perjalanan seorang remaja yang mencari ilmu kanuragan untuk membalaskan dendam karena kematian kedua orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah Kahuripan
Melihat temannya tewas terkena anak panahnya sendiri pemimpin itu menjadi marah
" Jangan kasih ampun ayo serang bersama sama!" Teriak pemimpin itu dengan emosi
" Hiaaaat"
" Hiaaaat"
"Wuut"
"Swing"
Raka di serang dari empat arah, Raka bergerak dengan jurus Harimau Berguling dan melakukan serangan balasan dengan Jurus Terkaman Kilat
" Wuut"
" Desh"
" Plaaak"
" Aaargh"
" Aaaa"
Dua penyerang terpental dengan jeritan menyayat saat dada mereka terkena pukulan Raka.
Dua yang tersisa menjadi ketakutan, mereka membalikan badan dan melarikan diri,
" Kalian ingin pergi! Terlambat!" Seru Raka dengan cepat ia mengejar
" Wuush"
" Sring"
" Aakh"
" Aaargh"
Keduanya tewas saat pedang Raka menebas dada mereka, mereka terjatuh sambil mendekap dada, perlahan dari tangan yang mendekap dada darah mengalir dengan deras membasahi jari mereka
dua yang terpental ke semak menjadi gemetaran , melihat kuda Raka berada di dekatnya dengan cepat ia melompat ke kuda itu
" Heeiiiiiiek"
kuda raka meringkik dan mengangkat kedua kakinya,
" Heah"
" plaak"
" Ayo jalan!" teriak begal yang naik ke kuda Arya menggebah dan memukul pantat kuda agar mau jalan
" Heiiiiiek" bukannya jalan kuda itu malah mengangkat dua kaki depannya tinggi
" Eh"
"Brugh"
begal itu kaget dan terjatuh, ia segera banhgkit dan mengangakat senjatanya
" Binatang kurang ajar mati aja kau!" teriak begal itu dengan nada marah
" Wuut"
" Craak"
" Heeiiiiek"
Kuda itu meringkik dan terjatuh saat golok begal itu mengenai kepalanya, binatang itu kejang kejang sesaat sebelum terdiam untuk selamanya
" mati kau!" Raka yang melihat kudanya mati berteriak marah dan melemparkan pedang yang ada di tangannya
" Syuuuuut:
" Jleeb"
" Aaaaaargh"
Pedang itu menancap di dada begal itu membuat begal itu menjerit kesakitan sebelum jatuh dan tewas saat itu juga.
Melihat kelima begal itu tewas , Raka menggali dua lubang besar , satu untuk kudanya dan satu lagi untuk kelima begal itu
Setelah selesai ia kembali melanjutkan perjallaannya, perjalanan menuju lembah Kahuripan masih lumayan jauh, dan kini ia harus berjalan kaki karena kudanya yang tewas oleh begal. setiap melewati desa ia tak segan menolong warga desa yang kesusahan, berbekal dengan ilmu pengobatan yang di dapat dari Dewa Obat ia mengajarkan cara mengobati penyakit ringan yang sering di derita warga.
Lembah Kahuripan ternyata berada di balik gunung Panca, yang sangat di takuti oleh orang rimba persilatan, karena gunung Panca memiliki jebakan alam yang sangat aneh, dari semburan lumpur panas, binatang monster juga pohon yang bisa menelan manusia , orang orang rimba persilatan biasanya memutari gunung itu daripada melewati nya walau harus membutuhkan waktu sebulan untuk memutari gunung. namun Lembah kahuripan berada di antara lima puncaknya membuat Raka mau tak mau mendaki gunung itu walau berbahaya
ke anehan Gunung Panca memang bukan omong kosong, baru saja ia melewati kaki gunung, kini di hadapannya terhampar tanaman merah setinggi pinggang manusia dewasa, tanaman itu sesekali mengeluarkan kabut merah, raka tak mau asal melewatinya, karena kabut yang di keluarkan pastinya akan sangat berbahaya bagi manusia entah apa jadinya jika ia sampai menghirup kabut itu.
" brrrrr"
saat sedang berpikir seekor burung tiba tiba melintas di kepala Raka , dan terbang di atas tanaman merah itu
" Pluk" burung itu terjatuh saat terkena kabut merah,
" Berbahaya sekali" gumam Raka bergidik
Setelah berpikir cukup lama Raka teringat akan cerita gurunya, menggunakan air dan kain agar kabut merah itu tak terhisap kedalam paru parunya, ia membasahi salah satu bajunya dan mengikatnya untuk menutupi mulut dan hidungnya
" sepertinya ini udah bisa" gumam Raka. ia bersiap menggunakan ilmu meringankan tubuhnya
" Heaaaah"
"Wuuush"
Raka melesat , setiap beberapa tombak ia menjejakkan kakinya ke pucuk tanaman merah dan kembali meluncur ke depan,
" Hiaaaat"
" Tap"
Raka berhasil melewati tanaman merah itu, setelah menjauh ia membuka kain basah itu , kini di hadapannya hutan rimba yang lebat
" Grrrrrr"
baru saja ia akan melangkah suara gerengan binatang buas terdengar dari balik pohon besar, dari balik pohon besar itu satu sosok harimau besar melangkah perlahan
" AAAAAUUUUUM"
hutan belantara itu bergetar saat harimau itu mengaum, Raka juga ikut mundur karena kekuatan suara Auman Raja Hutan itu
" Kekuatannya tak terkira" gumam Raka, ia bersiap dengan kuda kuda Jurus Harimaunya
" Grrrrr" melihat Raka yang bersiap melawannya harimau itu menggeram sambil memperlihatkan taringnya, ia berjalan memutari Raka bersiap menyerang kapan saja
" Majulah, jangan kau kira aku takut dengan geramanmu" tantang Raka
" Wush" Harimau itu langsung menerkan
"Hiaaaaat"
"Plaaak"
"Grrrr"
Harimau itu menggeram saat punggungnya terkena pukulan Raka, ia berbalik dan langsung menerkam Raka
" Wuuush"
"Slash"
kali ini Raka menarik pedangnya , pukulan yang di kerahkan tadi tak berakibat banyak pada Harimau itu
" RoaaaR" Harimau itu meraung kesakitan saat pedang Raka menebas lehernya, rupanya Raka menggunakan Jurus Pedang Kilat yang ia dapat dari kakek Jaya, membuat serangannya sangat cepat dan mematikan, Harimau itu terjatuh dan tewas dengan luka di lehernya
Raka melanjutkan langkahnya memasuki hutan belantara itu, di sepanjang jalan ia mengumpulkan tanaman herbal yang ia temui, mungkin karena hutan itu tak pernah di jelajahi manusia , Tanaman Obat sangat melimpah di sana , Raka memilih tanaman Obat yang langka saja karena untuk mengambil semua buntalan kain yang di bawanya tak memadai.
Beberapa kali Raka harus memutar saat menemui rawa berlumpur, karena ia tahu di rawa itu ada lumpur hidup yang mampu menghisap apa saja yang menginjaknya
setelah melewati dua puncak dari lima puncak yang ada kini Raka berdiri di tepi jurang, di bawahnya sebuah lembah terlihat,
" Lembah Kahuripan" gumam Raka tersenyum , kini ia tinggal mencari cara untuk turun ke bawah
melihat akar pohon banyak yang menonjol di dinding jurang dengan nekat Raka melompat turun
"Hiaaat"
"Tap"
dengan mengempos tenaga dalamnya Raka melompat ke arah salah satu akar phon yang menonjol di dinding tebing itu, ia beberapa kali melakukan gerakan seperti itu, memanfaatkan akar akar atau sulur yang merambat di dinding tebing untuk turun.
" Tap"
" Sampai juga di dasar lembah Kahuripan" gumam Raka saat mendarat di dasar jurang itu. Raka berkeliling di dalam lembah mencari keberadaan Buah Dewa , saat tiba di dinding jurang ke empat, Raka melihat satu batu besar di sisinya ada lubang cukup besar
" Batu itu menutupi mulut ternyata" ucap raka , Raka mencoba menggeser batu itu tetapi batu itu seakan menyatu
" Coba aku perbesar lobang ini saja" ucap Raka sambil mencungkil sisi lobang itu
" Craak"
" craaak"
perlahan lubang itu membesar Raka semakin bersemangat dan saat ia berhasil membuat lebih besar yang bisa di masukinya Raka masuk dengan hati hati, berjaga jaga bila ada bahaya dari dalam goa itu