Irhaf, seorang pemuda pemain sepakbola berusia 21 tahun yang bermain di liga 2 Indonesia. Dulu ia pernah dilirik oleh klub-klub besar karena memiliki bakat cemerlang tapi semuanya berubah sejak ia menderita cidera lutut yang parah.
Di suatu malam Irhaf mendapatkan email yang menawarkan kesempatan untuk melakukan uji coba di klub dengan nama yang asing bagi irhaf dan mengaku berlaga di liga 1.
Dan suatu keanehan pun terjadi....
Like dan Komentar jika kalian suka cerita ini...
Setelah sekitar 4 tahun sejak novel terakhir saya di akun lain saya yang udh ilang. akhirnya saya coba bikin lagi.
Masukan dan saran saya terima 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhaf01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puncak Derbi Yang Menegangkan
Pertandingan kembali dilanjutkan, ketegangan pertandingan semakin meningkat di waktu yang semakin menipis.
Pada menit ke - 75 Nusasana yang sedang menguasai bola tiba-tiba melancarkan serangan. Goby mengirimkan umpan tak terduga ke Hanafi.
Hanafi tanpa menunggu lebih lama lagi langsung berlari membawa bola dengan sekuat tenaga menuju kotak penalti.
tapi kali ini Ezi dan Ronald tidak terburu-buru untuk maju tapi menutup ruang di kotak penalti.
Melihat tidak ada lagi ruang terobosan, Hanafi memutuskan untuk menembak dengan sekuat tenaga dari depan kotak penalti.
Gerry kali ini menunjukkan kemampuan penyelamatannya yang luar biasa. Dia melompat dan menangkap bola dengan tepat lalu berguling kedepan dan melempar bola dengan kencang karena melihat posisi hans yang tidak terjaga.
Persiray langsung membunyikan terompet serangan balik.
Hans tidak lama-lama menahan bola dan mengopernya ke Husein yang juga dengan cepat melakukan umpan panjang ke Irhaf yang berada di posisi yang terbuka dan tidak jauh dari kotak penalti.
Menyadari bola mengarah ke Irhaf, Ruli kembali datang dan berniat merebut bola. Irhaf yang menerima bola dengan posisi membelakangi gawang sempat melihat sekilas kedatangan Ruli dari belakang.
Irhaf tidak panik, ia dengan tenang memiringkan sedikit bagian tubuh atasnya ke kanan untuk mengelabui Ruli.
Melihat reaksi Ruli yang bergerak sesuai keinginannya, Irhaf melanjutkan aksinya. Kakinya memukul bola ke sisi kiri sambil memutar badannya mengikuti arah bola.
Posisi Ruli sudah agak bersiap untuk benturan di sisi kanan segera kehilangan pijakan karena tubuhnya tidak menyentuh tubuh Irhaf.
Selain itu, bahu Irhaf juga sedikit menyenggol punggung kirinya yang membuatnya semakin terdorong yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Meninggalkan Ruli yang terjatuh, Irhaf segera melakukan tembakan yang sangat keras dari lokasi yang mirip dengan tembakan yang harus saja dilakukan Hanafi.
Hanya saja lebih keras dan presisi yang membuat Yosef si kiper tidak berdaya menahan bola.
Walaupun telapak tangannya berhasil mengenai bola, tapi justru tangannya yang terdorong akibat kekuatan bola yang sangat kuat.
Serangan balik yang sangat cepat membuat semua orang tidak siap.
Terutama para suporter Nusasana yang terasa seperti baru saja mencapai puncak gunung tapi kemudian terperosok ke jurang yang dalam.
Perasaan berdebar karena timnya sedang mengancam gawang lawan, lalu kecewa karena tendangan berhasil digagalkan kiper lawan, hingga gol serangan balik ini terasa sangat cepat.
Lemparan kiper, umpan Hans ke Husein dan umpan satu sentuhan ke Irhaf yang dengan cerdik mengelabui Ruli dan menendang bola dengan keras terjadi hanya dalam jangka waktu 5 detik yang membuat semua orang terdiam.
Lalu Irhaf kembali melakukan selebrasi yang pernah ia lakukan sebelumnya. Ia menundukkan punggungnya sambil menunjuk namanya dengan kedua jempolnya.
Tapi kali ini ia melakukan ini ke arah tribun lawan yang membuat mereka kemudian tersadar dan kembali mengamuk setelah terdiam beberapa saat.
Suporter tandang juga kembali berteriak dan bersorak atas gol yang tiba-tiba ini.
Oden yang khawatir dengan keselamatan Irhaf memutuskan untuk menariknya keluar dari lapangan dan menggantinya dengan Anwar, pemain muda yang ia rekrut dari tim muda di awal musim untuk menggantikan posisi Asep.
Walaupun Irhaf belum puas dan masih ingin bermain, tapi Irhaf menerima keputusan Oden dan berjalan ke pinggir lapangan yang di iringi dengan tepuk tangan mewah dari suporter Persiray yang membuat Irhaf membalas tepuk tangan itu dan melemparkan pandangan dan senyum penuh percaya diri ke tribun.
Lalu ia melihat ke arah ke arah Hanafi dengan tatapan penuh kemenangan yang membuat Hanafi mendengus kesal.
Melihat Irhaf sudah keluar, suporter Nusasana tidak ingin mengganggu momen itu karena walaupun mereka kesal. Mereka harus mengakui kehebatan pemain ini.
Usai melakukan tos dengan Anwar, Irhaf berjalan ke stand pelatih yang disambut pelukan hangat dari Oden.
Setelah itu Irhaf pun duduk di samping beberapa pemain pengganti dan menyaksikan pertandingan yang akan kembali dimulai.
Dengan gol kedua Irhaf, kini selisih gol kembali melebar menjadi 3 : 1 pada menit ke 75.
Saat Anwar masuk, ia menyampaikan pesan dari Oden untuk menyusut dan lebih menekankan penguasaan bola tanpa terburu-buru menyerang.
Dengan sisa waktu sekitar 15 menit lagi, Nusasana pasti akan menyerang dengan gila-gilaan untuk mengejar skor yang tertinggal 2 gol.
Mereka pun paham dan segera bersiap untuk menahan gempuran. Dan benar saja, Nusasana Berkali-kali berhasil menciptakan serangan yang mengancam tapi berhasil digagalkan oleh pemain bertahan Persiray.
Namun pada menit ke - 85, Nusasana akhirnya berhasil mencetak satu gol dari tendangan keras unyie sang gelandang sayap mereka.
Tak ingin melakukan selebrasi, pemain Nusasana itu mengambil bola dan bersiap untuk melanjutkan pertandingan.
Tapi Oden menyela momentum ini dengan melakukan pergantian pemain.
Ia menghabiskan sisa pergantian pemain dan menggantikan dua bek Ronald dan Edi dengan Kelly dan Hando. Selain itu ia juga menggantikan dua gelandang Hans dan Indra dengan Barto dan Mardi.
Pemain Persiray sengaja berjalan dengan santai untuk mengulur waktu yang membuat pemain Nusasana menjadi kesal.
Tak lama kemudian wasit kembali memulai pertandingan. Nusasana kembali menggempur lini pertahanan Persiray tanpa memberikan kesempatan untuk serangan balik.
Irhaf yang tadinya duduk kini berdiri dan Menonton dari pinggir lapangan dengan tegang. Ia ingin sekali membantu tapi tidak bisa karena ia sudah tidak berada di lapangan .
Tepat pada menit ke - 94 waktu tambahan, Kelly yang baru masuk melakukan kesalahan besar. Dia nekat melakukan tekel tepat di garis kotak penalti yang sayangnya langsung mengenai kaki Hanafi yang membuatnya terjatuh.
Wasit memberikan penalti kepada Nusasana, walaupun Kelly membantah dan mengatakan pelanggaran nya terjadi di luar kotak, tapi wasit tetep kekeh dengan keputusannya dan malah memberikannya kartu kuning yang membuatnya mundur.
Kini penentuan pertandingan ditentukan oleh penalti ini. Gerry berdiri di depan gawang dengan tatapan serius menatap Hanafi yang akan mengeksekusi penalti.
Semua orang yang hadir juga merasa tegang saat ini. Ini adalah momen yang menentukan skor akhir dari Derbi ini.
Disaat Gerry sedikit melirik ke arah stand pelatih, ia melihat isyarat dari Irhaf yang menggerakkan jarinya menunjuk ke kanan bawah.
Gerry segera mengerti isyarat ini karena mereka beberapa kali melakukan ini saat latihan. Gerry pun memilih untuk percaya pada Irhaf.
Setelah wasit memberikan aba-aba, Hanafi menendang bola dengan kencang, Gerry juga melompat ke arah yang di maksud Irhaf.
Dan.....
Bugg....
Bola berhasil dihalau, walaupun sedikit terlepas dari genggamannya tapi dia langsung menerkamnya untuk kedua kalinya.
Wasit pun meniup peluit panjang dan mengakhiri pertandingan panas ini.
Tatapan Hanafi kosong dan kecewa dengan dirinya sendiri karena gagal menyelamatkan timnya.
Ia menoleh dan menyaksikan pemain Persiray yang heboh memeluk dan menimpa Gerry.
Dia merasa hampa, tapi kemudian ia melihat Irhaf dar kejauhan dan mengakui kekalahannya kali ini.
Disisi lain Irhaf merasakan kelegaan yang dalam setelah Gerry berhasil menggagalkan tendangan penalti ini.
Pertandingan Derbi ini sangat intens yang membuatnya lebih lelah dari biasanya. Namun ia senang karena berhasil mencetak 2 gol dan 1 asisst.
Dan Irhaf semakin menantikan tantangan berikutnya dimasa depan....
...
...
...
Bersambung....