Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.
Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.
~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa
~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.
Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Saat Waktunya Telah Tiba.
Desiran angin malam kian dingin menembus tulang. Denisa berdiri di balkon kamar. Tatapannya menerawang jauh ke depan sana. Lampu kerlap kerlip terlihat sangat memanjakan matanya.
"Kak Nisa, kenapa belum tidur."
"Kakak belum mengantuk, mungkin sebentar lagi. Sebaiknya kamu tidur duluan, besok harus ke restoran kan?"
"Ya, kakak jangan terlalu lama disini. Udara malam tak baik untuk kesehatan."
"Kakak tahu itu. Tidurlah, selamat malam."
Radit melangkah meninggalkan Denisa yang masih berdiri disana. Memandang lurus entah apa, namun jujur hatinya tak lagi ada disana.
Senyum kecut tersungging di bibir tipisnya. Dua tahun lamanya waktu telah berlalu. Namun hatinya seolah membeku, tak ada gairah tak ada pula rasa. Semua sirna tepat dihari kepergiannya dari apartemen yang menjadi saksi bisu cinta dalam diam nya pada suaminya sendiri.
Masih melekat jelas dalam ingatannya. Tepat sehari sebelum waktunya berada disana habis. Raka dengan tergesa-gesa mengatakan jika dirinya harus pergi ke LA secepatnya. Ada sesuatu yang harus dia lakukan waktu itu.
Ketika dirinya ingin bersuara, Raka bahkan tak mendengarnya dan lebih memilih untuk menerima panggilan di ponselnya. Nama Laras bahkan beberapa kali disebut oleh lelaki itu tanpa melihat ke arah Denisa.
Dengan kembali menekan rasa dalam dadanya Denisa mengangguk dan tersenyum ketika Raka keluar dari unit apartemen yang mereka tinggali.
"Aku harus pergi!!" Hanya kata itu yang dia dengar keluar dari bibir suaminya.
Sepeninggal Raka, Denisa tak lagi mampu menahan air matanya yang luruh di kedua pipinya. Namun Denisa tetaplah Denisa, semua akan berlalu dengan senyum yang kembali mereka keesokan harinya.
Semua telah siap, kepergiannya dari apartemen dan juga dari hidup seorang Raka Aditama sudah tiba waktunya. Setahun yang di minta lelaki itu telah dipenuhi nya dan hari ini adalah akhir dari hari itu.
Tak ada yang dibawanya karena memang kehadirannya waktu itu hanya membawa sedikit barang dan itu adalah sebuah koper tanggung.
Di edarkan pandangannya kesegala penjuru apartemen untuk terakhir kalinya. Tak ada tangis hari ini karena Denisa ingin menyimpan kenangan yang manis saja dalam ingatannya.
"Aku akan merindukan memasak disini setiap pagi." Gumamnya ketika langkahnya berhenti di depan pintu dapur.
"Aku yakin, majikan baru kalian akan lebih baik lagi memperlakukan kalian."
Denisa tersenyum kecut dengan kekonyolan nya sendiri. Dia bahkan berbicara pada panci dan perabotan yang ada disana.
Tepat pukul 2 siang akhirnya Denisa melangkahkan kakinya keluar dari unit apartemen. Denisa juga berhenti dari tempat kerjanya. Gadis cantik nan sederhana itu benar-benar bertekat untuk menjauh dan tak lagi terlihat di hadapan Raka sesuai janjinya.
.
.
.
Di sebuah perusahaan terbesar tepatnya di perusahaan Aditama nampak seorang lelaki dengan wajah datarnya sedang berada di dalam ruangannya. Tumpukan berkas menjadi pemandangan sehari harinya sepanjang dua tahun ini.
Hidupnya benar-benar berubah drastis. Tak ada yang berani mengganggu nya. Dunia Raka hanya bekerja dan bekerja.
Gairah hidupnya terasa hilang sejak dua tahun lalu tepatnya seminggu setelah kepergiannya ke LA.
Raka kembali dengan menggenggam harapan baru. Kepergiannya yang mendadak karena mendapat kabar jika sang papa dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami serangan jantung berujung dengan terselesaikan nya juga kisah cinta Toxic yang selama ini dijalaninya.
Dengan berbagai bukti pada akhirnya Nyonya Talita tak lagi bisa menekannya. Bahkan dengan atas nama Laras pun tak mampu lagi menekan Raka yang kala itu sudah siap melepaskan cinta yang selama ini terus saja mengikatnya.
Tak ada amarah ataupun dendam, Raka dengan sadar mengakhiri hubungannya dengan Laras. Bahkan lelaki tampan itu dengan sendirinya menyerahkan Laras kepada Ken.
Tangis Laras dan permintaan maafnya mengiringi kepergian Raka dengan membawa kelegaan. Akan tetapi niatnya untuk segera kembali pulang dan bertemu dengan gadis yang berstatus istrinya tak langsung bisa di lakukannya. Keadaan sang papa yang sempat drop membuatnya harus kembali bertahan disana lebih lama lagi.
Perusahaan sang papa yang mengalami krisis pun pada akhirnya dapat terselamatkan meski dengan itu kepemilikan perusahaan harus jatuh ke tangan Raka sebagai pemilik saham terbesar.
Hingga seminggu kemudian Raka baru bisa kembali. Wajah tampan dengan senyum mengembangkannya hanya bertahan sebentar saja.
Kejanggalan sempat dirasakannya ketika pertama kalinya menginjak apartemen. Sunyi yang pertama menyapanya membuat Raka merasakan sesak didadanya entah mengapa. Namun Raka tetap berusaha berpikir positif dan terus melangkahkan kakinya menuju kamar utama. Dalam pikirannya kali ini Denisa masih bekerja hingga dia memilih untuk segera beristirahat.
Namun hingga menjelang petang hingga malam tiba sang istri tak kunjung kembali saat itulah Raka merasakan keanehan dan segera memeriksa seluruh sudut apartemen. Hingga langkahnya membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar Denisa yang lama tepatnya di lantai 1.
Jantungnya berdetak semakin kencang ketika matanya tanpa sengaja menatap selembar kertas yang berada di atas meja kecil disudut kamar. Dengan langkah lemas Raka mendekat dan meraih kertas tersebut. Tatapannya berubah nanar melihat benda yang berada diatas kertas itu.
Cincin pernikahan sederhana yang hanya berbentuk lingkaran dengan permata kecil di tengah nya. Hatinya kembali berdesir hebat. Raka mencoba menepis segala praduga yang hadir dalam benaknya.
Dengan tangan bergetar Raka mengambil kertas yang terdapat tulisan tangan dengan rapinya. Dadanya berdesir padahal belum membacanya hanya baru melihat. Kedua mata Raka terasa panas seketika
* Hallo mas Raka.
Saat kamu kembali nanti, mungkin Aku telah pergi dari sini.Maaf karena terpaksa Aku harus menulis surat sebagai salam perpisahan kita. Aku tak tahu harus bagaimana lagi, karena ponselmu juga tak dapat dihubungi dan dengan terpaksa aku berpamitan lewat surat.
Mas, masih ingatkan dengan syarat yang pernah mas ajukan sebelum akad terucap? hanya satu tahun waktu kebersamaan yang mas berikan padaku dan setelahnya aku harus pergi.
Dan
Sekaranglah saat itu tiba. Aku akan menepati semua janjiku padamu kala itu. Pergi menjauh dan menghilang dari hadapan dan kehidupanmu.
Aku harap dengan perginya Aku mas masih mau menepati janji mas untuk menjaga adik adikku di panti.
Mas, andai ada salah yang ku lakukan selama setahun ini sebagai istrimu tolong maafkan Aku.
Aku memang tak pernah sempurna dan aku sadar akan kekurangan yang aku punya. Sangat naif rasanya jika aku sampai memendam rasa pada mu mas namun aku sungguh tak berdaya.Rasa itu sangat salah bukan? meski aku adalah seorang istri namun semua itu hanya sementara saja dan seharusnya aku menyadari semua itu.
Tapi mas tak perlu khawatir,aku akan membawa rasa ini pergi bersamaku.
Aku doakan mas selalu bahagia dengannya. Dia adalah wanita yang sangat beruntung bisa dicintai sedemikian rupa oleh mu.
Bolehkah aku iri? tapi aku sangat tahu diri siapa aku.
Tidak apa apa, semua sudah berakhir dan aku harap mas selalu baik baik saja. Aku hanya meminta sepenggal kenangan yang mungkin tak pernah berarti apa apa bagimu untuk ku kenang.
Terimakasih mas, untuk semua kebaikan yang telah mas curahkan padaku selama ini. Aku akan selalu mengingatnya.
Selamat tinggal mas, Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu.
Mantan istrimu, Denisa.
Tubuh Raka merosot, tulangnya terasa lemas dan jantungnya berhenti berdetak. Duanianya seolah berhenti dan rasa sesak itu semakin terasa.
"Denis kenapa? kenapa kau tak bisa bertahan lebih lama lagi. Kenapa kau tak bisa menungguku berjuang. Aku sudah kembali, Denis. Aku kembali membawa cinta untuk mu. Kembali lah kembali Denisa. Aku mohon." Ratapnya pilu hanya hening yang membentang. Malam semakin larut dan gelap segelap hati Raka yang telah diliputi penyesalan.
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
gass yok
ibu telat 🤭🤭
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit