NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 20 - Bertemu 1

Mereka berbelanja seperti pasangan suami istri pada umumnya. Setelah kebutuhan belanja

bulanan terpenuhi, Tia mengajak nenek untuk jalan-jalan. Melihat barang-barang

yang dipajang di Mall, sedangkan Rizal turun ke parkiran untuk meletakkan

belanjaan mereka di dalam mobil.

Ketika sedang melihat-lihat baju, Tia mendengar seseorang memanggilnya.

“Tia...!” Tia menoleh, kaget ketika melihat Alex sudah berjalan ke arahnya sembari

tersenyum senang.

“Tia, gak nyangka banget bisa ketemu disini.” Alex menggenggam tangan Tia, karena

terlalu senang dia tidak sadar telah memegang tangan wanita itu. Merasa jengah

dan gugup, Tia menepiskan tangan Alex.

“Eh..eh.. Mas Alex... Apa kabar??”

“Gak nyangka bisa ketemu disini. Padahal gak janjian ya. Tadi kamu keluar sama nenek

ternyata kesini ya??” Alex kemudian menghadap nenek dan mengulurkan tangannya.

“Kenalin Nek, saya Alex temannya Tia.” Nenek menatap Alex dengan curiga sebelum membalas

jabat tangannya.

“Teman kantor??” tanya nenek penasaran.

“Bukan Nek, teman lain...” Tia buru-buru menjawab.

“Kita duluan ya Mas, masih banyak yang mau Kita cari.” Tia menarik tangan neneknya,

membuatnya menjauh dari Alex.

“Eh, Kita belum selesai ngobrol Tia...” Alex tidak mau kalah, dia berlari mengejar

Tia yang berjalan dengan terbru-buru.

“Iya Mas, ngobrolnya dilanjut kapan-kapan saja. Saya masih ada urusan.”

“Mau kemana? Aku anter ya?” Alex masih maksa. Tia ingin menjerit rasanya. Sesekali

dia melihat sekeliling. Dia takut tiba-tiba Rizal datang menghampirinya.

“Gak usah Mas. Duluan ya” Tia mulai menjawab dengan ketus. Sepertinya Alex tahu

diri, dia mulai sadar kalau Tia mulai marah padanya.

“Ya udah hati-hati ya Nek, hati-hati Tia...” Tia membalas ucapan Alex dengan melambaikan

tangan tanpa menoleh. Sementara nenek menatap dengan curiga.

Setelah sampai ditempat yang sekiranya tidak terjangkau Alex,        Tia melepaskan tangan neneknya.

“Sopo wong lanang kuwi Ndu?” (Siapa laki-laki itu Nak?) Nenek bertanya dengan curiga.

Tia menjawab gelagapan.

“Eh..Eh.. Cuman teman kok Nek...”

“Kalau hanya teman kok kayak gitu? Kok kamu kayak gak pengen ngenalin ke Nenek?”

“Eh ya Nek.. Itu... Tia gak begitu suka sama orang itu. Makanya gak pengen ngenalin

Nenek ke dia...”

“Beneran cuman itu?? Awas ya Ndu, jangan pernah main api. Kamu sudah bukan wanita lajang

lagi. Kamu sudah menikah. Hargai perasaan suamimu Ndu...” Tia menelan ludah.

Gumpalan rasa bersalah memenuhi krongkongannya. Di saat seperti itu, HP nya

berbunyi. Ada telpon masuk dari Rizal. Tia merasa terselamatkan.

“Disebalah mana Dek? Mas disebalah cafe A lantai tiga ne.”

”Eh... Kita ada di lantai empat Mas. Disebalah toko baju.”

“Diam disitu ya, Mas susul.”

Rizal menyusul mereka, kemudian mereka melanjutkan dengan makan malam. Sesekali mata

Tia melirik neneknya. Dia takut neneknya membahas Alex di depan Rizal.

“Gak ada yang mau dibeli lagi Dek? Mungkin baju, sepatu atau yang lain?” tanya Rizal

“Sebenarnya pengen beli sepatu sih. Kebetulan sepatu kantor mulai sedikit usang. Tapi

kapan-kapan aja deh Mas.”

“Lho, kenapa ditunda belinya? Mumpung lagi disini, beli aja sekarang. Nenek tunggu

disini ya. Kalian berdua pergi jalan-jalan saja. Kaki nenek sudah tidak kuat

buat jalan jauh lagi.”

“Tapi Nek...” Tia masih keberatan. Akhirnya setelah dipaksa nenek, dia mau juga galan

berdua dengan Rizal.

“Beneran gak apa-apa ninggalin Nenek disana?” tanya Tia khawatir.

“Mas yakin gak apa-apa. Tadi kan nenek janji gak bakal kemana-mana Dek. Nenek juga

bisa dihubungi pakai HP kan??

“Iya juga sih.. Hahhhh... Kalo saja sepatuku tidak begitu urgent untuk diganti...”

Rizal menepuk-nepuk punggung Tia, memberi semangat.

 

***

Dear

READERS kesayangan

Tolong jempol, hati dan komennya ya…

Karena setiap jempol, hati dan komen yang readers berikan menambah semangat Kami dalam

menulis.

Terima Kasih sudah membaca karya saya ;-)

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!