NovelToon NovelToon
Cinta Yang Sederhana

Cinta Yang Sederhana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Istri ideal / Slice of Life
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.

Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.

Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

“Gak bisa, A. Gak dibolehin izin, di kontrak kerja begitu.”

Nadia menjelaskan, dia tidak bisa jika tidak masuk kerja. Ini masih awal masa kerjanya, dia tidak mendapatkan cuti bekerja sampai batas waktu tertentu.

Mau tidak mau, Aditya mengantarkan Nadia ke tempat kerjanya bahkan mereka sudah berangkat saat pagi-pagi buta. Nadia yang meminta jika dirinya tidak mau ada kata terlambat masuk kerja. Citranya di kantor sedang tidak baik, ia tak mau memperparah itu.

Sampai tempat, tepat pada waktunya.

Sebelum Nadia keluar dari mobil, Aditya menahannya sebentar.

“Kabarin kalau ada apa-apa,” ujarnya. Maksudnya, ia tahu jika rasa tidak nyaman akibat kegiatan semalam pasti masih mengganggunya.

Nadia mengangguk.

“Sebentar, Nad.”

Nadia tertunda membuka pintu mobil. Aditya mencari sesuatu, dari dalam sakunya. Dia mengeluarkan dompet dan memberikan beberapa lembar uang pada Nadia hingga terlihat uang yang terlipat menjadi dua bagian itu lumayan tebal.

“Buat apa, A?”

“Jajan,” jawab Aditya.

Nadia tidak langsung menerima. Dia tidak sedang meminta. Nadia menatap uang itu, lalu kepada pemberinya. Nadia pikir, apa karena semalam, lalu dia diberi uang jajan begini?

“Aku seperti pekerja saja, habis begitu lalu dibayar?”

Aditya terkejut.

“Astaghfirullah, Nad. Bukan begitu, tapi aku memang ingin memberimu ini.”

“Itu sudah menjadi insting Aa, kan? Kalau habis main sama perempuan, terus dia dibayar? Aku bukan PSK!” katanya lalu keluar dari mobil dengan segera. Berjalan lebih cepat memasukki gedung kantornya.

Sore hari, Aditya sudah menunggunya di tempat biasa. Seperti biasa, dia akan mengobrol dengan satpam kantor.

Dari kejauhan Nadia melihat interaksi suaminya yang terlihat klop dengan satpam kantor. Bercerita, tertawa, sambil merokok bersama.

Nadia mendekat.

“A,” panggil Nadia.

“Eh, istri saya yang cantik ini sudah keluar ternyata, Pak.” Kata Aditya menyambut Nadia yang muncul di depannya.

Di dalam mobil, Aditya bercerita jika satpam itu bukan sembarang satpam.

"Apa bedanya?" tanya Nadia.

"Dia sudah menjadi satpam selama 5 tahun," jawab Aditya.

Itu terdengar biasa saja bagi Nadia.

"Dia bisa mengenali mana orang baik dan kurang baik, Nad."

Nadia diam. Dalam hatinya berkata, siapapun bisa tahu mana orang yang baik atau tidak baik. Semua mudah terlihat jika kita waspada.

"Dia bisa tahu setiap tamu yang datang, apakah dia seorang polisi, agent, atau bahkan penjahat."

"Jam terbangnya sudah tinggi, A," tanggapan Nadia.

"Bukan, dulunya dia anggota brimob. Pensiun, milih jadi satpam."

"Benarkah?" Untuk kali ini Nadia terkejut. Pantas saja aura satpam di kantornya berbeda.

Aditya mengatakan akan membawa pergi Nadia ke suatu tempat.

Di sebuah bangunan seperti ruko di tengah kota berlantai dua.

“Buat buka bisnis elektronik, kecil-kecilan dulu gapapa, kan?”

Nadia mengangguk. Ia ikut masuk ke dalam bangunan itu yang ternyata melompong. Seperti bangunan baru tetapi tidak berisi apapun.

“Cari pekerjaan susah, Nad. Dipecat dari seorang manager, seperti gak ada yang mau menerimaku bekerja lagi.”

Memang benar, mencari pekerjaan zaman sekarang agaknya susah. Terlebih background riwayat pekerjaan Aditya sebelumnya yang sudah lumayan tinggi jabatannya, kemudian dipecat dan dilihat track recordnya karena sebuah skandal isu foto syur, ia tidak mudah diterima di dunia kerja yang serba pilih-pilih kandidat.

“Nanti di atas bisa buat tempat tinggal kita. Bukan menetap, kalau mau nginap saja,” Aditya berjalan ke lantai dua.

Nadia mengikuti. Aditya dipersilakan masuk lebih dulu ke sebuah ruangan yang sama luasnya dengan yang di bawah. Hanya saja, di sini ada beberapa ruangan, bukan hamparan kosong.

Mereka melihat satu per satu ruangan itu.

“Maaf, ya, kecil.”

Padahal yang Nadia lihat, potensial sekali berbisnis di tengah kota itu. Ini bukan ruko bangunan tua. Dinding-dindingnya terbuat dari kaca. Luas, mewah, dan strategis.

Ini tidak kecil bagi Nadia, malah besar dan pasti mahal karena lokasinya benar-benar menguntungkan dekat jalan raya utama.

Aditya lantas membawa Nadia ke mall, berbelanja bulanan stok keperluan di rumah. Satu keranjang tidak penuh, hanya berisi beras, sayuran, dan keperluan dapur dan alat mandi.

“Sudah? Ini saja?” Aditya merasa aneh. Tidak biasanya bagi seorang perempuan berbelanja minim begitu. Bahkan tidak sampai setengah jam sampai Nadia mengatakan sudah selesai.

Aditya memeriksa, makanan, sampai tisu dapur semua ada. Bahkan obat serangga pun ada, tetapi mengapa terlihat sedikit dan kurang? Biasanya kalau mengantar Hanna—ibunya, atau Claudia yang berbelanja, tidak pernah sesedikit itu.

Aditya yang mendorong trolly nya, terlalu ringan. Dia melihat ke sekeliling pada apa yang biasanya dicari wanita saat berbelanja.

“Panci, Nad. Panci itu, ga?”

“Aa udah beli, di rumah sudah ada 2,” jawab Nadia.

“Wajan. Itu, itu oven model terbaru buat baking,” tanya Aditya sambil menunjuknya di rak atas.

Nadia menggeleng. Oven serba guna sudah ada di unitnya.

Nadia benar-benar tidak melirik barang apapun lagi.

“Apa lagi yang mau dibeli, mumpung di sini?”

Nadia mengatakan sudah cukup. Kurangnya bisa dibeli di online store, di toko resminya langsung yang lebih murah dan gratis ongkos kirim.

"Lebih hemat, A."

“Kalau begini, kita bisa cepat kaya, Nad.”

“Adit!”

Keduanya menoleh ke sumber suara yang ada di depan mereka.

Seorang wanita berlari mendekat.

“Dit, Aditya kan?”

“Sita?” tanya Aditya mengernyit.

“Ouh. Ya ampun, aku kangen banget!” kata wanita itu memeluk Aditya, begitu pun pria itu yang membalas pelukannya.

Nadia mundur. Melihat keduanya berinteraksi tidak malu di tengah keramaian.

“Akhirnya ketemu di sini. Bagaimana, jadi bisnisnya?”

“Sejauh ini jadi, kemungkinan akan mulai beroperasi di tahun ini.”

“Wah keren, kemarin si Kamal bilang ke aku kamu lagi ngurus izin usaha, ya?”

“Yap, lagi proses.”

“Ngapain? Belanja?” tanya wanita itu yang melihat keranjang di tangan Nadia.

“Siapa ini?” tanya dia menunjuk pada Nadia.

“Oh ya, kenalin. Pacar gue,”

“What? Seriously? Pacar yang....”

“Berita itu gak bener. Sekarang dia pacar halal gue,” kata Aditya merangkul Nadia yang sejak tadi digandengnya.

“Halo, aku Sita. Istri pertamanya Adit,” kata wanita itu memperkenalkan.

Nadia meringis bingung saat tangan itu terulur.

“Hahaha, ngaco. Jangan dipercaya, Nad.”

“Lho, betul kan? Sejak SMA, kan lo sama gue udah anu, Dit?!” kata Sita. Namun, Aditya mengisyaratkan supaya Sita menutup mulutnya.

Nadia membalas uluran tangan itu.

“Nadia, istri kedua A Adit,” ujar Nadia.

Lantas Aditya dan Sita tertawa bersama-sama, satu kecupan Aditya berika ke sisi kepala Nadia yang dipeluknya.

Di unitnya, mereka mengemasi barang belanjaan di tempatnya. Nadia yang berwenang menata, karena dia jagonya menata barang dan dapur adalah kekuasaannya.

Selama menata barang-barang, Nadia bertutup mulut.

Giliran perempuan itu memetik seledri untuk dijadikan menu makan malam mereka. Aditya membantu.

Namun, pria itu lebih tertarik bermanja dengan istrinya. Memeluk Nadia dari belakang.

“Beruntungnya aku menikahimu,” bisik Aditya, lalu mengecup pipi kiri Nadia dari belakang.

“Cantiknya luar dalam.”

"Lepasin, A." Nadia menurunkan pelukan Aditya dari perutnya.

1
Niar Zahniar
novel selalu rumit thor
darsih
Nadia ayok suami nya nyusul ke kampung
Ayu
di tunggu up nya lagi yaa

semangat /Determined/
hello shandi: Makasih, Kak Ayu🥰
total 1 replies
darsih
aditilya ada2 aja takut SM kecoa
hello shandi: Hehehe....
total 1 replies
darsih
kasihan Aditya nada
darsih
Aditya kasihan bngt
hello shandi: Hehehe. Kata Nadia : rasain deh
total 1 replies
Ayu
kalau berhenti setidaknya bikin ending yang melegakan hati yah Thor /Ok/
ayuk Up lagiih hehee
Ayu
bagus kok , terusin up nya saya tunggu
hello shandi: makasih kak😊
total 1 replies
darsih
Claudia pinter bngt kmaren aja ninggalin Adit
darsih
pasti Claudia yg dteng tuh
darsih
s Bisma eror suami istri pelukan malah ngajaknribuk SM Aditia
darsih
aduh JD penasaran siapa ya
darsih
GC juga Aditia d sofa pun jadi
hello shandi: wkwkwk 😅😅
total 1 replies
Niar Zahniar
ampun deh si aditia, , dlu elham irit bicara imi aditia ngoceh aja kerja nya
hello shandi: iya kebalikannya nih
total 1 replies
darsih
wkwkwkwwkwk
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran
Indah Lestari
jgn2 kamu bkn is3 k2 Nad...bs jadi is3 k10 atw 20....
darsih
Aditya ternyata playboy Nadia baru tau kelakuan Aditya
darsih
Nadia. masih perawan Adit JD kudu sabar
darsih
modus s Aditia 😀😀
Agnes Gulo
semangat kk utk UP, nih cerita gak kalah seru dr kisah elham dan dita 😍
hello shandi: Hehehe, okey👍🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!