NovelToon NovelToon
Amarahmu Kekuatanku

Amarahmu Kekuatanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Sistem
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturne_Ink

Ketika hidupnya diinjak-injak dan harga dirinya dihancurkan, Raka Wiratama menemukan sebuah kekuatan misterius—Sistem Upgrade Emosi.
Semakin besar amarahnya, semakin kuat pula dia menjadi.

Dari seorang pemuda biasa yang diremehkan semua orang, Raka Wiratama perlahan bangkit. Setiap penghinaan, setiap luka, dan setiap pengkhianatan… hanya membuatnya lebih kuat!

Dengan amarah sebagai bahan bakar, Raka Wiratama bertekad untuk membalikkan takdir.
Musuh yang dulu meremehkannya, kini gemetar ketakutan.
Dunia yang menertawakannya, kini dipaksa berlutut di bawah kekuatannya!

💥 Inilah kisah seorang pemuda yang menjadikan amarah sebagai senjata untuk menaklukkan dunia!

[Karya ini hanyalah ide yang muncul tiba-tiba. Jadi kalau tiba-tiba gak update, maaf banget ya]

[Jadwal Update: Setiap hari jam 0.00 WIB]

#Kalau telat berarti belum selesai dan sedang ada kendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturne_Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 - Kitab Kuno Misterius

Mendadak, mata Raka Wiratama langsung berbinar.

Di bawah mobil, tepat di tempat BMW tadi parkir, ada sebuah buku yang tergeletak begitu aja…

Buku itu bukan buku modern biasa, tapi ternyata kitab kuno dengan ikatan benang.

Raka Wiratama ingat, sepertinya buku itu jatuh dari si kakek tadi.

Dia garuk-garuk kepala, lalu jongkok buat ngambilnya.

Begitu dibuka, tulisan di dalamnya sama sekali nggak pernah dia lihat.

Bukan huruf Inggris, bukan huruf Hanacaraka, tapi lebih mirip kayak aksara kuno prasasti atau ramalan tulang orakel.

Raka Wiratama celingak-celinguk. Nggak ada satu orang pun yang sadar ada buku itu.

Akhirnya dia masukin ke bajunya, terus lanjut belanja kebutuhan harian sekalian bungkus makanan.

Pas balik ke parkiran sepeda, tiba-tiba kakek penipu yang tadi pura-pura jatuh udah nongol lagi.

Di sampingnya ada cowok gundul badannya kekar. Kepalanya plontos sampe mantul kena cahaya, di kedua lengannya ada tato naga biru sama macan putih. Kalung rantai emas gede melingkar di leher, rokok nyelip di bibir, gayanya udah kayak preman pasar.

Buat orang biasa, tampang kayak gitu udah bikin nyali ciut. Tapi jelas Raka Wiratama bukan orang biasa.

Begitu kakek itu teriak, si botak gede langsung maju dengan muka sangar.

“Lu yang nabrak bokap gue?”

Raka Wiratama mengernyit, tatapannya datar.

“Bokap lu? Gue nggak nabrak siapa-siapa. Tuh sepeda gue masih rapi, mana mungkin gue nabrak orang.”

Si botak nyengir, nunjukin gigi kuningnya.

“Gue bilang lu yang nabrak, ya berarti lu yang nabrak.”

“Sekarang bokap gue kakinya retak parah. Kalau lu nggak keluarin dua puluh juta atau sepuluh juta, jangan harap bisa pergi.”

Raka Wiratama mendengus dalam hati. 'Bapak dan anak aneh bener, yang tua nipu, yang muda malah main ancam.'

“Kalau gue nggak mau bayar gimana?” Raka Wiratama angkat dagu santai.

“Kalau nggak, gue kasih tau lu rasanya kenapa bunga bisa merah!” ancam si botak sambil ngedipin giginya.

Orang-orang mulai kumpul, banyak yang tegang liat situasi itu. Tapi nggak ada yang berani maju karena serem liat si botak gede.

Raka Wiratama cuma geleng-geleng kepala. “Gue nggak bawa duit segitu. Biar gue telpon orang buat ngirimin.”

“Bagus! Gue tungguin di sini!” Botak itu nyeringai.

Raka Wiratama langsung telpon Rahmat Sutisno.

Nggak sampai sepuluh menit, Polisi Rahmat muncul bawa mobil polisi.

Si botak langsung panik, kabur bareng bokapnya. Tapi sebelum lari, sempet nunjuk ke arah Raka Wiratama sambil teriak:

“Woi bocah, tunggu aja! Gue inget muka lu!”

Yang bikin Raka Wiratama kaget, Rani Sihombing juga ikutan turun dari mobil.

“Sialan! Untung kalian kabur cepet!” Rani Sihombing berkacak pinggang, teriak ke arah botak dan kakek tua yang udah ngilang.

“Kamu kenal sama preman ‘naga biru macan putih’ itu?” Raka Wiratama kasih nama julukan ke si botak.

Rani Sihombing mendengus. “Itu bapak dan anak emang udah terkenal di Jakut! Mereka berhasil kabur, kalau nggak udah gue seret ke kantor polisi.”

“Kenapa mereka bisa gangguin kamu?” tanya Polisi Rahmat curiga.

“Ya apalagi, modus lama. Nabrak pura-pura jatoh.” Raka Wiratama santai.

Rani Sihombing melirik sinis. “Lu bisa ketipu pake sepeda butut gini?”

Raka Wiratama pasang muka sedih. “Sayang, masih marah sama aku ya?”

Rani Sihombing langsung meledak. “Raka! Sekali lagi lu panggil gue sayang, sumpah gue akan jeblosin lu tiga hari tiga malem di ruang interogasi!”

Tapi Raka Wiratama malah senyum jail. “Kalau ditahan sama sayangku, jangankan tiga hari tiga malem… seumur hidup pun aku rela.”

“Dasar! Gue cekik lu!” Rani Sihombing ngamuk beneran.

Rahmat Sutisno di samping cuma bisa ngiler iri. 'Anjir, ini orang enak banget bisa gombalin si Rani. Gue umur segini aja belum punya pacar.'

Rani Sihombing sempet nyerang Raka Wiratama, tapi percuma. Tubuh Raka Wiratama udah dilindungi kekuatan khusus, dipukul pake tongkat pun kayak nggak ada rasanya.

Begitu reda, Raka Wiratama nyelipin amplop tebal ke Polisi Rahmat sambil nyengir.

“Pak Polisi, ini buat Bapak.”

Polisi Rahmat bengong pas buka isinya. Raka Wiratama kedip-kedip, bisikin sesuatu.

Langsung aja muka Polisi Rahmat senyum sumringah kayak bunga mekar.

Rani Sihombing melotot jijik. “Huuu dasar mesum!”

“Eh, aku kan udah dewasa.” Raka Wiratama nyengir.

“RAKA! Gue hajar babak belur lu beneran!” Rani Sihombing ngamuk lagi.

Raka Wiratama buru-buru naik sepedanya sambil bawa bungkusan makanan, gowes balik ke sekolah dengan nyanyi-nyanyi kecil.

Dalam sekejap, dia sukses ngumpulin seratus poin kemarahan dari Rani Sihombing.

...----------------...

Siang itu, hampir semua para siswa lagi istirahat. Beberapa malah kabur ke warnet buat nge-game.

Di asrama, gengnya Aldi Pratama cuma main HP bosen-bosenan.

Begitu pintu kebuka, aroma makanan langsung nyebar.

“Woy, akhirnya balik juga! Kita udah mau mati kelaparan!”

“Anjir, lu rampok tempat makan apa gimana bisa bawa segini banyak?” Aldi Pratama langsung rebut kotak makanan, ambil steak, lahap abis.

Raka Wiratama mendengus. “Ngerampok? Gila lu! Gue ini orang berkelas.”

“Tau nggak, tadi yang punya tempat makan bilang gue ganteng, tulang bagus, pinter lagi. Diajak makan bareng, gue inget kalian belum pernah makan enak, jadi gue bungkusin deh.”

“Masih nuduh gue rampok tempat makan? Kalau nggak percaya, jangan makan!”

Aldi Pratama ketawa. “Yaelah, siapa yang nolak makanan gratis.”

“Eh, serius lu, tiba-tiba kaya gini, jangan-jangan lu abis merampok bank?”

Raka Wiratama cuma nyengir. Dalam hatinya mikir, semester bentar lagi kelar, jadi dia pengen traktir temen-temennya mumpung ada duit.

“Alaaah, nggak usah tau dari mana. Harusnya gue dapet dua botol minuman Starbucks edisi limited, tadi pecah di jalan gara-gara orang tolol.”

Aldi Pratama ngunyah sambil ngomel nggak percaya. “Yaelah, sok banget ngomong Starbucks segala…”

...----------------...

Di sisi lain, Pak Darmawan lagi kepo sama “resep rahasia nenek moyang” yang tadi dikasih Raka Wiratama. Cuma, anehnya, resep kayak gitu nggak pernah ada di pasaran.

[BERSAMBUNG]

1
Anul
mau dong kekuatan itu🗿
Anul: apa itu?🗿
total 2 replies
Anul
Raja Sampah? wth😱
Anul: Ndak bahaya Tah 😱
total 2 replies
Anul
Jakut ga tuh🗿
Anul: City of Love aja 🤔
total 2 replies
mu bai
secara keseluruhan alurnya bagus ini, cuma nama mc dan tokoh didalemnya aj agak ke indo, kalau di bikin kek wuxia bagus lagi sih hehe
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Siap, dan makasih ya atas dukungannya 👍
total 9 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!