Yang Kamu Curi Takkan Jadi Milikmu

Sementara itu di perusahaan, Keanu sengaja mengantarkan putrinya. Karena memang tidak mungkin dia membiarkan putrinya yang masih remaja itu untuk pergi sendirian ke perusahaan milik Rayyan.

Sebelum Keanu dan Camelia sampai. Bahkan Rayyan bersama dengan sekertaris nya Roby sudah berada di lobby perusahaan untuk menyambut kedua orang itu datang.

'Wah, si bos tumben bener? biasanya duta besar saja dia tidak mau menyambutnya seperti ini di depan lobby. Kenapa katanya hanya seorang pelukis saja harus disambut seperti ini. Benar-benar mencurigakan' batin Roby

Dan dari penampilan bosnya itu hari ini, Roby pikir mungkin yang datang adalah seorang pelukis terkenal, multitalenta, yang karyanya sudah melalang buana ke semua galeri seni di luar negeri. Ya, Roby berpikir setidaknya tamu yang istimewa menurutnya itu adalah yang seperti itu.

Bahkan bosnya itu juga, sudah meminta kepada Roby untuk menyiapkan sebuah ruangan yang tenang di dekat ruang kerjanya. Dimana pembatasnya hanya sebuah dinding kaca yang bisa membuat Rayyan nanti, bisa tetap melihat Camelia, saat gadis itu melukis.

Hingga, Keanu dan Camelia pun masuk ke perusahaan itu.

Roby, masih santai saja karena dipikirnya bukan dua orang itu yang menjadi tamu istimewa Rayyan. Sayangnya dia salah, karena begitu melihat dua orang itu masuk ke perusahaan. Rayyan langsung menghampiri keduanya dengan senang.

"Paman, selamat pagi. Caca, selamat pagi!" sapa Rayyan.

Sebenarnya, Rayyan sejak semalam sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia terus tidak sabar menunggu datangnya pagi supaya bisa bertemu dengan gadis pujaan hatinya.

"Pagi nak Rayyan"

"Selamat pagi kak"

Cess

Dan mau dengar suara gadis yang sangat disukai itu. Hati Rayyan rasanya dingin sekali. Seperti embun yang benar-benar jatuh tepat di hatinya yang terasa semrawang.

"Jadi dimana Caca bisa mulai melukis?" tanya Keanu.

Karena Keanu, memang benar-benar ingin anaknya itu bisa memperlihatkan bakatnya. Jadi, fokus dari pria paruh baya itu memang hanya kepada lukisan yang akan dibuat oleh anaknya saja. Dia sama sekali belum bisa melihat ada niat lain dari pria muda yang ada di hadapannya itu kepada putri kesayangannya itu.

Padahal, Roby yang sejak tadi memperhatikan bosnya itu bisa mengetahui dengan cepat.

'Bos, ternyata sedang jatuh cinta. Pada daun muda pula. Nyonya besar dan tuan besar harus tahu hal ini. Mana daun mudanya manis sekali' batin Roby.

"Nak Rayyan!" panggil Keanu karena sepertinya pria muda di hadapannya itu terlalu fokus memandang ke arah Camelia.

"Iya paman, aku sudah siapkan ruangan khusus untuk Caca! mari!" kata Rayyan yang langsung mengantarkan keduanya menuju ke lift pribadinya.

Roby semakin yakin saja bahwa bosnya itu sedang jatuh cinta karena memang lift pribadinya itu tidak boleh dinaiki oleh siapapun selain bosnya sendiri, dirinya, dan keluarga bosnya. Itupun hanya ayah dan ibunya. Tentu saja termasuk pembersih pribadi liftnya itu.

Roby menekan kata sandi yang memang hanya beberapa orang saja yang tahu. Dan tanpa aba-aba, tiba-tiba Rayyan langsung mendekati Camelia.

"Kata sandinya 060606" kata Rayyan pada Camelia.

Tentu saja, Camelia yang mendengar apa yang baru saja Rayyan katakan kepadanya itu cukup terkejut.

"Maaf..." kata Camelia.

"Kata sandi lift ini. Jadi, kalau kamu kemari lagi nanti. Kamu perlu menggunakan lift umum. Pakai saja lift ini!" kata Rayyan yang bisa terdengar oleh Keanu.

Keanu tersenyum. Tapi, karena memang yang ada di pikiran pria paruh baya itu hanyalah hal-hal yang bersifat positif saja. Jadi, sampai seperti itu pun. Keanu masih berpikir jika lain kali yang dikatakan oleh Rayyan itu adalah kesempatan untuk putrinya bisa melukis lagi untuk lukisan yang lain yang tentunya akan dipajang di perusahaan ini juga entah di mana itu tempatnya berada.

Camelia merasa gugup. Rasanya berdekatan dengan Rayyan itu seperti dirinya seekor kelinci putih dan Rayyan adalah serigala yang lapar. Dia merasa tatapan pria itu seperti ingin menerkamnya. Camelia pun mendekat ke arah Ayahnya.

Dan sebenarnya firasat Camelia itu benar adanya. Pria di sebelahnya itu memang ingin menerkamnya. Ingin sekali, bahkan. Tapi bukan dalam hal yang negatif. Rayyan ingin sekali Camelia menjadi miliknya, namun untuk dia jaga dan lindungi sepenuh hatinya.

Ting

Pintu lift terbuka. Roby segera mempersilahkan semuanya dengan sangat ramah.

Lalu, Rayyan menunjukkan dimana ruangannya pada Keanu dan Camelia.

"Itu adalah ruangan ku, dan ini adalah ruangan khusus untuk Caca!" kata Rayyan yang segera membuka pintu ruangan itu.

Ceklek

Ruangan yang disiapkan oleh Rayyan untuk Caca itu cukup luas, sekitar delapan kali sepuluh meter, dengan langit-langit tinggi dan pencahayaan alami yang luar biasa. Dinding bagian utara dan barat seluruhnya terbuat dari kaca tebal dari lantai hingga langit-langit, memperlihatkan panorama kota yang memukau. Dari sana, Camelia bisa melihat gedung-gedung tinggi dan taman kota.

Di tengah ruangan berdiri satu easel besar dari kayu jati, bisa diatur tinggi-rendahnya. Di sekitarnya ada meja bundar berputar yang dipenuhi palet kayu, wadah cat minyak, kuas berbagai ukuran, mulai dari yang halus seperti rambut kucing sampai yang tebal untuk sapuan besar. Di sisi meja tersusun tabung cat akrilik, cat minyak, dan cat air dari berbagai merek premium yang Rayyan pesan khusus dari luar negeri.

Di sudut kiri, ada rak bertingkat berisi kanvas kosong dengan berbagai ukuran, sebagian sudah dibingkai, sebagian masih bergulung rapi. Di rak bawahnya tersimpan pigmen bubuk alami, medium lukis, serta pernis yang digunakan Camelia untuk sentuhan akhir.

Di sisi kanan ruangan, terdapat sofa empuk berwarna krem muda dan bantal-bantal kecil. Juga ada sebuah meja kopi rendah di depannya memajang vas kaca bening berisi bunga segar.

"Caca, apa kamu suka ruangan ini?" tanya Rayyan penuh harap.

Caca masih terpana. Ruangan ini, bahkan terlalu besar untuk pelukis pemula sepertinya.

Keanu sungguh tidak menyangka kalau effort Rayyan akan sampai sejauh ini.

"Nak Rayyan, sebenarnya ruangan ini..."

Rayyan yang melihat ekspresi tidak puas di wajah Keanu segera menyela.

"Apa ini kurang besar? aku akan segera siapkan yang lebih besar!" sela Rayyan.

"Bukan begitu nak"

"Ini terlalu besar kak"

Rayyan tertegun. Tapi kemudian dia tersenyum.

"Tidak! ini pantas untukmu. Lukislah apapun yang kamu ingin lukis. Aku akan melihatmu dari sana, maksudku, aku akan mengajak paman ke ruangan disana!" kata Rayyan.

Camelia mengangguk. Keanu juga pada akhirnya hanya bisa setuju dengan apa yang dikatakan Rayyan.

"Paman, mau minum apa. Aku akan siapkan!" kata Rayyan.

"Air mineral saja nak Rayyan!"

"Kalau Caca suka apa?" tanya Rayyan lagi.

'Aduh bos, ini sih fix. Bos jatuh cinta ini, sudah merangkap jadi OB segala buat ayang sama calon ayah mertua. Harus telepon nyonya besar ini, biar nyonya besar lihat calon mantunya' batin Roby yang juga sangat excited.

***

Bersambung...