NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Adrian! Apa yang kau lakukan?" bisiknya sambil terus mendorong tubuh Adrian menjauh.

"Jangan membuatku khawatir! Ambil dan habiskan bekalmu," perintah Adrian dengan wajah serius.

"Minggir, Adrian! Orang-orang melihat kita! Bagaimana kalau mereka membicarakan hal ini?!" perintah Lyra, wajahnya mulai memerah.

"Aku akan langsung memecat orang itu."

"Kau berlebihan, Adrian."

"Cepat ambil dan makan saja, ini perintah dari suamimu!" Adrian kemudian menarik kembali tangannya dan mundur selangkah.

"Tanpa kau bilang pun aku tetap akan makan!" balas Lyra sebelum akhirnya beranjak dari tempat itu.

"Padahal tadi dia bilang dia tidak lapar," gumam Adrian lalu kembali ke mobilnya, sudut bibirnya samar-samar tertarik ke atas.

Sementara itu di dalam kantor, Sena mendatangi Juan yang sedang makan di mejanya. "Juan, sudah kubilang menyerah saja. Lagi pula Lyra sudah bersuami," ujarnya sesekali menyeruput kopi.

"Aku hanya ingin menawarinya makan siang," ketus Juan lalu menutup rapat kotak makan siangnya.

Tak lama setelah itu, Lyra muncul dengan menenteng kotak bekal di tangannya. "Lyra, kau baru ingin makan siang?" tanya Sena seraya menyandarkan tubuhnya pada meja.

"Ya, suamiku baru saja mengantarkan makan siangku. Haha," balas Lyra diselingi sedikit tawa.

"Kalian bertiga," sahut seorang dari arah belakang, mencuri perhatian ketiganya.

"Ya, Pak?" tanya mereka serentak.

"Maaf mengganggu makan siang kalian. Tapi tolong untuk gambar kerja gedung A di selesaikan minggu ini."

"Minggu ini? Gila. Kurasa waktunya untuk meninggalkan kasur empukku," batin Sena, alisnya berkedut seketika.

"Satu minggu? Bukankah itu terlalu cepat untuk proyek yang baru saja dimulai?" protes Lyra dengan dahi berkerut.

"Tolong usahakan minggu depan, setidaknya kita punya banyak waktu untuk revisi."

"Apa tidak bisa dilonggarkan sedikit? Mungkin dua minggu? Mengingat gedung ini akan dirancang dengan jumlah dua puluh lantai."

"Baiklah. Silahkan lanjutkan makan siang kalian."

Waktu demi waktu mulai bergeser meninggalkan suasana siang hari yang riuh menuju sore hari yang lengang. Lyra mengangkat kedua tangannya di udara, punggungnya melengkung ke belakang disertai dengan tarikan napas yang panjang.

"Lyra, apa suamimu menjemputmu di sini?" tanya Sena, tangannya sibuk memasukkan barang-barang ke dalam tasnya.

"Ya, kalian pulang duluan saja," balas Lyra, bibirnya melengkung samar.

Wanita itu lalu membungkukkan tubuhnya ke meja, menyandarkan kepalanya pada tangannya. "Mengantuk," batinnya saat merasakan matanya semakin berat sebelum akhirnya tertutup rapat.

*

*

*

Ting!

Rico : Adrian, ada dokumen yang harus kau periksa. Tunggu aku, aku akan segera membawanya untukmu.

Adrian : Aku akan memeriksanya besok.

Rico : Tidak bisa. Kau harus memeriksanya hari ini.

Adrian menghela napas memandangi jarum jam yang terus bergerak. "Lyra pasti sudah pulang," gumamnya sambil memijat pelan pelipisnya.

Beberapa menit berlalu, Rico masih belum juga sampai di ruangan Adrian. "Kenapa belum sampai juga?" gerutu pria itu mondar-mandir mengelilingi ruangan tanpa tujuan.

Derit pintu terbuka mencuri perhatiannya, "Adrian! Maaf baru sampai, liftnya penuh dan lift yang lain sedang dalam perbaikan. Aku harus melalui tangga darurat," ujar Rico dengan napas yang memburu.

"Berikan dokumennya," ucap Adrian berjalan cepat menuju Rico yang ada di ambang pintu dan merampas dokumennya. Tanpa basa-basi, ia membaca setiap baris dengan teliti. Namun pikirannya tertuju pada Lyra yang sedang menunggu untuk di jemput.

"Ini, hanya perlu perbaiki bagian akhir. Aku harus pergi sekarang," ucap Adrian menyerahkan kembali dokumen pada Rico kemudian meraih kunci mobil dan barang-barangnya lalu beranjak pergi.

Saat dirinya tiba di luar gedung, langit malam menyambut dirinya. Pandangannya fokus ke depan, sesekali memperhatikan kilau lampu jalan di malam hari.

Tak butuh waktu lama, Adrian akhirnya sampai di parkiran. Pria itu celingak-celinguk mencari sosok Lyra, tapi tak kunjung menemukannya. "Hari ini aku benar-benar terlambat menjemputnya," gumam Adrian lalu membuka pintu mobil dan berjalan menuju kantor sementara tempat Lyra bekerja.

Sementara itu, Juan yang sudah separuh jalan juga kembali ke kantor. "Bisa-bisanya charger laptopku tertinggal," gerutunya sambil melepas sabuk pengaman.

Sesampainya di dalam ruangan, Juan melirik ke arah Lyra yang tertidur di meja. "Apa suaminya benar-benar akan menjemputnya?" pikir Juan sambil mencari-cari keberadaan chargernya.

Alisnya terangkat ke atas dengan cepat, melihat posisi pengisi daya laptopnya yang sudah tergulung rapi di dekat Lyra. "Dia pasti yang merapikannya," batin pria itu perlahan mendekat dan mengulurkan tangan. Saat tangannya terulur, tiba-tiba ada tangan lain yang menyambar pergelangan tangannya. Membuat Juan refleks menoleh ke arah tangan itu berasal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!