Seorang wanita muda bernama Lydia dipaksa menikah dengan mafia kejam dan misterius, Luis Figo, setelah kakaknya menolak perjodohan itu. Semua orang mengira Lydia hanyalah gadis lemah lembut, penurut, dan polos, sehingga cocok dijadikan tumbal. Namun di balik wajah manis dan tutur katanya yang halus, Lydia menyimpan sisi gelap: ia adalah seorang ahli bela diri, peretas jenius, dan terbiasa memainkan senjata.
Di hari pernikahan, Luis Figo hanya menuntaskan akad lalu meninggalkan istrinya di sebuah rumah mewah, penuh pengawal dan pelayan. Tidak ada kasih sayang, hanya dinginnya status. Salah satu pelayan cantik yang terobsesi dengan Luis mulai menindas Lydia, menganggap sang nyonya hanyalah penghalang.
Namun, dunia tidak tahu siapa sebenarnya Lydia. Ia bisa menjadi wanita penurut di siang hari, tapi di malam hari menjelma sosok yang menakutkan. Saat rahasia itu perlahan terbongkar, hubungan antara Lydia dan luis yang bertopeng pun mulai berubah. Siapa sebenarnya pria di balik topeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Malam di kota M kembali sunyi setelah pertumpahan darah siang tadi. Namun, bagi orang-orang yang menyaksikan langsung kejatuhan Orion, malam itu terasa seperti pergantian zaman. Seperti buku lama yang ditutup paksa, dan halaman baru yang terbuka dengan nama Lydia tercetak tebal di atasnya.
Di balkon rumah besar, Lydia berdiri menatap kota yang berkilau. Tangannya masih berlumuran darah kering, namun matanya memancarkan ketenangan dingin. Di belakangnya, Luis mendekat. Ia sudah berganti pakaian, namun luka di lengannya masih diperban. Rafael sedang mengurus pasukan yang tersisa, memastikan tidak ada musuh yang berkeliaran.
Luis berhenti di samping Lydia. “Kau benar-benar membuatku tak bisa tidur malam ini,” katanya pelan, nada suaranya campuran antara kagum dan takut.
Lydia menoleh, sekilas tersenyum dingin. “Tidurmu memang harus hilang, Luis. Karena mulai sekarang, kita tidak lagi hanya penguasa kota ini. Kita baru saja membuka pintu menuju dunia yang lebih luas.”
Luis menatap istrinya lama, mencoba memahami kedalaman pikirannya. “Aku masih tak percaya kau pemilik L-Tech. Kau membangun kerajaan itu di balik bayangan… dan tidak seorang pun tahu.”
“Lebih baik begitu,” jawab Lydia tenang. “Seorang raja bisa ditumbangkan jika semua orang tahu tahtanya. Tapi seorang bayangan? Tak ada yang bisa memotongnya, karena mereka bahkan tidak tahu siapa pemilik bayangan itu.”
---
Di ruang kerja, Lydia duduk di kursi besar dengan laptop tipis di depannya. Wajahnya diterangi cahaya layar. Sebuah email baru saja masuk dengan kode enkripsi tertinggi.
Pengirim: A.M.
Subjek: Aku sudah mendengar apa yang kau lakukan.
Lydia menekan tombol buka. Sebuah pesan singkat muncul:
Putriku, kau sudah melangkah ke panggung besar. Kau tidak hanya mengalahkan musuhku, tapi juga menunjukkan taringmu sendiri. Namun ingat, setiap kali kau menumbangkan satu monster, monster lain akan muncul dari bayangan. Aku bangga padamu, tapi waspadalah. Dunia tidak pernah tidur.
Lydia menatap pesan itu lama. Bibirnya bergetar tipis, perasaan yang selama ini ia kunci rapat mencoba keluar. Alessandro Moretti ayah angkat yang selama ini dirindukannya masih hidup, masih memperhatikannya dari jauh.
Luis masuk ke ruang kerja, melihat Lydia memandangi layar. “Pesan dari siapa?”
Lydia menutup laptop pelan. “Dari masa lalu. Masa lalu yang bahkan kau tak siap untuk mengetahuinya.”
Luis menghela napas, duduk di kursi seberang. “Aku ingin tahu, Lydia. Aku ingin mengenalmu lebih dari sekadar istri yang misterius. Kau… terlalu banyak rahasia.”
Tatapan Lydia menajam. “Rahasiaku adalah alasan kenapa kita masih hidup hari ini. Jika aku membuka semuanya padamu, Luis, kau mungkin akan membenciku.”
Luis menggeleng. “Atau mungkin aku akan lebih mencintaimu.”
Untuk pertama kalinya, Lydia tak bisa membalas dengan dingin. Ada retakan kecil di hatinya, sesuatu yang rapuh namun nyata. Ia menunduk, lalu berbisik, “Kau tidak tahu apa yang kau katakan.”
...----------------...
Di kantor pusat L-Tech, Ruisa duduk dengan kaki terlipat di kursi eksekutif. Rambut cokelatnya berantakan, namun jari-jarinya tetap menari di atas keyboard. Di layar, grafik menunjukkan hancurnya rekening Orion satu per satu, aset properti dibekukan, dan berita internasional mulai memberitakan “jatuhnya gembong kriminal misterius.”
“Ckck, media selalu lambat,” gumam Ruisa. “Mereka pikir Orion jatuh karena perang mafia biasa. Padahal, semua ini permainan catur nyonya.”
Seorang staf muda masuk terburu-buru. “Nona Ruisa, ada telepon dari Dewan Keuangan Eropa. Mereka ingin bicara dengan pemilik L-Tech secara langsung.”
Ruisa tersenyum manis, lalu menggeleng. “Katakan pemiliknya sibuk. Kalau mereka ingin bicara, mereka harus datang ke meja kami, bukan sebaliknya.”
Staf itu menelan ludah, lalu mengangguk. Setelah pintu tertutup, Ruisa bersandar, menatap layar besar yang kini menampilkan wajah Lydia dari kamera rahasia.
“Nyonyaku… kau tidak tahu seberapa banyak orang yang sudah bertekuk lutut padamu. Dunia di tanganmu, hanya saja kau masih pura-pura tidak peduli.”
-----
Malam itu, setelah semua orang tidur, Lydia kembali duduk di balkon sendirian. Angin malam membawa dingin menusuk, tapi ia bahkan tidak menggigil. Tangannya menyentuh belati yang tadi ia gunakan untuk menusuk Orion.
Matanya menatap ujung bilahnya, lalu perlahan berkaca-kaca.
“Papa… aku sudah melakukannya. Musuhmu, musuh kita, sudah jatuh. Tapi kenapa aku masih merasa hampa?”
Dalam keheningan itu, ia kembali mengingat masa kecil. Alessandro bukan sekadar penyelamat, ia adalah satu-satunya orang yang pernah mengajarinya arti keluarga. Dan meski Lydia kini punya suami, punya kekuatan, punya kerajaan… hatinya masih kosong oleh luka lama: penolakan orang tua kandungnya.
“Jika suatu hari aku berhadapan dengan mereka lagi… apakah aku akan sanggup? Atau aku akan kembali menjadi bocah kecil yang menunggu dicintai?” gumamnya pelan.
Luis berdiri di ambang pintu balkon, mendengar sebagian kata-kata Lydia. Ia tidak mendekat, hanya menatap punggung istrinya dengan hati yang penuh tanda tanya.
“Aku bersumpah… aku akan membuatmu percaya bahwa kau tidak sendirian lagi, Lydia,” bisiknya pada dirinya sendiri.
---
Keesokan harinya, Rafael masuk dengan wajah tegang. “Tuan, Nyonya, kita punya masalah.”
Lydia segera menegakkan tubuh. “Apa?”
“Orion mungkin sudah tumbang, tapi orang-orangnya masih berserakan. Dan ada kabar baru: beberapa faksi yang dulu tunduk pada Moretti mulai bergerak. Sepertinya mereka tidak suka kau menguasai semuanya begitu cepat.”
Luis menatap Rafael tajam. “Apa maksudmu?”
“Singkatnya, Tuan, mereka ingin menguji apakah Lydia benar-benar sekuat itu… atau hanya menang karena keberuntungan.”
Lydia tersenyum tipis. “Biarkan mereka mencoba. Aku tidak pernah butuh keberuntungan. Aku hanya butuh musuh baru untuk aku jatuhkan.”
Namun di dalam hatinya, Lydia tahu ini lebih dari sekadar “uji coba.” Ada pola yang mirip dengan masa lalu. Musuh-musuh yang pernah hampir menghancurkan Alessandro kini muncul kembali, seperti bayangan yang tidak pernah benar-benar hilang. Dan Lydia menyadari satu hal, perang melawan Orion hanyalah permulaan.
Di ruang bawah tanah rumah besar, Lydia duduk bersama Luis, Rafael, dan beberapa orang kepercayaan. Di meja bundar, peta kota M dan jalur distribusi senjata terpampang.
“Kita tidak bisa hanya bertahan di sini,” ujar Lydia. “Jika mereka ingin menguji kita, kita harus lebih dulu menyerang. Jangan beri kesempatan bagi mereka untuk bernapas.”
Luis mengangguk. “Tapi siapa target pertama?”
Lydia menekan sebuah tombol di remote, layar besar menampilkan wajah seorang pria tua berjas putih dengan senyum palsu. “Ini. Carlo Ventresca. Dia salah satu musuh lama Moretti. Dan sekarang, dia mencoba menghidupkan kembali jaringan lama mereka.”
Rafael menatap layar. “Dia berada di Eropa. Tidak mudah menjangkaunya.”
Lydia menatap Luis. “Maka kita harus ke Eropa. Aku tidak bisa berperang di sini sementara musuh terkuat berada di luar negeri. Ini bukan lagi soal mempertahankan rumah. Ini soal menuntaskan warisan yang pernah dimulai Alessandro Moretti.”
Luis terdiam beberapa saat, lalu mengangguk. “Kalau begitu, kita akan berangkat. Tapi Lydia… jangan sembunyikan apa pun lagi dariku. Aku ingin tahu semuanya sebelum kita melawan musuh barumu.”
Lydia menatapnya lama, lalu menghela napas. “Baiklah, Luis. Kalau kau benar-benar
Dan untuk pertama kalinya, Lydia membuka sebagian rahasia terdalamnya. Tentang malam hujan itu, tentang Alessandro, tentang pengkhianatan orang tua kandungnya, hingga alasan kenapa ia membangun L-Tech dan Black Orchid.
Luis mendengarkan tanpa menyela, matanya berkilat kagum sekaligus ngeri. Saat Lydia selesai, ia hanya berkata pelan, “Sekarang aku mengerti. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu, Lydia. Kau bukan hanya istriku. Kau adalah alasan kenapa aku masih berdiri.”
Lydia menunduk, mencoba menyembunyikan senyum kecil yang keluar tanpa sengaja.
----
Tujuh hari kemudian, sebuah jet pribadi lepas landas dari bandara kota M. Di dalamnya, Lydia duduk dengan anggun mengenakan mantel hitam panjang. Luis di sampingnya, Rafael di kursi belakang, sementara beberapa orang bayangan Black Orchid sudah lebih dulu.
Ruisa muncul lewat layar tablet, melaporkan kondisi terakhir. “Nyonyaku, semua aset kita di Eropa sudah aktif. Tapi hati-hati, Ventresca bukan musuh biasa. Ia pernah hampir mengalahkan Moretti.”
Lydia mengangguk. “Kalau begitu, inilah waktuku membuktikan bahwa aku bukan sekadar penerus Moretti. Aku adalah evolusinya.”
Luis menoleh, menatap wajah istrinya yang diterangi cahaya lembut kabin pesawat. “Apa pun yang terjadi, Lydia, aku di sisimu.”
Lydia menatap balik, kali ini dengan tatapan yang lebih hangat. “Kalau begitu, mari kita tuntaskan semuanya. Karena setelah ini, dunia tidak hanya akan tahu namaku. Mereka akan tahu… bahwa Lydia Moretti-Figo adalah penguasa baru yang tidak bisa digoyahkan.”
Jet itu menembus awan, membawa mereka menuju medan perang baru. Orion sudah tumbang, tapi bayangan yang lebih besar menanti di Eropa.
Dan Lydia… siap menyalakan apinya lagi.
Bersambung…
tp kl bnrn,aku orng prtma yg bkln kabooorrrr.....😁😁😁
bingung eike 🤔🤔🤔😁
lope2 sekebon buat author /Determined//Determined//Kiss//Kiss//Rose//Rose/
Smngtttt...😘😘😘