Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Pulang dari kantor bima menyusul Salwa ke rumah pak Rojak sampai disana dia melihat Salwa dan pak Rojak berada di ruang tamu.
"bantu suami mu karena dia baru pulang"suruh pak Rojak.
Salwa berdiri dan mengikuti bima dari belakang menuju kamarnya, sesampainya dikamar ada yang beda.
Didalam kamar Salwa sudah tidak ada lagi sofa panjang yang biasa di buat tidur bima.
Salwa mengambilkan handuk untuk dibuat mandi bima setelah bima masuk ke kamar mandi Salwa mengambilkan baju untuk bima dan menaruhnya di atas ranjang.
Beberapa menit kemudian bima keluar dari kamar mandi dia sudah tidak melihat Salwa di kamar bima tersenyum saat melihat baju ganti yang di siapkan Salwa.
Akhir-akhir ini dia sering tersenyum sendiri karena sikap Salwa yang berubah.
Bima kembali turun dia melihat Salwa sedang menata makanan untuk dia dan Salwa.
"apa boleh beberapa hari ini aku tidur disini?"tanya Salwa saat mereka sedang makan.
"boleh tapi beberapa hari nanti aku nggak bisa temani kamu karena aku ada perjalanan bisnis".
"terima kasih".
Tak ada lagi obrolan sampai mereka selesai makan sebelum tidur bima menyempatkan ke kamar pak Rojak dia ingin tahu keadaan nya sekarang.
Selama pak Rojak sakit bima banyak membantu mengurus perusahaan pak Rojak.
"setelah lulus nanti Salwa bisa menggantikan papa di perusahaan"kata bima.
"apa kamu nggak keberatan kalau Salwa jadi wanita karir?".
"aku terserah dia pa kalau dia mau menjadi wanita karir aku akan dukung"kata bima.
"terima kasih Bim aku jadi tenang mendengar jawaban mu dulu aku saja nggak rela membiarkan almarhum mamanya Salwa bekerja aku takut dia menelantarkan aku".
Tak disangka Salwa mendengarkan obrolan papanya dan bima ada rasa bersalah dihatinya selama ini dia memperlakukan bima dengan tidak baik.
Salwa mengetuk pintu kamar pak Rojak dan masuk dia membawa obat untuk pak Rojak.
"ini sudah malam kalian istirahat lah"suruh pak Rojak setelah meminum obatnya.
Bima berdiri dan keluar dari kamar pak Rojak dan di ikuti Salwa mereka masuk ke kamar Salwa berdua.
Sampai di kamar bima mengambil satu bantal dan selimut dia akan tidur di lantai.
"cuacanya sangat dingin sebaiknya kamu tidur di ranjang tapi kamu jangan macam-macam saat tidur"kata Salwa sambil menaruh guling ditengah-tengah ranjang untuk dijadikan penghalang antara dia dan bima.
Bima kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang sedangkan Salwa tidur miring membelakangi bima tidak lupa Salwa mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur.
Bima tidak langsung tidur dia masih mengerjakan kerjaannya lewat hpnya.
Sekitar pukul sebelas malam bima menyelesaikan kerjaan nya dan berniat untuk tidur tapi baru saja memejamkan matanya tangan dan kaki Salwa mendarat sempurna diatas tubuhnya.
Salwa semakin erat memeluknya sambil bergumam memanggil mamanya bima membiarkan Salwa memeluknya dia juga mengelus rambut Salwa agar tenang karena Salwa juga menangis.
Setelah Salwa tenang tak lama bima ikut tertidur malam ini tidurnya juga terasa nyenyak.
Keesokan harinya Salwa terbangun dan mendapati dirinya sedang memeluk bima dia mau marah tapi nggak jadi karena dia lihat kalau dialah yang memeluk bima.
Salwa bangun dengan hati-hati agar bima tidak terbangun kalau terbangun dia akan sangat malu.
Ternyata sejak tadi bima sudah terbangun tapi dia pura-pura masih tidur bima membuka matanya saat mendengar Salwa masuk ke dalam kamar mandi.
Pagi ini pak Rojak ikut sarapan bersama Salwa dan bima,bima menyudahi sarapan nya saat mendengar Danang menjemputnya.
Tanpa disuruh Salwa mengikuti bima mengantarnya sampai di depan mobil sebelum berangkat Salwa mencium tangan bima.
"begini kan lebih baik jadi kucing penurut"bisik bima setelah mencium pucuk rambut Salwa.
Salwa mau protes tapi bima langsung masuk mobil.
"dasar om-om gila seenaknya aku disamakan hewan peliharaan tahu gitu aku nggak mau mengurusnya"Gumam Salwa kesal.
Salwa berhenti sambil memegang pucuk rambut yang tadi dicium bima tadi saat dicium ada rasa tak biasa rasa yang menenangkan.
Salwa tersenyum dan kembali masuk kedalam rumah.