Zihan, adalah seorang gadis yang dibawa ke dunia asing oleh penguni asli dunia itu. sebuah dunia pararel yang di huni oleh siluman dan praktisi saja. dengan sistem kerajaan. gadis itu dibawa untuk dijadikan wanita persembahan oleh salah satu siluman yang menyamar menjadi manusia di dunia asal Zihan.
siapa sangka, ia justru mendapatkan keuntungan dan hal tak terduga saat itu.
akankah Zihan kembali ke dunia asal nya? atau justru memilih tetap tinggal di dunia asing itu?
ayoo, cari tau.. 😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bono Ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Jika dalam sebuah perkenalan ada sebuah rasa, di dalam rasa ada sebuah ungkapan, dan jika di dalam sebuah ungkapan ada sebuah harapan, maka disitulah titik Renal berada..
ia berharap bisa bertemu dengan Angel lagi, meski bibir nya mendoakan, agar Angel bertemu orang yang sesuai, tapi hati nya berkata lain. tapi, apa arti nya sebuah harapan jika hanya sepihak saja?! Renal pun memilih untuk mengikhlaskan nya.
" aku tau sejak awal, bahwa dunia yang ku pijak ini tidak seperti dunia asal ku. tapi entah kenapa, ada rasa kecewa di sini.. " gumam nya sendiri seraya meraba dada bidang nya.
dengan hati gundah, Renal mulai untuk melanjutkan perjalanan nya. dengan masih menyimpan harapan meski hanya sedikit, tapi itu cukup bagi nya untuk bertahan.
" hah.. sekarang, bahkan aku terpisah dengan Vero. apa kabar dengan nya..... lebih baik aku coba untuk mengikuti arah ke utara saja. siapa tau bisa bertemu Vero disana. " gumam Renal dan mulai melanjutkan perjalanan nya ke utara.
...----------------...
sedangkan di dalam Gua..
" apa kau sudah siap? " tanya Vero dengan lembut.
" tentu saja aku siap. jangan meremehkan ku! " jawab Vania dengan percaya diri. kedua tangan nya pun di lipat di depan dada.
" apa kau yakin, dengan kondisi mu saat ini? " tanya Vero lagi memastikan. bagaimana pun, Vero sendiri tidak yakin Vania akan sanggup melakukan nya.
" hmmm, mari kita coba saja. jika aku tidak sanggup, maka kau harus berhenti dan membiarkan ku beristirahat.. " jawab Vania dengan mengutarakan sebuah syarat.
" hhaaiiiihh.. memang wanita sudah ditebak! baiklah jika begitu. tapi ingat!! katakan pada ku, bila kau merasa tidak baik, kapanpun itu... mengerti?! " ujar Vero mengingatkan dengan menatap tajam Vania.
" iya iyaa.. aku mengingatnya. " jawab Vania sebal. baru kali ini Vania di gertak oleh seseorang. apalagi seseorang yang baru saja ia kenal.
" huft.. memangnya apa yang akan dia lakukan, jika aku tidak mengingatnya.. " gerutu Vania tapi dalam hati. karena ia lebih takut jika harus mengucapkan nya daripada menerima resiko jika ia tidak mengingat nya.
" bagus!! kalau begitu ayo kita lakukan.. " ajak Vero mulai melangkah lebih dulu keluar gua. dan disusul oleh Vania di belakang nya.
mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke utara.
disepanjang jalan, kedua nya hanya terdiam satu sama lain. mereka sama sama merasa canggung pagi itu. meski udara pagi itu terasa hangat, tapi sepertinya itu tidak berlaku pada hubungan antara Vero dan Vania.
Vania yang lelah menahan diri, akhirnya mencoba untuk memulai pembicaraan dengan Vero.
" emmm, apa kau mendapat kabar tentang teman mu semalam? " tanya Vania memecah keheningan.
" Renal maksud mu? " tanya Vero seraya melihat ke arah Vania
" eehmmeemm.. " jawab Vania dengan anggukan kepala. dan mimik wajah manja.
💕" sial.. dia imut banget! " pekik Vero dalam pikiran nya.
" heemmm.., aku tidak mendapat kabar apapun tentang nya sejak semalam. aku berharap kita bisa bertemu lagi. " jawab Vero dengan menggosok leher belakangnya.
" semoga dia baik baik saja... " gumam Vania.
" ya.. aku harap juga begitu.. juga untuk gadis bersayap yang bersamanya. " timpal Vero mengingatkan Vania.
" oh iyaaa, gadis bersayap itu..... sebenarnya siapa dia.. " gumam Vania dalam hati. tidak ingin terlihat terlalu memikirkannya.
" lebih baik kita segera teruskan perjalanan. jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi.. " tambah Vero menginterupsi.
" hmm.. baiklah.. " jawab Vania mengikuti. mereka pun bergegas menyusuri jalan menuju utara.
sejauh mata memandang, terlihat samar samar seorang pria yang juga berjalan di depan kedua nya. dengan langkah yang berat, pria itu berjalan sambil memeluk dirinya sendiri untuk menjaga tubuhnya agar tetap hangat di saat salju turun.
" seperti nya aku mengenal orang itu.. " ujar Vania saat pertama melihat nya.
" maksudmu? " tanya Vero yang belum menyadari.
" coba lihat itu.. apa kau berfikir sama seperti ku? " tanya Vania seraya menunjukan nya pada Vero.
Vero yang paham pun, mengikuti arah petunjuk yang diberikan Vania. dan sungguh dibuat terkejut. seketika Vero pun berteriak.
" Renaaaalll!!! " pekik Vero dengan lantang.
suara teriakan itu pun terdengar oleh pria yang dipanggilnya. dan YA!!! itu adalah Renal. namun ia tak langsung menoleh. hingga panggilan akan nama nya terdengar hingga beberapa kali.
" apa aku tidak salah dengar? sepertinya aku mendengar ada yang memanggilku.. tapi, siapa... yang tau nama ku hanya Vero. ! " gumam nya sendiri, sampai akhirnya ia menyadari sesuatu.
" oh astaga!!!! apa itu Vero?! " ucap nya sendiri seraya menoleh ke belakang dengan segera.
alangkah bahagia nya Renal saat mengetahui siapa orang yang memanggil namanya.
" benarkah itu dia? aku sungguh berharap itu dia kali ini.. " ucap Renal dengan sedikit berbisik.
Ia pun segera berjalan menuju Vero dan Vania. begitu juga sebaliknya dengan Vero dan Vania. akhirnya mereka bertemu kembali..
