NovelToon NovelToon
Celine Juga Ingin Bahagia

Celine Juga Ingin Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:753
Nilai: 5
Nama Author: *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*

Celine si anak yang tampak selalu ceria dan selalu tersenyum pada orang-orang di sekelilingnya, siapa sangka akan menyimpan banyak luka?
apakah dia akan dicintai selayaknya dia mencintai orang lain? atau dia hanya terus sendirian di sana?
selalu di salahkan atas kematian ibunya oleh ayahnya sendiri, membuat hatinya perlahan berubah dan tak bisa menatap orang sekitarnya dengan sama lagi.
ikuti cerita nya yuk, supaya tahu kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah akan lebih baik?

"Jadi, mau dikemanakan makanan ini?." tanya nya, dia duduk di kursi tepat di depan Celine.

"Papa...berikan saja pada Anastasya nanti." ujarnya sedikit berani.

"Tapi, aku belikan ini untukmu, dia tak akan menyukai nya." jelas dari ucapannya itu adalah salah satu makanan kesukaan Celine.

"Kalau begitu, papa letakkan saja di sini, siapa tahu ada yang akan memakannya." ucapnya lagi sebelum melanjutkan makannya. "Dan...bibi Erina kemana, pa?" dia memberanikan dirinya untuk bertanya.

Damian yang tadinya memperhatikan makan nya kini menatap wajahnya. "Bibi Erina ambil cuti, dia ada acara keluarga di kampung halamannya, jadi dia sibuk dan kemungkinan kembali Minggu depan." suaranya pelan tak setajam sebelum nya.

Celine hanya mengangguk, dia turun dari kursinya karena dia sudah selesai makan. Mengembalikan piring ke wastafel dan mencuci tangan nya.

Sementara Damian memperhatikan bungkusan makanan yang dia bawa sebelum nya. "Papa bawa apa hari ini? Celine mau!"

Dia teringat bagaimana dulu Celine bisa begitu bahagia hanya dengan makanan yang dia bawa saat pulang kerja.

Dia melirik anak itu, memperhatikan bagaimana dia berubah sekarang, tak begitu mengejutkan karena dia pun melakukan hal yang sama padanya.

"Papa kembali saja ke kantor, Celine sudah baik-baik saja. Dan...papa berikan izin ke guru Celine boleh? Hari ini Celine tidak enak badan, jadi tidak bisa ke sekolah." ucapnya sedikit ragu-ragu, takut Damian akan mengamuk padanya.

Damian berdiri dari kursinya, berjalan menuju anak itu dan berdiri tepat di depannya. Dia menatap nya dari atas sampai bawah dan matanya memperhatikan luka yang ada di lutut gadis kecil itu.

Celine yang ketakutan hanya bisa berdiri diam disana, tak berani bergerak atau Damian akan menarik nya.

Sementara tangan Damian sudah terulur ke depannya, hanya untuk mengecek suhu tubuh gadis kecil itu di dahinya.

Celine terkejut dengan cara Damian peduli padanya, terlalu lembut baginya yang sudah merasakan dinginnya pria itu selama ini.

Tapi, bukankah seharusnya itu wajar dan tak berlebihan? Apa karena dia tak pernah merasakan kasih sayang itu lagi? Sampai akhirnya untuk hal kecil seperti ini, dia merasa begitu di pedulikan? Ahh...entah lah.

"Kamu panas, mau ke dokter?" tanya nya dengan pelan.

Celine menggelengkan kepalanya "Celine sudah minum obat, pa." jelasnya

"Minum obat apa?" tanya Damian penasaran.

"Obat...obat biasa." gumamnya sambil menundukkan kepalanya.

Damian menghela nafas "Kita ke dokter sekarang." dia tak menunggu jawaban dari anaknya dan langsung menarik Celine dengan erat, tapi tak membuatnya merasakan sakit, genggaman erat tanda...sayang(?).

Celine hanya bisa melihat wajah Damian dengan perasaan bingung, sebenarnya mengapa dia begitu peduli padanya? bukankah dia bisa saja meninggalkan dirinya sendirian?.

"Kamu pakai sendal mu, papa tunggu." dia melepaskan tangan Celine hanya agar anak itu bisa mengenakan sendalnya yang ada di rak depan.

Celine mengangguk dan mengenakan sendal jepit yang sudah usang, warna nya pudar dan untuk orang seperti mereka seharusnya itu sudah dibuang.

Damian meliriknya dan dengan ragu-ragu akhirnya dia bertanya "Ini...sendal mu?" dia menunjuk ke bawah ke sendal yang dikenakan Celine.

Celine hanya bisa mengangguk pelan yang membuat Damian menghela nafas panjang. Betapa buruknya dia selama ini sampai masalah kecil seperti ini pun dia tak bisa atasi untuk anaknya.

"Ya sudah, ayo kita ke dokter dulu." dia menggandeng tangan Celine dengan erat, menuju mobilnya.

Celine yang ingin duduk di belakang sudah membuka pintunya, tapi ternyata Damian menghentikan nya. "Kenapa duduk di belakang?."

Pertanyaan itu membuat Celine sedikit bingung, karena bukannya sudah seharusnya seperti itu? Karena... "mulai sekarang, kamu duduk di belakang, dan Anastasya duduk di depan".

Dia ingat bagaimana cara Damian menegaskan itu padanya dulu. "Tidak apa-apa pa, Celine duduk di belakang saja." dia sudah naik dan duduk dengan baik di kursi belakang.

Damian hanya menghela nafas dan masuk ke kursi kemudi. Dia memperhatikan anak itu dari kaca spion tengah. Diam tak bersuara, hanya menatap ke luar jendela seperti biasanya.

1
Musri
baru awal aja dh suka,mudah2n alur ceritanya bagus GK berbelat Belit...semangat Thur💪🫰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!