NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 kesetian dan kesalahpahaman

Lin Feng berbalik dan berjalan pergi dengan santai.

Di belakangnya, dia mendengar suara langkah kaki kecil yang panik dan terburu-buru.

"T-Tuan Muda! T-Tunggu! T-Tunggu saya!"

Bai Qianqian berlari-lari kecil untuk menyamai langkah Lin Feng. Dia tidak berani berjalan di sampingnya. Dia tetap menjaga jarak dua langkah di belakang, seperti seorang pelayan pribadi, kepalanya tertunduk.

Lin Feng tidak memperlambat langkahnya.

"HAHAHAHA! LIHAT WAJAH SI DADA TERSEMBUNYI ITU TADI!" Suara si Kakek meledak di kepalanya, penuh tawa kemenangan. "DIA TERPUKUL TELAK! KAU MENGHANCURKANNYA, NAK! SECARA MENTAL!"

"Dia hanya berisik," batin Lin Feng.

"TENTU SAJA DIA BERISIK! DIA ITU 'TSUNDERE'! Dia menghinamu di depan umum... itu artinya dia tertarik padamu!"

"Itu logika paling aneh yang pernah kudengar," balas Lin Feng dalam hati.

"ITU LOGIKA HAREM, NAK! KAU HARUS BELAJAR! Dia marah karena kau 'main' dengan gadis lain (si Loli Polos)! Dia cemburu karena itu! Kakek jamin 100%! Dia sudah masuk daftar target!"

Lin Feng mengabaikan analisis gila itu. Dia baru saja akan menyuruh Qianqian pergi, ketika gadis kecil itu tiba-tiba berhenti.

Lin Feng juga berhenti, berbalik dengan kesal. "Apa lagi?"

Bai Qianqian tidak terlihat takut. Dia tidak terlihat malu.

Dia berdiri di sana, dan saat dia mengangkat kepalanya, Lin Feng terkejut melihat ekspresinya.

Wajahnya masih kotor oleh jelaga. Tapi matanya...

Matanya berkilauan.

Bukan dengan air mata, tapi dengan pemujaan murni yang fanatik. Seolah-olah dia tidak sedang melihat seorang murid malas, tapi sedang melihat Dewa Perang yang baru saja turun dari kahyangan.

"T-Tuan Muda..." suaranya bergetar, tapi bukan karena takut. "I-Itu... I-Itu tadi... luar biasa!"

Lin Feng mengangkat alis. "Luar biasa? Aku hanya bicara seperti biasa."

"T-TIDAK!" serunya, sedikit terlalu keras. "Anda... Anda membelaku! Di depan Nona Xiao Ning'er! Tidak ada... tidak ada yang pernah... membelaku seperti itu sebelumnya!"

"NAH! LIHAT ITU, NAK!" si Kakek bersorak. "KAITNYA SUDAH TERTANCAP! KAU MENDAPATKANNYA! KESETIAAN ABADI! Dia akan melakukan apa saja untukmu sekarang! Suruh dia memijat kakimu! Suruh dia... yah, kau tahu itu!"

"Oh, sial," batin Lin Feng. Ini... merepotkan. Dia tidak berniat jadi seorang pahlawan yang kesiangan.

"Jangan salah paham, Tikus Kecil," kata Lin Feng dingin, memadamkan semangat gadis itu.

Qianqian tersentak. "T-Tikus...?"

"Aku tidak bermaksud untuk membelamu tadi," lanjut Lin Feng. "Nona Es itu... Dia sangat berisik. Dia mengganggu pagi hariku yang tenang. Kau kebetulan saja jadi alasannya."

Dia menatap tajam ke arah Qianqian. "Dan..."

Dia menjentikkan jubah biru langitnya. Di sana, di bagian pinggang, ada cetakan tangan kecil yang kotor oleh jelaga sikat.

"Kau mengotori jubahku," katanya datar. "Ini jubah sutra es seharga lima ratus tael perak."

Wajah Bai Qianqian yang tadinya berbinar, langsung berubah panik.

"A-AH! T-TUAN MUDA! M-MAAFKAN SAYA! SAYA... SAYA TIDAK SENGAJA! SAYA..."

Dia melihat tangannya yang kotor dan ingin menangis lagi.

"S-Saya... saya akan mencucinya!" serunya putus asa. "S-Saya akan mencucinya sampai bersih! Saya janji! Saya akan merendamnya dengan air bunga terbaik! Saya..."

Lin Feng mengangkat tangan, menyuruhnya diam.

"Tsk. Merepotkan," katanya. "Pergi sana. Latih pernapasan 'Sup Hangat'-mu itu. Jangan sampai aku mendengar kau gagal tes lagi."

"B-Baik, Tuan Muda!"

"Dan..." Lin Feng berhenti. "Bawa air bersih dan kain sutra ke paviliunku nanti. Untuk... membersihkan jubahku ini."

Mata Bai Qianqian kembali berbinar. Dia diberi tugas! Sebuah misi suci!

"Y-YA, TUAN MUDA!" dia membungkuk dalam-dalam. "APA SAJA! SAYA AKAN SEGERA KE SANA! TERIMA KASIH, TUAN MUDA!"

Dia berbalik dan praktis berlari ke arah sumur, terlihat lebih bahagia daripada yang pernah Lin Feng lihat, meskipun dia baru saja dihina dan diberi tugas untuk cuci-cuci.

Lin Feng ditinggal sendirian di jalan setapak.

Dia menatap cetakan tangan kotor di jubahnya.

"Hah..."

"HAHAHAHA!" tawa si Kakek menggema. "SEMPURNA! KAU MENGHINANYA, MEMANGGILNYA TIKUS, DAN MENYURUHYA JADI TUKANG CUCI... DAN DIA MALAH BERTERIMA KASIH PADAMU SEPERTI SEORANG DEWA!"

"Kau," suara si Kakek terdengar sangat bangga. "Benar-benar berbakat jadi 'Raja Harem', Nak!"

Lin Feng hanya menghela napas. "Aku hanya... ingin sarapan."

Lin Feng kembali ke paviliun pribadinya dengan perasaan campur aduk antara lelah dan puas.

Dia menatap noda tangan kotor di jubah biru langitnya yang baru.

"Hmph. Repot," gumamnya. "Jubah ini baru kupakai dua jam."

"Heehee, tapi itu 'Tanda Kepemilikan', Nak!" seru si Kakek di kepalanya. "Tanda bahwa si Loli Polos itu sudah jadi milikmu! Kau harusnya membiarkannya! Biar semua orang tahu!"

"Kau gila. Noda ini jelek sekali."

Dia melangkah masuk ke paviliunnya.

Chun Hua, pelayan pribadinya, bergegas menyambutnya. Dia sudah menyiapkan sarapan kedua (seperti yang diperintahkan Lin Feng sebelumnya).

"Tuan Muda, sarapan Anda sudah si..."

Dia berhenti berbicara. Matanya tertuju pada noda kotor di jubah Tuan Mudanya.

"T-Tuan Muda!" serunya kaget. "L-Lagi?! J-Jubah Anda... k-kotor lagi?!"

"Hanya... kecelakaan kerja," kata Lin Feng malas, kemudian dia duduk di meja makannya yang terbuat dari kayu rosewood. "Lupakan. Sebentar lagi... akan ada yang mengurusnya."

"Hah?" Chun Hua terlihat bingung. Mengurus jubah Tuan Muda adalah pekerjaannya.

Baru saja dia akan bertanya, terdengar suara ketukan di pintu.

Tok... tok... tok...

Itu bukan ketukan yang percaya diri. Itu adalah ketukan paling pelan, paling ragu-ragu, dan paling ketakutan yang pernah Chun Hua dengar.

"Siapa itu?" gumam Chun Hua, sedikit kesal karena ada yang mengganggu sarapan Tuan Mudanya.

"Buka pintunya," kata Lin Feng, sudah mulai menyantap semangkuk bubur sirip ikan.

Chun Hua berjalan ke pintu dan membukanya.

Di depan pintu... berdiri pemandangan yang menyedihkan.

Bai Qianqian.

Gadis kecil itu gemetaran dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia basah kuyup... jelas dia baru saja lari ke sumur dan kembali. Dia memegang seember air jernih di satu tangan dan sepotong kain sutra (yang mungkin dia curi dari ruang cuci) di tangan lainnya.

Dia menatap Chun Hua... yang cantik, bersih, dan wangi... dengan tatapan ngeri, seolah sedang melihat seorang dewi penjaga pintu.

Lalu, matanya melirik ke dalam paviliun...

...dan dia terkesiap.

Dia melihat lantai batu giok yang mengkilap. Perabotan kayu yang berukiran rumit. Aroma cendana yang mahal.

Dia... tidak pernah membayangkan kemewahan seperti ini ada di dunia.

"A-A-A..." Bai Qianqian tergagap, terlalu takut untuk bicara.

Chun Hua menatap gadis kotor di depannya. Lalu dia menatap lantai gioknya yang bersih. Lalu dia menatap Lin Feng.

"Tuan Muda...?" tanya Chun Hua, suaranya dipenuhi kebingungan dan... sedikit... kecurigaan. "A-Ada... gadis... kotor... di depan pintu. Dia membawa ember."

"HAHAHAHAHA! PERTARUNGAN HAREM PERTAMA!" raung si Kakek di kepala Lin Feng. "PELAYAN RESMI VS PELAYAN BARU! SI CANTIK VS SI KOTOR! INI AKAN JADI HEBAT! SURUH MEREKA BERGULAT! SAMBIL TELANJANG!"

"Qianqian," panggil Lin Feng, tidak menoleh dari sarapannya. "Masuk. Berhenti berdiri di situ seperti orang bodoh. Kau menghalangi angin pagi."

1
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
I'M WHITE: lagi proses buff itu kak, makasih masukannya 👍
total 1 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
I'M WHITE
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
Tiandi
terlalu banyak dialog daripada narasi, semangat thorr/Shy/
Tiandi
kenapa nggak pakai judul "Mata Penyalin Aktif" lebih enak aja gitu baca baca../Smile/
I'M WHITE: terlalu mainstream
total 1 replies
Tiandi
icip-icip dulu
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Cie cover baru
I'M WHITE: tumben dirubah ama NT, biasanya dibiarin aja
total 1 replies
Dwalkii
menurut kakak kuat di narasi tapi kurang di dialog. menurut ku, maaf kak sok tahu ya🙏

tapi overall, ini cukup bagus👍
Dwalkii
Saskehhh!!!🤣🤣
Dwalkii
🤣
Dwalkii
Oke... ini menghancurkan citra Manusia kuno di pikiran ku.
Dwalkii
Bagian ini lucu🤭
Aveline
lucuu bangett😭🤣🤣
Aveline
wkwkwk 😭😭
Aveline
kakk lucu banget 🤣🤣
Dwalkii
mampir kak, tapi ga sekedar mampir trus like. aku baca yaa/Proud/

untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭

maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏
Aveline
kawin banget nihh author?🙏😭
Gege
dan tema remasan dada pun berakhir.. 🤣🤣
I'M WHITE
sebenernya babnya dah sampe 30 tapi bijgung mau up semua apa satu satu gini🤣
Gege
masih dengan remasan dada yang belom juga terselesaikan... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!