NovelToon NovelToon
Istri Kecil Tuan Muda Xavier

Istri Kecil Tuan Muda Xavier

Status: tamat
Genre:Romantis / CEO / Aliansi Pernikahan / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: selenophile

Setelah kembali dari luar negeri, Keira Adelina Oliver terpaksa harus menikah dengan seorang pria asing untuk membantu perusahaan ayahnya yang diambang kebangkrutan.


Xavier Grayson Chester seorang pria tua berumur 34 tahun, dibuang oleh keluarganya setelah kecelakaan mobil yang dialaminya. Yang mana membuat kedua kakinya menjadi lumpuh. Dan sebagai imbalan atas kerja kerasnya, keluarganya mencarikannya seorang istri untuk menemaninya di pengasingan.


Dan bagaimana jika seorang wanita yang mirip dengan Keira muncul di tengah-tengah pernikahan mereka.

Apa hubungannya?


penasaran dengan ceritanya? yuk baca.


jangan lupa like and comment ya 🥰

ini karya ku yang pertama, jika ada kesalahan mohon maaf.

Terima kasih 🙏🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selenophile, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Setelah masuk ke dalam, seorang pelayan paruh baya menyambut mereka. 

"Halo Nyonya selamat datang, saya Eli pembantu  di sini, jika Nyonya butuh sesuatu silahkan panggil saya,"ujarnya sopan. 

"Halo Bi Eli, saya Keira. Kalau begitu mohon bantuannya selama saya di sini dan maaf merepotkanmu,"ucap Keira tersenyum lembut. 

Mendengar permintaan maafnya Eli buru buru berkata, 

"Tidak! tidak! Nyonya itu tidak merepotkanku sama sekali, karena itu sudah menjadi tugas saya."

"Oke jika aku butuh sesuatu aku akan memanggil Bibi,"ucap Keira sambil tersenyum manis. 

"Bi tolong ajak dia berkeliling,"perintah Xavier. 

"Baik Tuan."

"Mari Nyonya, saya akan memperkenalkan tempat yang ada di rumah ini."

 

"Ya tolong pimpin jalan."

Mereka berkeliling menelusuri tempat yang ada di villa ini. Villa ini di bangun dengan tiga lantai, lantai pertama ruang keluarga dan ruang makan, lantai dua untuk kamar tidur dan ruang kerja, sedangkan lantai tiga merupakan tempat olahraga, nonton bioskop, dan bersantai. 

"Kalau begitu, di mana kamarku Bi?"tanya Keira. Setelah berjalan-jalan yang cukup lama, tumitnya terasa sakit karena terlalu lama memakai high heels. 

"Tuan bilang, Nyonya akan satu kamar bersamanya. Jadi, mari saya antar."

Aku kira akan pisah kamar, karena kita orang asing. Ternyata tidak. Gumam Keira tidak percaya, karena dilihat dari penampilannya yang dingin Xavier tidak suka dekat dengan wanita. 

"Oke."

°°°°

Setelah seharian berjalan-jalan, kini Keira sudah berganti pakaian dengan dress santai yang nyaman dipakai dan sandal berbulu yang sudah disiapkan oleh Xavier. 

Mengamati sekeliling kamarnya, terdapat sebuah sofa di dekat jendela, juga balkon untuk melihat pemandangan di luar. Kamarnya sangat nyaman, dengan dekorasi yang sederhana namun terlihat elegan. Ada juga tempat tidur besar yang muat untuk beberapa orang dan televisi besar yang menempel di dinding. 

Berjalan menuju balkon, Keira disuguhi pemandangan yang sangat menyegarkan mata. Terdapat taman yang ditanami berbagai bunga dan pohon, ada juga gajebo tempat bersantai untuk minum teh di sore hari dan di sampingnya juga ada kolam renang. 

Berdiri di belakang pembatas pagar, Keira menikmati semilir angin sore yang bertiup ke arahnya. Rambutnya yang panjang berayun ke belakang, wajahnya yang cantik, secantik peri dengan temperamen yang lembut dan bersih. 

Xavier yang baru saja kembali dari ruang kerja, melihat pemandangan indah seperti ini tertegun sejenak. Matanya yang hitam seperti tinta menatap Keira dengan tatapan dalam, seperti seekor binatang buas menatap mangsanya tanpa membiarkannya lolos dari cengkramannya. 

"Apa kamu menikmatinya?"

Mendengar suara dingin di belakangnya yang tiba-tiba, Keira langsung berbalik dan melihat Xavier sudah berada di kamar. 

Sejak kapan dia di sini, kenapa aku tidak merasakan keberadaannya. 

Menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya, Keira menjawab pertanyaan Xavier, 

"Ya pemandangan di sini sangat bagus, aku sangat menyukainya,"ujarnya sembari tertawa manis, dia menatap Xavier dengan mata berbinar. 

Mendengar tawa manis Keira, entah kenapa membuat jantungnya berdetak sangat kencang. Mencoba menetralkan perasaannya, Xavier berdehem canggung. 

"Bagus kalau kamu suka." Setelah mengucapkan itu, Xavier mendorong kursi rodanya menuju kamar mandi. 

"Kamu mau kemana?"tanyanya, saat melihat Xavier bergerak. 

"Kamar mandi."

Melihatnya langsung masuk ke kamar mandi, Keira mengedikkan bahunya acuh tak acuh. 

Mungkin dia tidak butuh bantuanku. 

Tidak lagi memperhatikannya, Keira kembali menikmati pemandangan di balkon dan semilir angin. Tapi, pandangannya tertuju pada sesuatu yang bergerak di dekat gajebo. Karena terlalu jauh Keira tidak terlalu jelas melihatnya, memicingkan matanya tajam Keira ingin melihat apa itu yang bergerak. 

Namun, sebelum dia mengetahui sosok yang bergerak. Dia dikejutkan dengan suara benda jatuh di kamar mandi. Takut sesuatu terjadi padanya, Keira langsung berlari ke kamar mandi untuk mengeceknya. 

"Apa kamu baik-baik saja,"ujar keira sangat khawatir dengan keadaannya. Dia mengetuk kamar mandi dengan kencang. 

Tidak ada jawaban dari dalam, Keira langsung panik. 

Apa sesuatu terjadi padanya. 

"Halo! Apa kamu mendengarku, apa kamu baik-baik saja!" Keira mengetuk pintu dengan brutal hingga tangannya memerah. 

Masih tidak ada yang menjawab, Keira mendekatkan telinganya ke pintu. Sayup-sayup dia mendengar suara ringinsan kesakitan. 

"Hei, kamu jangan khawatir. Aku akan menolongmu." Setelah mengatakan itu, Keira langsung menendang pintu kamar mandi dengan kuat. 

Karena pintunya terkunci, Keira tidak punya cara lain selain mendobraknya. 

Setelah pintu terbuka, dia melihat Xavier yang terjatuh di lantai dan kursi rodanya yang sudah terbalik. 

Melihat wanita itu datang kepadanya dengan raut wajah khawatir, Xavier merasa malu sekaligus marah. Malu karena wanita itu melihat  ketidakberdayaannya, dan marah karena kakinya yang lumpuh. 

Tanpa melihat reaksi Xavier, Keira buru-buru datang ke arahnya untuk membantunya bangun. 

"Astaga! Apa kamu terluka, sini aku bantu." Tangannya terulur ingin membantunya duduk di kursi roda. 

Namun, tangannya ditepis dengan kuat hingga membentur closet di sebelahnya. 

"Akh…." Ringis Keira kesakitan, sambil memegang tangannya yang memerah. 

"Pergi!"bentak Xavier marah, matanya sangat merah. 

Meski sudah dibentak dan diusir, Keira dengan keras kepala tidak mendengarkannya. 

"Tidak! Aku tidak akan pergi, sebelum aku membantumu." Tanpa menunggu reaksi Xavier dia langsung mengangkatnya. 

Terkejut karena tubuhnya melayang secara tiba-tiba, Xavier secara refleks mengalungkan tangannya dileher Keira. 

"Kamu! Turunkan aku,"bentak Xavier merasa malu sekaligus marah. Sejak kapan tuan muda yang dingin dan kejam, digendong oleh wanita seperti tuan putri. 

Tanpa menghiraukan bentakan xavier, Keira langsung mendudukannya di kursi roda, dia dengan cepat berjalan keluar tanpa menyapanya. Dia akan memanggil David untuk membantu Xavier. 

Tak berapa lama kemudian, David datang dengan tergesa-gesa. 

"Tuan! Anda baik-baik saja?" David mengecek seluruh tubuh tuannya, takut ada yang terluka. 

Setelah dirasa tidak ada luka sedikitpun, David menghela nafas lega. 

"Syukurlah."

"Apa ada yang bisa saya bantu Tuan."

Xavier menghiraukan perkataan David, dia hanya melihat ke belakang David yang tidak ada siapa-siapa. 

Kemana wanita itu. 

Melihat arah fokus tuannya, David menoleh ke belakang yang tidak ada siapa-siapa. 

Apa yang sedang dilihat Tuan. 

Seolah menyadari sesuatu, David langsung tersenyum simpul. 

"Oh, setelah Nyonya memanggil saya dan memberitahukan keadaan Tuan, Nyonya langsung pergi entah kemana,"jelas David, setelah mengetahui maksud tatapan tuannya. 

Setelah mendengar penjelasan David, Xavier hanya mengangguk acuh tak acuh seola tak peduli. 

"Pergi!" Perintahnya dingin, tidak ingin di bantah. 

"Ta-tapi Tua-"

"Pergi!"

"Ba-baik."

°°°°°

Dasar gila, aku hanya ingin membantunya kenapa harus bentak-bentak. Rutuknya dalam hati. 

Saat ini dia sedang berada di halaman belakang, untuk memadamkan kekesalannya yang membuncah. 

Menatap tangannya yang bengkak, Keira meniup-niupnya, seakan jika ditiup sakitnya akan hilang, padahal tidak. 

"Akh tanganku sakit sekali." 

1
Trimulyati Trimountea
suami idaman
Ray
mematuk, kek ular ya? 😁
cetom😘😘
tapi tk torr
cetom😘😘
kok shaka torr
Reva Azriyanty
iya, bikin karakter kei itu boleh jadi wanita yg kuat dn ngak gmpng ditindas, tp bikin kei klo ngomong kesuami itu sopan dn jngn suka mengumpat, jd sebel dengernya.
anikbunda lala
lama2 kok ngeselin ya gayanya si kei
H
😂😂😂
Jamayah Tambi
Tahniah ceritanya.Sudah ku baca
Jamayah Tambi
Shaka nak horong ibunya sorang.Sedar diri lo/Tongue//Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
/Shy/
Jamayah Tambi
Belasah dulu baru serah pada polis/CoolGuy//Sob/
Jamayah Tambi
jgn tengok je.Tolong
Jamayah Tambi
Cari gara2 kamu.Klu didapati memunuh hukumanya berat/CoolGuy//Sob/
Jamayah Tambi
Macam2 halangan untuk bahagia
Jamayah Tambi
Apa lagi ni keira
Jamayah Tambi
Lambatla ayah2 kamu ni.Hembus saja
Jamayah Tambi
Mafia betul
Jamayah Tambi
Nak mati
Jamayah Tambi
Berani kau colek anak tentera
Jamayah Tambi
Orang tua tiada hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!