NovelToon NovelToon
Mari Kita Menikah! Tapi...

Mari Kita Menikah! Tapi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Bercocok tanam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: CatVelvet

"Mulai sekarang, kau bekerja sebagai istriku," tegas Gyan Adriansyah kepada istrinya, Jasmine.

Nasib sial tengah menimpa sang gadis cantik yang terkenal sebagai bunga desa. Mulai dari beredarnya video syur yang menampilkan siluet mirip dirinya dengan calon tunangan. Terungkapnya perselingkuhan, hingga dijadikan tumbal untuk menanggung hutang ayahnya pada pria tua.

Namun, ditengah peliknya masalah yang terjadi. Takdir kembali mempertemukan dirinya dengan musuh bebuyutannya semasa kecil dengan menawarkan pernikahan kontrak. Jasmine tak punya pilihan yang lebih baik daripada harus menikahi pria tua.

Akan seperti apakah pernikahan mereka? Gyan yang ia kenal dulu telah berubah drastis. Ditambah lagi harus menghadapi ibu mertua yang sangat membencinya sejak lama.

Yuk simak keseruan ^⁠_⁠^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CatVelvet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Pengakuan

Ikatan suci pernikahan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Kini giliran semua orang untuk bisa menikmati waktu mereka bersenang-senang dengan isi acara yang sudah dipersiapkan dengan meriah dan sebaik mungkin. Mulai dari penampilan penyanyi papan atas. Hiburan dari komedian terkenal. Pesta dansa. Game dan lain-lain termasuk menikmati aneka ragam sajian lezat yang dipersembahkan untuk mereka.

Gyan merangkul pinggang gadis yang resmi menjadi istrinya. Jujur saja… ada perasaan senang yang bergejolak seolah telah berhasil meraih sesuatu yang ia inginkan. Yaitu, sebuah 'ikatan pernikahan'. Rasa yang belum jelas itu masih sulit untuk dikatakan dan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan dengan pasti. Cinta atau obsesi? Yang jelas… ia ingin memanfaatkan waktu setahun ini dengan sebaik-baiknya.

“Sayang, kau bisa lihat, kan? betapa aku menjadikanmu seperti seorang putri? Simpan memori ini baik-baik dalam ingatanmu. Mungkin saja setelah kau berpisah denganku, hal ini mungkin takkan terjadi lagi bersama orang lain.“

Jasmine tak mau kalah. Ia membalas rangkulan pinggang itu kepada laki-laki yang baru saja resmi menjadi suaminya. Mereka saling berbalas kata namun memasang senyum palsu dihadapan orang-orang.

“Bagaimana kalau aku bisa dapat yang lebih daripada ini setelah berpisah denganmu?“

Gyan mengernyitkan sudut alisnya. “Siapa memangnya?“ Kemudian sedikit tertawa mengejek. “Cih… apa mantan kekasihmu yang tidak berguna itu?“

Jasmine melotot padanya. “Jangan bahas mantan ya!"

Kalau begitu aku takkan biarkan siapapun masuk kedalam pikiranmu, bahkan ke kehidupan mu, termasuk mantanmu itu. Batin Gyan dengan rahangnya yang mengeras.

“Ingatlah, kau baru saja resmi menikah denganku. Jadi mulai sekarang kau bekerja sebagai istriku, Jasmine. Aku tidak ingin menerima kekecewaan darimu. Tunjukkan mulai sekarang padaku.“

Tatapan mata itu menunjukkan keseriusan yang tak bisa dibantah oleh Jasmine. Mulai sekarang, kehidupannya akan berubah 100%. Berstatuskan sebagai seorang istri yang memiliki banyak koneksi, membuatnya tak boleh lengah hingga menimbulkan kecurigaan pandangan orang-orang disekitarnya. Ia harus membuang jauh-jauh seorang Jasmine yang berstatus 'single'.

Jasmine tak menjawab sepatah katapun. Pandangannya melayang ke arah lain melihat kerumunan orang-orang yang sedang asyik menikmati suasana. Namun ada satu orang diantara kerumunan itu yang terus menatapnya dengan penuh kebencian, Bu Vivian.

Jasmine saling bertatapan dengan seseorang yang kini menjadi 'ibu mertua'nya. Sejak awal, Bu Vivian tak bicara sedikitpun dengannya. Namun, dapat dirasakan dengan jelas melalui tatapan wanita itu. Bahwa, dia sedang menahan amarahnya untuk ia muntahkan pada waktu yang tepat. Jasmine sudah siap untuk menerimanya. Inilah konsekuensi menikahi putra dari seseorang yang tidak pernah menyukainya sejak awal. Ditambah, Jasmine melanggar perjanjian dengannya. Tentu saja hal itu semakin mengundang kemarahannya.

"Jadi itu menantu barumu?" Bu Irene datang menghampiri Bu Vivian dengan segelas minuman di tangannya. "Nggak ku sangka ternyata beda level dengan putriku, tapi hebat ya dia? Bisa mendapatkan hati putramu yang konon sedingin es," Bu Irene tersenyum meledek.

Bu Vivian melotot tak senang. "Pernikahan mereka tidak akan bertahan lama."

"Kenapa? Apa kau mau memisahkan mereka?" lagi-lagi Bu Irene tersenyum meledek dan hampir menertawakan sahabatnya.

"Bukan urusanmu, Irene."

"Pfftt... Baiklah, kalau gitu aku akan menonton kisah akhir sang menantu vs mertua, semoga saja sesuai dengan ekspektasi mu. Kalau tidak... maka aku akan tertawa paling keras," ucap Bu Irene seraya berlalu meninggalkan Bu Vivian yang mengeraskan rahangnya. Menggertakkan gigi gerahamnya yang sudah geram akibat kata-kata yang terdengar menyebalkan baginya.

Acara pernikahan ini terasa berlangsung begitu lama. Jasmine sudah merasa lelah dari atas sampai bawah. Ingin rasanya menjatuhkan tubuh ini ke kasur yang empuk. Sepanjang hari harus menampilkan senyum sampai rahangnya pegal. Belum lagi harus menjaga sikap romantis penuh kepalsuan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22;00. Gyan dan Jasmine pamit undur diri meninggalkan acara. Gyan membawanya menuju kamar VIP yang sudah dipersiapkan dihotel itu. Kamar yang penuh hiasan mawar merah. Mulai dari kasur hingga kamar mandi serta air hangat bertabur bunga yang telah dipersiapkan.

Seperti mimpi menyaksikan hal itu semua. Masih tak menyangka jika ia telah menikah dengan teman masa kecilnya. Jasmine melepas hiasan aksesoris yang menempel di kepalanya kemudian lanjut melepas pengait kalung yang ada di tengkuknya. Tapi tiba-tiba tangan besar yang terasa hangat itu menghalanginya hingga Jasmine tersentak menatap bayangan di cermin.

"Jangan, biarkan semua perhiasan ini menempel, Jasmine."

"Kenapa? Aku nggak biasa dengan perhiasan mahal ini. Berat."

"Kau harus terbiasa mulai sekarang, ini perintah."

"Wah... benar-benar seperti bos pada bawahannya."

"Tentu saja, kau sekarang bekerja padaku, jadi apa yang ku pinta harus kau turuti."

Jasmine menghela napas panjang seraya menatap kalung berlian yang kemilau menyilaukan mata. Begitupun juga aksesoris lainnya seperti anting, gelang tangan sampai gelang kaki pun rasanya tak biasa. Ia seperti melihat toko aksesoris berjalan.

"Kalau gitu, bolehkah untuk sekedar tidur saja aku melepaskan semua aksesoris ini?"

"Nggak bisa," jawab Gyan singkat dan mutlak.

"Aku nggak nyaman, boleh ya?"

Gyan beralih ke tepi kasur sambil melepas dasinya. Jasmine mengambil inisiatif membantunya melepaskan dasi yang menyesakkan napas Gyan. Melihat wajah cantik itu mengambil inisiatif sebagai tanda merayu atas permintaannya, membuat Gyan berpikir sejenak.

"Kamu bekerja dengan baik ternyata sebagai istri."

"Ya, lagi pula ini cuma setahun."

"Ya sudah, hanya saat tidur saja kau boleh melepas aksesoris itu."

Jasmine tersenyum senang. "Aku akan tidur di sofa, kau boleh memakai kasurnya."

Gyan mengernyitkan dahinya sambil menggenggam tangan gadis yang baru saja berhasil melepas dasinya.

"Atas perintah siapa??"

"Apa?" Jasmine bingung.

"Mulai sekarang kau tidur satu ranjang denganku, Jasmine!"

"Apa??"

Jasmine menatap jam digital yang terus berdetak berganti angka yang tepat terpajang di meja kecil samping ranjangnya. Detak jam yang beriringan bersamaan dengan detak jantungnya. Hanya saja rasanya tak tenang.

Meski dibatasi dengan guling ditengahnya. Tetap saja ini adalah hal baru yang terjadi dalam hidupnya. Sesekali ia menoleh menatap wajah pria disebelahnya. Wajah itu terlihat tenang dan nyenyak dalam tidurnya. Jasmine sampai harus mengumpat dalam hatinya.

Sial! Bisa-bisanya dia tidur tenang sementara aku susah tidur.

Jasmine mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Gyan yang berpura-pura sudah tidur hanya tersenyum memperhatikan gadis yang membelakangi dirinya. Kemudian ia kembali berpura-pura memejamkan matanya.

......................

Cahaya mentari pagi memaksa menerobos masuk menerangi kamar pengantin baru. Gyan menatap memandangi wajah gadis yang baru saja tertidur setelah semalaman terjaga.

"Sangat cantik," gumamnya.

Jemari yang halus dan berhati-hati menyibakkan helaian rambut yang berada diatas pipi gadis itu. Lagi-lagi Gyan tersenyum. Seakan berharap waktu akan melambat membiarkannya menikmati pemandangan indah dipagi hari yang cerah seperti ini.

Mungkin... aku memang jatuh cinta padamu.

1
Roxanne MA
yuk bantu ramein karya ku jugaa💖
Roxanne MA
akhirnya up jugaa
ARM
oke kak siyap 👍🏻
ARM
Terima kasih banyak kak🙏🏻 btw aku masih pemula, banyak kesalahan yg perlu ku koreksi 🙏🏻☺️
Roxanne MA
lanjut thor
Roxanne MA
baru awalan bab sudah sebagus inii
riniasyifa
Semangat terus berkarya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!