NovelToon NovelToon
Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author:

Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.

Chapter 20

“Ngapain lu keluar dari ruangan ini Tar?” tanya Queen heran.

Tak lama setelah itu Willie juga ikut keluar dari ruangan itu, ia terkejut saat Mentari menyebut nama adik sepupunya itu.

“Kalian berdua ngapain disini?”

“Aturan gue yang nanya sama lu kak, lu ngapain ada di sekolah ini?”

“Dan lu ngapain Mentari kak? Kalian berdua saling kenal dan dekat sebelumnya ya?” tanya Queen bertubi-tubi pada Willie.

“Terserah gua ngapain ada disini, lu sendiri ngapain disini?” bukannya menjawab pertanyan Queen, Willie malah bertanya balik pada gadis itu.

“Nggak usah ngalihin pembicaraan lu kak!”

“Jawab aja pertanyaan gua, bukan lu yang bertanya sama gua!”

“Tari” panggil Queen pada Mentari.

Karena gadis itu terlihat sangat gugup dan hanya menundukkan kepalanya saja.

Willie langsung saja memasang wajah datarnya, dan menatap Queen dengan tajam.

“Kalau kita udah kenal dari dulu kenapa?” tanya Willie balik dengan ketus.

“Nggak Queen tadi kak Willie cuma bilang masalah kemarin tentang gua dan juga Natasya” ucap Mentari dengan gugup.

“Kak Willie di sekolah ini karena ada urusan sama pihak sekolah.”

“Yakin!”

“Bener kak?” tanya Queen pada Willie.

Cowok itu hanya melihay Queen sekilas, lalu melangkah kan kakinya pergi meninggalkan mereka berdua. Dan kini hanya tinggal Queen dan juga Mentari. Mentari berusaha untuk bersikap biasa saja sama Queen,, agar gadis itu tidak curiga.

“Untuk apa kak Willie bahas masalah lu sama Natasya kemarin, mau minta maaf dia?”

“Mungkin, gua nggak tahu juga” ujar Mentari,, ia langsung saja pergi menuju ke kelas.

Queen menatap Mentari yang sudah menjauh dari dirinya. Gadis itu merasa ada sesuatu yang disembunyikan antara Mentari dan kakak sepupunya itu.

“Gua harus cari tahu ada hubungan apa mereka” gumam Queen.

“Gua tanya aja sama mama Inggrit nanti” dia langsung saja menyusul Mentari menuju ke kelas.

.

Sedangkan kini Willie dan juga Gibran seperti orang yang sedang perang dingin. Sejak masuk ke dalam kelas, Willie menatap Gibran dengan sinis.

Geral yang melihat kedua sahabatnya itu seperti sedang ada masalah hanya menatap mereka berdua dengan bingung. Namun ia tidak ingin ikut campur dalam masalah Gibran dan Willie.

Bagi Geral saat ini adalah bagaimana caranya dia dapat mendekati Mentari, anak baru yang langsung mencuri perhatian dirinya dengan wajah polosnya itu.

“Gib lu tadi ke sekolah lama kita temuin Tari ya?” tanya Geral penasaran.

“Iya” jawab Gibran singkat, namun matanya masih tertuju pada Willie.

“Sialan lu nyolong start duluan lu ya” ucap Geral kesal.

“Nanti pokoknya selesai kelas gue bakalan pergi ke sekolah untuk nganterin Mentari pulang pulang” lanjut Geral.

Jam kelas pun di mulai, semua mahasiswa dan mahasiswi fokus memperhatikan dosen yang mengajar di depan kelas.

Ayunda teman dekat Natasya yang melihat Willie tidak mood hari ini mencoba untuk bersikap baik pada cowok temannya itu.

“Lu kenapa Willie? Berantem sama Natasya?” tanya Ayunda sambil menatap Willie.

Willie tidak menjawab pertanyaan gadis itu, ia fokus menerima pelajaran yang diterangkan oleh dosen di depan kelas.

“Will..” ucap Ayunda sekali lagi.

“Yu bisa nggak lu fokus aja dengerin buk Risa jelasin materi” ucap Willie datar tanpa menoleh sedikit pun pada gadis itu.

“Lu kenapa sih? Gua kan tanya baik-baik” ucap Ayunda sedikit kesal.

“Nggak ada orang yang minta lu nanya keadaan gua saat ini!”

Ayunda langsung saja membuang muka dan sedikit merasa kesal melihat respond Willie. Ayunda mengirim sebuah pesan kepada Natasya.

Namun cowok modelan Willie yang kadang peka dan juga cuek saat ada masalah tidak menghiraukan siapapun yang berusaha mencari perhatian dirinya.

Saat ini ia tengah kesal dengan Gibran yang semakin terang-terangan mendekati Mentari. Ia juga kesal dengan Mentari yang sudah berani membantah ucapan dirinya dan menantang balik dirinya.

‘Gua nggak akan biarin Gibran berhasil menarik perhatian Mentari’ batin Willie.

.

Tak terasa waktu terus berjalan, dan kini saatnya untuk seluruh siswa istirahat dan mengisi energi masing-masing.

Mentari yang tidak ikut dengan Queen pergi ke kantin hanya diam duduk sendiri di dalam kelas. ia tidak ingin bertemu dengan siapa pun saat ini. Walaupun tadi gadis itu sudah berani menentang ucap Willie namun, Mentari bukan gadis yang seperti itu.

Mentari mengeluarkan ponselnya dan membuka salah satu aplikasi novel di ponselnya. Ketika tengah asik membaca ada seseorang yang menghampiri dirinya.

“Heh gadis kampung” ucap cewek itu.

Membuat Mentari terkejut, pasalnya ia tidak tahu cewek itu siapa. Apakah teman seangkatannya atau malah adik kelas.

“Maaf ada apa ya?” tanya Mentari sopan.

“Nggak usah belaga polos lu” bentak cewek tersebut.

“Gua kasih tahu sama lu ya, jangan pernah lu deketin kak Gibran lagi!” ucap cewek itu dengan ketus.

Mentari bingung sekaligus terkejut mendengar ucapan cewek di depan dirinya itu. Ia tidak pernah merasa mendekati Gibran atau siapa pun itu.

“Maaf ya, tapi aku nggak pernah deketin kak Gibran” ucap Mentari lembut.

“Munafik lu, buktinya aja lu setiap hari berangkat ke sekolah dianterin sama dia!”

“Gua tahu lu anak baru di sekolah ini, dan hanya gadis kampung!”

“Aturan lu tahu diri, lu tu nggak selevel sama kita semua yang sekolah disini.”

“Sekali lagi gua peringantin sama lu jangan pernah deketin kak Gibran lagi, kalau lu nggak mau kena akibatnya.”

Selama cewek itu berbicara dan memaki dirinya, Mentari hanya diam saja. Ia tidak melawan atau pun menyela ucapan cewek itu.

“Kamu udah selesai bicaranya?” tanya Mentari dengan lembut.

“Kurang ajar lu, jadi lu kira gua main-main memperinganti lu tadi!” bentak cewek itu.

Kemudian cewek itu mendorong Mentari kuat sehingga dia jatuh ke lantai dan tangannya membentur meja.

“Lu rasain itu, jadi nggak usah macam-macam sama gua” cewek itu langsung saja pergi meninggalkan Mentari yang masih terjatuh dilantai.

Mentari berusaha bangkit dan melihat tangannya yang sedikit berdarah. “Aduh!”

Gadis itu langsung saja pergi ke toilet untuk membersihkan darah ditangan nya. Saat berjalan menuju toilet Mentari tidak sengaja bertemu dengan Radit.

Namun cowok itu hanya melewati dirinya begitu saja tanpa bertanya sedikit pun kenapa ia terluka. Karena juga tidak terlalu dekat dengan Radit, Mentari cuek dan bersikap bodo amat.

Dilain sisi sebenarnya Radit penasaran dengan tangan Mentari yang berdarah. Namun karena waktu istirahat jadi banyak murid yang berlalu lalang. Ia tidak mungkin menanyakan keadaan Mentari di depan mereka semua.

Radit kini bertugas mengawasi dua wanita yang dekat dengan Willie. Namun kali ini fokus Radit lebih kepada Mentari. Ia harus memberi laporan kepada Willie dengan siapa Mentari tengah dekat.

“Biarin si Willie aja yang nanyain tu anak kenapa tangannya berdarah. Mending gue kasih tau Willie kabar ini” gumam Radit, ia melanjutkan langkah nya kembali.

Mentari yang sudah selesai membersihkan darah di tangannya menatap dirinya dari pantulan kaca.

“Apa aku sehina itu” gumam Mentari lirih.

“Apa karena aku gadis dari kampung tidak pantas untuk berteman dengan siapa pun disini.”

“Aku tidak pernah berusaha mendekati cowok di sekolah ini!”

Mentari menatap dirinya dengan tersenyum getir. Kenapa sejak pindah ke kota ia tidak pernah merasakan kenyamanan dan ketenang saat dirinya berada di kampung.

“Aku hanya berusaha untuk mengambil perhatian satu nama cowok.”

Mentari terdiam, ia tidak melanjutkan ucapannya itu.

‘Kak Willie’ ucap Mentari dalam hati.

“Semangat Mentari kamu bisa, seperti kata ayah dia adalah cowok yang terbaik” ucap Mentari sambil tersenyum, kemudian ia langsung keluar dari toilet.

Bersambung…

1
Kyo Miyamizu
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!