Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20. Bertemu Kembali
Zulaikha dan kedua gadis itu sudah berada di dalam mobil untuk menuju tempat yang sangat viral saat ini.
Sepanjang perjalanan, mereka habiskan dengan bersenda gurau. Sesekali, Syifa dan Sita akan saling baku hantam jika tidak sesuai dengan bahan cerita mereka membuat Zulaikha tertawa saat melihat kehebohan dua bocah itu.
Setelah perjalanan 45 menit, mobil Zulaikha sudah sampai ke tempat tujuan. Terlihat sudah banyak lautan manusia yang berkumpul ditempat itu.
"Sebenarnya, ini tempat apa sih?" Zulaikha melihat ke kanan dan kiri memperhatikan para manusia yang memakai pakaian unik ala anak kekinian.
"ini namanya citayam fashion week Mbak! gak baca berita ya?" cibir Syifa sembari sibuk memotret orang-orang yang berlalu lalang, sementara Sita sudah menghilang entah ke mana sangking semangatnya berada ditempat itu.
"ke mana Sita?" tanya Zulaikha yang tidak melihat keberadaan adik angkatnya itu, sementara Syifa merasa tidak peduli dan terus sibuk dengan ponselnya.
"Ayo, Mbak! kita ke sana," tunjuk Syifa ke arah kerumunan orang yang saat ini sedang melihat pertunjukan para orang-orang yang memamerkan pakaian mereka masing-masing.
Kepala Zulaikha terasa sangat pusing saat melihat banyaknya orang yang ada ditempat itu, dia lalu menggelengkan kepalanya untuk menolak ajakan sang adik.
"Mbak di sini aja lah, kamu aja sana!" ucap Zulaikha sembari berjalan ke arah penjual bakso yang ada ditempat itu.
"bener nih? Mbak gak papa sendiri di sini?" tanya Syifa sambil mengikuti langkah sang kakak.
Zulaikha menganggukkan kepalanya untuk menjawab ucapan Syifa, "tapi ingat, jangan lama-lama! terus cari itu sih Sita!" perintah Zulaikha, kemudian dia memesan segelas jus untuk menyiram tenggorokannya.
"siap Buk bos," balas Syifa seraya berbalik dan meninggalkan Zulaikha ditempat itu, Zulaikha hanya tersenyum saat melihat sang adik yang sangat antusias melihat acara itu.
"Ini Neng jusnya." Seorang pria paruh baya meletakkan segelas jus dengan bongkahan es yang banyak ke hadapan Zulaikha.
"terima kasih, Pak," ucap Zulaikha dengan senyuman manisnya.
"apa ada lagi Neng, yang mau dipesan?" tanya Bapak itu dengan ramah.
"emm apa ya Pak? bakso kosong aja lah, tapi dikasi ayam semur ya Pak," pesan Zulaikha, sebenarnya dia hanya ingin minum tapi karna melihat raut wajah Bapak penjual yang tampak sedikit muram, jadilah Zulaikha memesan makanan juga.
Tak lama menunggu, Bapak penjual itu sudah datang dengan semangkok bakso pesanan Zulaikha dan menghidangkannya ke atas meja.
"terima kasih ya Pak," ucap Zulaikha, dia meminta Bapak penjual itu untuk menemaninya duduk ditempat itu.
"nama Bapak siapa? apa Bapak asli orang sini?" tanya Zulaikha sembari memasukkan bakso isi daging ke dalam mulutnya.
"nama Bapak Sobar Neng, Bapak asli Surabaya," jawab Pak Sobar.
"waah, jadi Bapak merantau ya di sini?" seru Zulaikha kembali.
"iya Neng, sudah 10 tahun Bapak di sini. Tapi ya, tidak berhasil," lirih Pak Sobar, dia menundukkan kepalanya seakan ingin menangis.
"bukan tidak berhasil Pak, tapi belum. Insyallah suatu saat nanti Bapak pasti akan meraih segala keinginan dan cita-cita Bapak," ucap Zulaikha dengan lembut, dia mengulas senyum untuk memberi semangat pada sang Bapak.
"anak Bapak masih kecil-kecil Neng, biaya untuk kebutuhan sehari-hari semakin mahal. Belum lagi untuk biaya sekolah, apa ya Bapak mampu, untuk membesarkan mereka!" lirih bibir Bapak Sobar berucap dengan tangis yang mulai jatuh dari pelupuk mata.
"Pak, yang Kuasa tidak pernah memberi cobaan diluar batas kesanggupan semua makhlukNya. Allah juga sudah menyiapkan hadiah terindah, bagi siapa saja yang sudah berhasil melewati semua cobaanNya dengan kesabaran dan keikhlasan," ucap Zulaikha dengan pelan, tangannya terulur mengusap punggung Pak Sobar untuk memberinya ketenangan.
"insyaAllah Neng, insyaAllah," ucap Pak Sobar sembari menghapus air mata yang masih membekas diwajahnya.
Kemudian Zulaikha sedikit memberi saran dan masukan pada Pak Sobar, bagaimana cara menjalankan bisnis agar dapat bersaing diera yang keras ini.
Zulaikha juga memberi masukan untuk makanan dan minuman yang tadi sudah dia nikmati, serta inovasi-inovasi baru agar jualan Pak Sobar dilirik oleh masyarakat.
Walaupun Pak Sobar hanya penjual bakso keliling, tetapi tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti dia akan menjadi seorang pengusaha sukses.
Seorang pria berjas hitam, sejak tadi memperhatikan Zulaikha yang sedang mengobrol dengan penjual Bakso. Awalnya dia ingin menghampiri Zulaikha karna mengingat wajah wanita itu, tetapi langkahnya terhenti saat Zulaikha memberikan motivasi bagi Bapak penjual Bakso tersebut.
"Assalamu'alaikum," ucap Ammar yang sudah berdiri di samping Zulaikha.
"Wa'alaikum salam," jawab Zulaikha dan Pak Sobar secara bersamaan.
"loh, Anda kan-" Zulaikha merasa tidak asing dengan wajah pria yang saat ini sedang duduk dihadapannya.
"bagaimana kabarnya, Mbak? senang bisa bertemu dengan Mbak lagi," ucap Ammar dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya.
"alhamdulillah sehat, Mas. Mas sendiri gimana?" tanya Zulaikha.
"alhamdulillah Allah masih memberikan kesehatan dan kesempatan pada saya untuk bisa bertemu dengan Mbak lagi," jawabnya dengan riang gembira membuat senyum Zulaikha semakin mengembang.
"Mas ini ada-ada saja," ucapnya sembari terkekeh pelan.
"oh ya, apa Mas mau pesan sesuatu? makanan dan minuman di sini sangat enak loh," tawar Zulaikha seperti menjual dagangannya sendiri.
"boleh, kalau gitu saya pesan makanan dan minuman yang sama seperti Mbak ini ya Pak!" ucap Ammar pada Bapak Sobar yang sedang berdiri dekat gerobak baksonya.
Dengan semangat, Pak Sobar menyiapkan pesanan Ammar sedangkan Ammar sendiri sedang mengobrol ria dengan Zulaikha.
"Mbak suka liat yang seperti ini juga?" tanya Ammar sembari menunjuk para gadis-gadis gaul yang sedang berpose bak model papan bawah.
"ah, tidak! saya tadi sedang menemani adik-adik saya," jawab Zulaikha, dia kembali menyeruput jus yang masih setengah gelas dia minum.
"jangan formal gitu lah Mbak, anggap saja aku adiknya Mbak!" seru Ammar membuat Zulaikha terjingkat kaget ditempat duduknya.
"loh? kok adik?" Zulaikha merasa aneh dan bingung dengan lelaki yang ada dihadapannya.
"kok adik? nanti jadinya malah enggak sopan," ucap Zulaikha.
"aku memang masih muda kok Mbak, umur Mbak pasti lebih tuakan dari aku!" tebak Ammar.
"dia ini kok, seperti sedang pamer siapa yang lebih muda dan siapa yang lebih tua!" Zulaikha merasa kesal sekaligus sebal.
"memang umur kamu berapa?" tanya Zulaikha secara langsung.
"umurku 24 tahun Mbak, kalau Mbak?" tanya Ammar kembali.
"hah? 24, ternyata masih sangat muda ya," seru Zulaikha.
"memang sih, dari wajahnya bisa dilihat kalau masih muda," Zulaikha mengangguk-anggukkan kepalanya.
"memang wajahku nampak tua ya Mbak?" tanya Ammar seraya mencebikkan bibirnya.
"kenapa dia mirip sekali dengan Syifa dan Sita?:
"enggak-enggak, bukan gitu. Karna kamu pakai pakaian kantoran ginikan jadi kelihatan lebih dewasa," ucap Zulaikha.
Mereka seperti dua orang yang sudah saling kenal sejak lama, tidak ada kecanggungan diantara mereka saat saling menimpali pembicaraan.
Dari kejauhan, seorang pria menajamkan penglihatannya saat melihat seorang wanita yang sangat dia kenal sedang mengobrol dengan seorang pria.
Dia melangkahkan kakinya dengan lebar untuk mendekat ke arah wanita tersebut tanpa menghiraukan ocehan wanita yang tadi sedang bersamanya.
"Zulaikha!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!