NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:468
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Definisi perjuangan

Dua orang sejoli saling berhadapan satu sama lain, suasana hening terasa sangat menyesakkan, belum ada kata yang diucapkan dari bibir mereka masing-masing. Hingga Sadewa mulai melihat kearah wanita yang duduk di depannya dengan sopan, Sadewa mengakui bahwa attitude Kirana sangat baik mengingat dia bukan dari keluarga sembarangan.

“Soal pernikahan kita.”

“Ada yang kurang Mas?.”

“Bukan, Saya ingin meminta maaf. Saya tidak bisa menikahimu Kir. Saya tahu kamu sangat baik, saya yakin kamu akan mendapatkan pria yang lebih baik juga, saya sangat menyesal atas kepergian Mas Surya-.”

Belum sempat Sadewa melanjutkan ucapannya, Kirana lebih dulu memotong kalimat pria itu, “Maksudnya bagaimana Mas? Pernikahan kita hanya tinggal satu minggu lagi, semua dokumen sudah selesai. Keluarga juga sudah saling mengenal baik.”

“Saya tahu apa yang saya lakukan kesalahan, tapi saya tidak ingin salah lebih jauh. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik, yang mencintaimu dengan besar.”

“Cinta? Mas Dewa Percaya cinta? Semua bisa datang setelah hidup bersama.”

“Bagi saya tidak, saya punya cinta yang harus saya perjuangkan, saya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena melepaskannya. Saya ingin bahagia, saya mungkin egois tapi saya harus bahagia dan membahagiakan orang yang membuat saya bahagia.”

“Mas Dewa hanya ragu sebentar, kita bisa bertemu sewaktu hari pernikahan.”

“Tidak, tidak ada pernikahan di antara kita. Saya ingin mengakhirinya hari ini, Terimakasih Kir dan Maaf. Saya akan memperbaikinya, saya akan bertanggung jawab atas gagalnya pernikahan kita.” Sadewa berdiri dari duduknya, belum sempat melangkah pergi, Kirana kembali bicara.

“Ini semua karena Sendu? Dia bilang ke Mas Dewa apa? Apa bagusnya Sendu?.”

“Ini semua tidak ada hubungannya dengan Sendu, saya ingin bahagia. Saya ingin bahagia dengan orang yang saya cintai.” Sadewa melihat kearah Kirana tersenyum kecut, “orang tua? Saya benar-benar akan menjadi anak yang durhaka, tapi benarkah mereka menjadi orang tua yang baik setelah mengekang kehidupan anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang sama? Jika kamu memilih saya karena pengganti Mas Surya atau memilih saya karena bagian keluarga Pak Djaya, maka kamu salah pilih orang Kir.”

“Saya menyukaimu Mas.”

Sadewa melihat kearah Kirana, “Tidak, kamu tidak menyukai saya Kir. Kamu hanya tidak percaya diri atas dirimu sendiri.”

Kirana menertawakan ucapan Sadewa, tidak ada orang apalagi wanita yang mau dilahirkan seperti dirinya, ketimbang keluarganya yang terpandang, setelah ucapan Sadewa maka semua tidak ada gunanya untuk Kirana, pada akhirnya tidak akan ada yang menyukainya selain harta yang dia miliki.

“Kalau kamu meninggalkan saya seperti ini, hidup saya akan benar-benar hancur, tidak akan ada yang mau menikahi saya. Siapa yang akan menikah dengan perempuan seperti saya, ditinggal meninggal calon suami, lalu ditinggalkan kembali demi wanita lain. Saya sudah cukup dengan kekurangan ini, jadi-.”

Sadewa memegang kedua lengan Kirana, berusaha meyakinkan wanita itu, “ada, akan ada pria yang mencintaimu dengan tulus, percaya dengan dirimu sendiri, kamu baik Kir, ada pria baik yang akan menikahimu, jadi percaya lah kamu pantas mendapatkan itu.”

“Kenapa bukan kamu?.”

Sadewa melepaskan tangannya, pria itu mundur selangkah, “saya mencintai Sendu melebihi hidup saya sendiri, saya tidak ingin memaksakan perasaan saya yang telah berlabuh di tempat lain untuk terus berlayar. Saya ingin mencintainya sampai saya mati, saya tidak bisa hidup tanpanya.”

“Saya mengerti, saya baik-baik saja.” Kirana membuang wajahnya ke tempat lain, “pergilah sebelum saya berubah pikiran.”

“Kir.”

“Pergilah Mas.”

“Terimakasih.”

Sadewa tidak pergi menemui Sendu, melainkan menemui kedua orang tuanya. Sadewa tidak ingin Sendu terbebani karena ketidak setujuan kedua orangtuanya dengan gadis itu, sehingga Sadewa ingin mengajukan permintaan ke orang tuanya perihal ini.

Keluarganya ramai seperti biasa dengan kegiatan masing-masing, keluarganya kaya, keluarga besarnya juga punya martabat yang bagus, semua berpendidikan tinggi dan tahu soal strata sosial. Sayangnya mereka lupa diajarkan cara menghargai pilihan orang lain, lupa cara menghargai kehidupan orang lain.

“Ibu.” Panggilan Sadewa membuat seorang wanita paruh baya yang masih sangat muda dan cantik menoleh.

“Dewa, sudah pulang? Bagaimana Kirana?.”

“Saya ingin membicarakan hal itu kepada bapak dan ibu.”

“Apa yang ingin kamu bicarakan?.” Djaya keluar dari kamar menghampiri mereka yang ada di ruang tamu.

“Saya tidak akan menikahi Kirana, saya tidak mencintainya.” Tegas Sadewa “Saya sudah membicarakan hal ini dengannya dan dia menerima keputusan saya, jadi saya berharap kalian pun juga bisa menerima keputusan saya.”

“KAMU GILA!.” Bentak Sartika, siapa yang tidak marah jika putranya membatalkan pernikahan yang sudah dikabarkan hampir ke seluruh penjuru desa bahkan hingga seberang desa.

“Tidak apa-apa, bapak mengerti keputusanmu.”

Sadewa melihat kearah ayahnya dengan tatapan tidak percaya, pria paruh baya itu lebih menyayanginya.

“Jangan memanjakannya! Kamu pikir siapa yang membuat Surya meninggal? Itu semua karena Dewa!.”

Sadewa memejamkan mata, kedua tangannya mengepal. “Mas Surya meninggal bukan karena saya, Mas Surya pergi karena dia sakit dan dia pergi bukan karena saya, jadi jangan salahkan orang lain atas kepergiannya. Saya juga kehilangan, saya juga merasa bersalah, bukan berarti alasannya meninggal karena saya!.” Ucap Sadewa, selama ini dia menahan diri karena menghargai Sartika selaku ibunya yang masih berduka, tapi setelah dipikir-pikir kenapa hanya dia yang merasakan sedih sekaligus merasa bersalah atas semua yang tidak dia lakukan.

Sartika menyentuh dadanya sambil duduk terheran melihat Sadewa yang pertama kalinya membantah dan menjawab ucapannya. Selama ini Sadewa hanya terus diam atas apapun, merasakan bersalah atas apapun yang Sartika tuduhkan.

Sadewa tersenyum kecut, “Terserah bapak dan ibu menyetujui atau tidak hubungan saya dengan Sendu, saya mencintainya, saya akan tetap menikahinya ada atau tidak restu dari kalian. Semua ini keputusan saya, bukan salah siapapun, jadi jika kalian ingin menyalahkan atas pembatalan pernikahan dengan Kirana maka saya lah yang salah. Terimakasih dan maaf.”

Sadewa meninggalkan ruang keluarga dan masuk kedalam kamar untuk mengemas pakaian serta barang-barangnya, beberapa menit kemudian, Djaya masuk menghampiri putranya. “Kamu akan meninggalkan rumah?.”

Pertanyaan itu membuat Sadewa menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Djaya, “Saya akan tinggal sementara di pondok, saya akan melamar Sendu bersama Pak Amad.”

Djaya menelusupkan amplop kedalam saku celana Sadewa, “Maaf bapak tidak bisa bantu banyak, kamu boleh kejar gadis itu tapi sesekali bawalah pulang kerumah, Bapak akan bicarakan bersama ibu, jadi jangan khawatir.”

“Pak...”

“Kamu anakku, selamanya akan menjadi anakku walaupun kamu sudah menikah, rumah ini juga rumahmu, jadi pulanglah sesekali.”

“Terimakasih banyak sudah merestui hubungan saya dengan wanita yang saya cintai.”

Djaya mengangguk sambil tersenyum seakan tahu bahwa hari ini mungkin akan terjadi, tidak masalah untuk Djaya tidak berbesanan dengan keluarga kaya, pada akhirnya mereka tidak akan membantu banyak. Putranya tetaplah kepala keluarga yang akan memberikan nafkah kepada anak istrinya nanti.

Sadewa benar-benar meninggalkan rumah, tanpa membawa apapun selain tas berisi pakaian saja. Berbekal sedikit uang pemberian ayahnya dan juga tabungan hasil kerjanya di ladang yang memang akan digunakan untuk menikahi Sendu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!