Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Lina memilih tidur di depan pintu kamarnya beralaskan sebuah karpet tipis. Tadinya ia ingin tidur bersama ibunya, tapi takut saat Bima terbangun ia tidak mendengar bocah itu menangis. Bagi gadis itu tidur di karpet sudah biasa tapi berbeda dengan Bagas yang selalu terbiasa tidur di kaliurang empuk dan nyaman.
Sedari tadi bolak balik sana sini belum bisa menemukan kenyamanan. Padahal matanya sudah mengantuk tapi karna belum terbiasa tidur di kasur tipis milik Lina membuatnya susah untuk tidur.
Di pandanginya putranya yang tertidur pulas. Nampak damai dan tidak merasa seperti apa yang ia rasakan. Bagas keluar kamar sebentar menuju kamar mandi karna ingin buang hajat. Jarak kamar mandi lumayan karna ada di dekat dapur.
Saat melangkah di depan pintu ia hampir saja menginjak Lina yang tertidur dengan pulasnya. Dipandang wajah cantik alami tanpa polesan, ada senyum terbit di sudut bibirnya.
Bagas mengangkat tubuh Lina dan meletakan perlahan di ranjang. Bagas masih sempat mencuri satu kecupan di bibir gadis yang tengah terlelap itu baru kemudian ia kembali ke niatnya semula.
Selesai membuang hajatnya, Bagas memutuskan tidur di samping adiknya Lina yang tidur di ruang tamu. Tak mungkin ia kembali kekamar dan tidur bersama Lina dan putranya. Apa kata ibunya Lina nanti. Lagian kamarnya Lina juga sempat dan tak mungkin mereka tidur bersama.
Suara azan dari toa mesjid membangunkan Lina dan bertepatan dengan tangisan Bima yang ikut terbangun. Lina memeriksa popok bayi itu yang ternyat sudah penuh. Dengan gesit Lina menggantinya dan membuatkan susu untuk Bima.
Lina duduk termenung berpikir kenapa dirinya bisa tidur di kamar bersama Bima. Bukankah dirinya tadi tidur di depan pintu dan Bagas yang tidur di kamar? lalu kemana Bagas? Lina mencari keberadaan Bagas dan ia melihat lelaki itu meringkuk di samping adiknya.
Udara pagi terasa sangat dingin menusuk hingga ketulang. Lina mengambilkan selimut dan menyelimuti Bahas agar tidak kedinginan seperti tadi.
Lina membantu ibunya menyiapkan sarapan setelah menidurkan Bima yang kekenjangan sehabis minum susu.
"Ibu mau bertanya sesuatu boleh?" tanya ibu di sela tanganya sibuk mengolah bahan - bahan untuk mas kan lagi ini.
"Silahkan, bu. Kalau aku bis jawab tentu aku akan jawab."
"Ibu merasa aneh dengan majikan kamu, Lina?"
"Aneh gimana, bu?"
"Masa majikan mau mengantar sendiri pembantunya pulang kekampung."
"Ooh itu, tadinya aku mau pulang sendiri dan kemungkinan aku ga mau balik kesana, bu. Aku ingin tinggal kembali bersama ibu dan adik - adik. Tapi Tuan Bagas tidka setuju karna jika aku tidka kembali siapa yang bakal mengasuh putranya sedangkan mamanya tidka peduli." Lina merasa bersalah karna sudah membohongi ibunya. Tak mungkin rasanya ia jujur karna itu pasti akan membuat ibunya terluka.
"Baik ya majikan kamu, tapi tetap saja ibu merasa janggal nak. Bukanya orang kaya itu sibuk kenapa masih sempat - sempatnya nganterin kamu kesini? Apa mereka ga ada sopir?" tanya ibu yang masih saja ragu dengan penjelasan putrinya.
Sebisa mungkin Lina memberi pemahaman pada ibunya agar tidak berpikir macam - macam. Dua hari satu malam terasa singkat bagi Lina. Sudah tiba saatnya ia kembali ke kota ke rumah majikannya.
Jika boleh memilih tentu ia akan memilih tetap tinggal di kampung tapi Bagas pasti akan melakukan segala cara agar dirinya kembali bersama dirinya.
...****************...
Assalamualaikum kk, terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍🙏😘💪
@ima Susanti