Duda tapi masih perjaka? Loh kok bisa? Percaya nggak? Buktiin yukk cap cuss!
---
Hanya othor remahan yang masih amatiran bukan othor profesional. Masih banyak belajar 😌 harap maklum dengan segala kekurangan❣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Bab ini telah direvisi...
Happy Readings~
Chatrine Salsabila, atau yang kerap disapa Chaca adalah putri satu-satunya pasangan Alexander Abraham dan Alicia Mahendi.
Orang tuanya adalah pengusaha muda yang merintis karir dari nol. Papanya memiliki banyak perusahaan di berbagai bidang. Bahkan ada beberapa yang berdiri di luar negeri.
Sang Mama, pendiri pabrik makanan ringan yang diolah dari bahan dasar buah-buahan. Pabrik yang dirintis dari usaha rumahan, kini tengah berkembang besar dengan ribuan karyawan.
Kesibukan mereka, sama sekali tak mengindahkan kehadiran putri mereka. Bagi keduanya, memberikan nafkah dan banyak uang untuk anaknya sudah cukup membuatnya bahagia.
Chaca hanya dirawat oleh pengasuhnya sejak bayi, Bi Ratih. Wanita itu sangat menyayanginya seperti anak sendiri.
"Non," sapa Bi Ratih setelah selesai menguncir rambut nona kecilnya itu.
"Iya, Nanny," balas Chaca memutar kepala hingga rambut panjangnya ikut terayun mengikuti gerakannya.
"Itu tadi brownisnya kok masih?" tanya Bi Ratih ketika sepulang sekolah tadi mendapati kotak brownisnya masih terisi beberapa.
Biasanya, Chaca selalu membagikan pada teman-temannya dan hanya membawa pulang kotak kosong.
"Chaca lagi pengen makan, Nanny. Nanti tolong bawain ke sini ya. Separuh buat Nanny sama yang lainnya. Separuhnya lagi buat Chaca," ucapnya menyunggingkan senyum sangat cantik.
"Buat Non aja semuanya biar gemuk badannya," canda Bi Ratih mencubit hidung mancung Chaca.
"Nanny bisa aja. Enggak Nanny harus cobain deh. Nyesel entar, enak banget loh sumpah!" Chaca menaikkan jari tengah dan telunjuknya.
"Makasih ya, Non," ucap Bi Ratih mengusap kepala Chaca penuh kasih.
Malam harinya, Chaca tengah menonton televisi di ruang tengah. Ia menunggu kedatangan papa dan mamanya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia bahkan menguap berkali-kali.
"Non, kita pindah ke kamar ya." Ini sudah ke tiga kalinya ia menawarkan.
"Enggak, Nanny. Chaca mau nunggu Mommy dan Daddy. Chaca mau nunjukin nilai matematika Chaca, sama mau ngasih brownis ini," elaknya dengan mata memerah karena kantuk tertahan.
Bi Ratih mendesah pelan, dalam hatinya kasihan dengan nona kecilnya. Orang tuanya seolah tak peduli. Mereka tetap sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Pengasuh itu memutuskan untuk menemaninya, duduk di sebelahnya. Hingga Chaca tertidur di pangkuan Bi Ratih. Wanita itu terus membelai lembut kepala gadis kecil itu.
Tak berapa lama, Alexander dan Alice memasuki rumah. Mereka tampak kelelahan. Alexander terus melaju ke kamarnya, tidak melirik keberadaan putrinya yang meringkuk di sofa.
Sedangkan Alice menghampirinya. "Kenapa Chaca tidur di sini, Bi?" tanya Alice mengerutkan dahinya. Ia berhenti sejenak menengok putrinya.
"Eee ... tadi Non Chaca nungguin Ibu dan Bapak. Beliau mau ...."
"Angkat ke kamar saja, Bi." Belum selesai Bi Ratih menjelaskan, Alice sudah memotong ucapannya.
"Baik, Bu," balasnya tanpa berani membantah. Alice melanjutkan langkahnya ke kamar menyusul suaminya.
Kepala Bi Ratih menunduk, matanya nanar melihat kertas hasil ujian gadis kecil di pangkuannya. Juga potongan beberapa brownis yang tersaji di meja.
'Kasian sekali kamu, Non,' gumam Bi Ratih pilu.
Akhirnya Bi Ratih mengangkat tubuh Chaca. Membawanya ke kamar bernuansa serba pink itu lalu merebahkan dan menyelimutinya.
"Yang sabar ya, Non. Ada Bibi yang selalu ada untuk Non Chaca." Bi Ratih mencium kening Chaca.
Tak tahan berlama-lama di sana, wanita itu pun bergegas meninggalkan kamar Chaca. Menangis di kamarnya. Tak tega dengan nasib yang sedang dialami gadis kecil itu.
Setiap hari selalu seperti itu. Chaca yang merengek meminta perhatian orang tuanya, tak sedikit pun dapat menyentuh hati mereka untuk sekedar menanyakan kabar anak itu.
Chaca selalu dirundung kesepian, meski bergelimang harta tak bisa memberikan kepuasan dan kebahagiaan untuknya.
Bersambung~
Tapi sekalinya baca novel atau nonton drama tentang ditinggal pergi selamanya oleh sesorang, rasanya seperti ngalamin kejadian itu sendiri 😭😭
sakit banget ini hati...
air mata juga ampe ngalir 😭
ampe merinding bacanya tuh
bener banget
hati-hati sama orang penyabar dan pendiam 😄
sekalinya kecewa langsung keluar dari mulut talak tiga...
kan kan kan
dasar buaya!
jeburin aja ke danau 😊
sombong amat!
kasihan sama orang lain tapi gk kasihan sama diri sendiri dan chaca...
kesel sama si gandhi 😤😡
eh pas disamperin udah jejer sama cewe lain 😭
sakitnya luar biasa
Bapak kandung apa bukan sih?
setidaknya kalau gk bisa beri perhatian ya gk usah main tangan lah 😭😭
kemarin kan sabtu katanya...
apa iya hari minggu kerja? 🤭