Duda tapi masih perjaka? Loh kok bisa? Percaya nggak? Buktiin yukk cap cuss!
---
Hanya othor remahan yang masih amatiran bukan othor profesional. Masih banyak belajar 😌 harap maklum dengan segala kekurangan❣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Terharu, sungguh hatinya tersentuh. Diperlakukan baik, diperhatikan, membuat Chaca menubruk tubuh Gandhi seketika. Kedua lengannya memeluk leher Gandhi begitu eratnya. Dagunya menopang di bahu pria itu. Senyum lebar ia tampilkan.
"Makasih banget, udah perhatian sama gue, Om."
Gandhi tersentak, ia bahkan terdiam beberapa saat. Tubuhnya seolah kaku tak bisa bergerak. Otaknya lambat tak bisa berpikir, sedang jantungnya sudah seperti genderang sulit dikondisikan.
"Ngapain sih tuh cewek! Kegatelan banget. Mas Gandhi juga kenapa diem aja dipeluk-peluk kek gitu?" Santi yang menangkap pemandangan itu dadanya mendadak panas. Tangannya terkepal dengan tatapan mata tajam. Bibirnya terus menggerutu kesal.
Lama mereka saling berpelukan. Chaca yang menemukan kenyamanan di sana enggan melepaskannya. Sedang Gandhi masih terpaku dengan serangan tiba-tiba itu.
"Cha," panggil Gandhi pelan.
"Biarin kaya gini dulu, Om. Bentar lagi yah. Gue lagi mengisi energi dan semangat hidup yang hilang," ungkap Chaca dengan mata terpejam.
Gandhi pun tersenyum dengan tingkah yang menurutnya lucu itu. Ia membelai kepala Chaca dengan lembut. Ingin rasanya mengecup kening gadis itu. Tapi tidak berani.
"Gandhii!! Chaca! Kalian ngapain?" pekik Bunda dari pintu kamarnya. Tidur beberapa menit sudah membuatnya merasa cukup melepas penatnya seharian ini.
Keduanya terkejut dan saling menjauh satu sama lain, melempar pandangan ke sembarang arah. Mereka salah tingkah mendengar teriakan Bunda.
Hari sudah menjelang sore. Waktunya ibu itu bertempur di dapur menyiapkan malam untuk anak-anaknya. Tak disangka, ia disuguhkan dengan pemandangan yang eemm.
Bunda mendekat, berdiri di hadapan Chaca dan Gandhi yang tertunduk dalam. Kedua lengannya melipat di dada.
"Jangan macem-macem sama anak gadis orang Gandhi! Sah-in dulu baru bebas mau ngapa-ngapain," cetus Bunda menatap putranya dengan tajam.
"Tapi ... kami ...." Gandhi menggaruk-garuk kepalanya.
"Gue mau kok, Om. Gue mau dinikahin sama lo," serobot Chaca memotong ucapan Gandhi.
Kedua mata Gandhi membulat dengan sempurna, mulutnya menganga. "Apa? Hei, kamu masih bocah, masa depan masih panjang," elak Gandhi.
"Enggak masalah, gue bisa meraih masa depan bareng sama Lo. Iya 'kan, Bun?" Chaca menaik turunkan alisnya menatap sang bunda yang juga tercengang.
Gandhi menggelengkan kepalanya, "Jangan gila. Kita belum saling mengenal. Aku nggak mau nanti tiba-tiba ada penyesalan kemudian hari. Kamu masih muda, Cha. Gapai dulu cita-citamu," papar Gandhi mencoba menjelaskannya lebih lembut.
Chaca mengerucutkan bibirnya hingga maju beberapa centimeter ke depan. Kakinya mengayun-ayun. Helaan napas panjang ia hembuskan dari hidung mancungnya.
"Enggak ada yang mau hidup sama gue. Termasuk lo, Om. Bahkan orang tua gue sempat buang gue, bosen kali hidup sama gue," desah Chaca dengan pandangan menerawang.
"Maksudnya?" tanya Gandhi menaikkan satu alisnya.
Bunda yang melihat perubahan mimik muka Chaca mendekat. Ia menepuk kedua bahu Chaca, membungkukkan badannya hingga sejajar dengan manik Chaca.
"Cha, jangan bicara seperti itu. Setiap orang tua pasti sangat bahagia memiliki harta paling berharga dalam hidupnya. Mungkin mereka punya alasan tertentu hingga memutuskan menjauhkan kamu dari mereka."
"Biar bagaimana pun, mereka orang tua Chaca. Yang sudah melahirkan dan membesarkan Chaca. Cukup jangan membuatnya kecewa, agar membuatnya bangga," terang Bunda menepuk-nepuk lembut kedua bahunya.
"Chaca selalu berusaha yang terbaik, Bun. Chaca selalu mendapat juara saat sekolah dulu. Mendapat nilai tertinggi, tidak pernah melanggar aturan sekolah. Sampai pada akhirnya ...." Chaca menghela napas panjang.
"Semuanya sia-sia. Semua tak terlihat di mata orang tua Chaca. Hingga Chaca harus melampiaskan semua kecewa dan kesepian Chaca ke ... jalan yang salah," ucap Chaca. Bola matanya bergerak liar tak tentu arah. Seperti ada ketakutan dalam benaknya.
Bersambung~
Tapi sekalinya baca novel atau nonton drama tentang ditinggal pergi selamanya oleh sesorang, rasanya seperti ngalamin kejadian itu sendiri 😭😭
sakit banget ini hati...
air mata juga ampe ngalir 😭
ampe merinding bacanya tuh
bener banget
hati-hati sama orang penyabar dan pendiam 😄
sekalinya kecewa langsung keluar dari mulut talak tiga...
kan kan kan
dasar buaya!
jeburin aja ke danau 😊
sombong amat!
kasihan sama orang lain tapi gk kasihan sama diri sendiri dan chaca...
kesel sama si gandhi 😤😡
eh pas disamperin udah jejer sama cewe lain 😭
sakitnya luar biasa
Bapak kandung apa bukan sih?
setidaknya kalau gk bisa beri perhatian ya gk usah main tangan lah 😭😭
kemarin kan sabtu katanya...
apa iya hari minggu kerja? 🤭