan pengamatan nya, Malvin dapat melihat jika Elena tidak memiliki kehidupan yang baik di sini. Meskipun Amanda berpura - pura bersikap baik pada nya, Malvin dapat melihat dari wajah juga gesture wanita itu . Lagi pula Malvin sangat pandai membaca gerak gerik orang di sekitar nya.
Ketika makan malam selesai, Malvin kembali menoleh ke arah Elena. " Kamu mau mengajak ku berkeliling di rumah mu ?".
" Oh, aku bisa mengajak mu berkeliling, aku pandai dalam hal itu ". Kata Maya sebelum Elena sempat menjawab nya.
Namun, sayang. Malvin tidak memperdulikan nya dan lebih memilih fokus menatap Elena. " jadi kamu mau atau tidak? Aku ingin melihat kamar mu ".