NovelToon NovelToon
Jadi Simpanan Ceo

Jadi Simpanan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak
Popularitas:343
Nilai: 5
Nama Author: Celyzia Putri

Nadia mengira melarikan diri adalah jalan keluar setelah ia terbangun di hotel mewah, hamil, dan membawa benih dari Bramantyo Dirgantara—seorang CEO berkuasa yang sudah beristri. Ia menolak uang bayaran pria itu, tetapi ia tidak bisa menolak takdir yang tumbuh di rahimnya.
Saat kabar kehamilan itu bocor, Bramantyo tidak ragu. Ia menculik Nadia, mengurungnya di sebuah rumah terpencil di tengah hutan, mengubahnya menjadi simpanan yang terpenjara demi mengamankan ahli warisnya.
Ketika Bramantyo dihadapkan pada ancaman perceraian dan kehancuran reputasi, ia mengajukan keputusan dingin: ia akan menceraikan istrinya dan menikahi Nadia. Pernikahan ini bukanlah cinta, melainkan kontrak kejam yang mengangkat Nadia .

‼️warning‼️
jangan mengcopy saya cape mikir soalnya heheh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celyzia Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Bramantyo sudah tahu bahwa ibunya, Sofia, bukanlah lawan yang bisa dihadapi hanya dengan emosi tapi juga dengan taktik. Sofia adalah manipulator ulung yang bergerak di balik hukum. Maka, Bramantyo memutuskan untuk menggunakan kelemahan terbesar ibunya yaitu keserakahan akan pengakuan sah sebagai penguasa Dirgantara.

Bramantyo mengirimkan undangan resmi kepada Sofia untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa. Ia membisikkan umpan yang sangat manis melalui pengacara Sofia: "Bramantyo menyerah. Ia akan menyerahkan seluruh sahamnya kepada ibunya asal ia diizinkan pergi membawa Nadia dan Arka keluar negeri."

Sofia, yang merasa telah menang di atas angin, datang ke gedung Dirgantara dengan gaya seorang permaisuri. Ia mengenakan gaun hitam mahal dan perhiasan berlian yang mencolok, siap untuk mengusir Nadia dari kursi kepemimpinan.

"Kau membuat keputusan yang cerdas, Bramantyo," ucap Sofia saat memasuki ruang rapat yang sudah dipenuhi oleh jajaran direksi dan notaris. "Keluarga ini memang butuh pemimpin yang berdarah murni, bukan gadis kecil ini."

Nadia hanya duduk tenang di kursi utama, menyesap tehnya tanpa ekspresi.

Bramantyo menyodorkan tumpukan dokumen tebal. "Semua sudah siap, Ibu. Tanda tangani ini, dan aku akan pergi."

Dengan senyum kemenangan, Sofia menandatangani setiap lembar dokumen itu tanpa memeriksa detailnya secara menyeluruh, karena ia percaya pengacaranya—yang ternyata sudah disuap balik oleh Bramantyo dengan nilai yang jauh lebih besar—telah memeriksanya.

Namun, setelah tanda tangan terakhir dibubuhkan, Nadia berdiri dan mulai tertawa kecil—sebuah tawa yang membuat bulu kuduk Sofia meremang.

"Terima kasih, Sofia," ucap Nadia. "Kau baru saja menandatangani pengakuan dosa dan penyerahan seluruh aset pribadi yang kau sembunyikan selama di rumah sakit jiwa kepada yayasan yatim piatu atas nama ayahku, Hadi Dirgantara."

Wajah Sofia memucat. "Apa?! Kau menipuku?!"

Bramantyo berdiri di samping Nadia, melipat tangan di dada. "Dokumen yang kau tanda tangani bukan penyerahan sahamku padamu, tapi pengakuan bahwa kau telah memalsukan status kesehatan mentalmu dan melakukan penggelapan dana selama bertahun-tahun melalui perusahaan cangkang di luar negeri."

Layar besar di ruang rapat tiba-tiba menyala, menampilkan rekaman video Sofia yang sedang berbicara dengan Adrian di London, merencanakan cara melenyapkan Arka demi warisan.

"Kau bukan hanya ingin perusahaan ini, Ibu. Kau ingin membunuh cucumu sendiri," suara Bramantyo menggelegar, penuh dengan amarah yang tertahan. "Dan itu adalah garis merah yang tidak boleh kau lewati."

Pintu ruang rapat terbuka, namun bukan pengawal Sofia yang masuk, melainkan pihak kepolisian yang siap menangkap sofia.

"Nyonya Sofia Dirgantara, Anda ditahan atas tuduhan konspirasi pembunuhan, pemalsuan dokumen negara, dan pencucian uang," ucap petugas kepolisian.

Sofia berteriak histeris, mencoba menyerang Nadia, namun Bramantyo dengan sigap menghalangi jalan ibunya. Sofia diseret keluar dari gedung megah itu di depan kilatan kamera wartawan yang sudah disiapkan oleh tim hubungan masyarakat perusahaan untuk menghancurkan reputasinya secara total.

Setelah ruangan sunyi, Bramantyo berbalik menatap Nadia. Ia terlihat sangat lelah. Perang melawan ibunya sendiri menguras energinya.

"Sudah berakhir, Nadia. Dia tidak akan pernah kembali," bisik Bramantyo.

Nadia berjalan mendekat, menatap dokumen yang kini sah secara hukum. Ia kemudian merobek salah satu lembar dokumen pribadi milik Bramantyo—lembar yang menyatakan Bramantyo adalah "pelayan" Nadia.

"Bram," panggil Nadia pelan. "Mulai hari ini, kau bukan lagi bayanganku. Kau adalah pasanganku. Kita akan mengelola tempat ini bersama, demi Arka."

Bramantyo tertegun, matanya berkaca-kaca. Pengampunan yang ia cari selama bertahun-tahun akhirnya datang, bukan karena ia berhasil menebus dosa ayahnya, tapi karena ia membuktikan bahwa ia siap melawan darah dagingnya sendiri demi melindungi Nadia. Dan akhirnya Nadia luluh juga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!