Semua telah terjadi, Zhang Gu Yue tersadar akan segala kebodohan nya, namun semua telah sia-sia. Kini dengan tubuh yang telah hancur dan bayi nya yang bahkan belum sempat melihat dan merasakan bagaimana hangat nya sinar mentari, mereka sama-sama terkapar di atas tanah yang begitu dingin bak tak memiliki perasaan. Tubuh itu mati dengan segala rasa penyesalan dan rasa sakit yang tak terbayang lagi.
Namun kini ia, Zhang Gu Yue kembali diberi kesempatan terlahir kembali. Ia berjanji akan menebus segala kesalahan dan kebodohan nya di masa lalu.
📌 Note :
1. Jangan plagiat
2. Kalau gak suka ya udah gapapa gak usah di baca
3. Selamat baca bagi yang mau
4. Jangan lupa vote dan komen nya
5. CERITA FIKSI (KHAYALAN PENULIS)
THANK YOUUU🤍
《 va_jiyoon 》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon va_jiyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
《 19 》 Racun
...~ happy reading ~...
...🤍🤍🤍...
Sesampai nya Zhang Gu Yue di kediaman pangeran ketiga, dirinya langsung di arah kan menuju kamar pribadi sang pangeran. Disana terlihat ada Kaisar yang berdiri dengan ekspresi cemas menatap putra nya yang terbaring lemah.
"Salam Yang Mulia Kaisar, se-" ucap Zhang Gu Yue terpotong.
"Tidak perlu melakukan itu sekarang Nona kedua Zhang, kau harus melihat putra ku segera!" titah Kaisar Tianzhi.
"Baik Yang Mulia" jawab Zhang Gu Yue lalu mendekat dimana pangeran kedua terbaring lemah di atas ranjang yang begitu besar nan mewah itu.
Dia meletakkan kain tipis di pergelangan tangan Hangguang Jun dan segera mengecek nadi pria tersebut. Ia menggernyit saat tidak menemukan apa-apa, benar yang di katakan para tabib istana yang sekarang tengah berlutut di depan kediaman pangeran kedua dengan di liputi rasa cemas dan takut.
Dia menajamkan penglihatan nya, menatap wajah yang tertutup topeng itu. Bibir nya pucat dan telinga nya terlihat keunguan.
"Nona kedua Zhang, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Kaisar Tianzhi penuh harap.
"Hamba belum bisa memastikan Yang Mulia, tetapi satu hal yang pasti, memang benar penyakit atau racun ini tidak bisa dideteksi melalui denyut nadi, seperti yang dikatakan oleh para tabib" jawab Zhang Gu Yue bersamaan dengan datang nya pangeran kedua bersama ibu dari kedua saudara kembar tersebut.
"Yang Mulia, bagaimana kondisi putra ku hikss... anak ku yang malang hikss..." ucap Selir Shanming menghapus jejak air matanya dengan sapu tangan.
"Tenang lah. Nona kedua Zhang, kau yakin bisa menyembuhkan nya?" ucap Kaisar Tianzhi.
"Hamba merasa tidak asing dengan kondisi ini, Yang Mulia. Namun karena keterbatasan hamba sebagai seorang gadis, hamba membutuhkan seseorang untuk membantu memeriksa beberapa hal" ucap Zhang Gu Yue menundukkan kepala nya.
"Izinkan saya membantu Yang Mulia Kaisar, Nona Kedua Zhang" ucap Weitian mengajukan diri.
Kaisar pun mengangguk dan mempersilahkan pengawal pribadi anak nya untuk membantu. Karena ia juga tau, kalau anak nya tidak suka di sentuh oleh orang lain. Dan sekarang hanya ada Weitian lah yang selama ini adalah orang paling dekat dengan Hangguang Jun.
Bersamaan dengan itu seorang kasim datang memberitahukan bahwa ada rapat penting sekarang.
"Baiklah aku akan pergi. Nona Kedua Zhang, aku percayakan putra ku pada mu. Beri Nona Kedua Zhang ruang untuk fokus" ucap Kaisar Tianzhi.
"Ayahanda, bagaimana bisa seorang gadis ditinggalkan berdua bersama seorang pria? bagaimana pun juga dia masih tunangan ku" ucap Hangguang Feng tak terima jika kembaran nya dan Zhang Gu Yue berduaan.
Tentu ia tahu hubungan keduanya di masa lalu. Dimana keduanya sangat dekat, sudah seperti kakak dan adik atau bahkan lebih. Mungkin jika kembaran nya, Hangguang Jun tidak lumpuh dan cacat fisik, dia lah yang akan dijodohkan dengan putri sah keluarga Zhang itu.
"Mereka tidak hanya berdua" ucap Kaisar Tianzhi lalu pergi disusul oleh kasim yang memanggil nya.
"Fang'er, biarkan Nona Zhang membantu adik mu. Jangan membuat ayah mu marah untuk saat ini" ucap Lie Shanming dengan bisikan di akhir.
Dengan perasaan jengkel Hangguang Feng pergi. Sejak dulu ayah nya itu terlalu berpilih kasih kepada anak-anak nya, dia terlalu menyayangi adik kembar nya itu. Dan itu membuat hubungan nya dengan Hangguang Jun tidak berjalan dengan baik.
Seperginya ketiga orang tersebut, barulah Zhang Gu Yue bisa fokus.
"Tuan Wei, periksa apakah di dada kiri dekat dengan jantung dan lengan atas ada lebam keunguan?" tanya Zhang Gu Yue.
Weitian langsung memeriksa titik-titik yang diucapkan Zhang Gu Yue dan benar saja luka lebam keunguan itu benar adanya, "Ada Nona!" jawab Weitian.
"Baiklah, tahan tubuh nya saat kejang"
Zhang Gu Yue pun mengeluarkan jarum perak nya lalu mulai menusukkan di beberapa titik, dan yang terakhir sedikit menggores ujung jari telunjuk Hangguang Jun sehingga darah hitam keluar perlahan.
"Beri tau aku jika kedua lebam itu sudah menghilang" ucap Zhang Gu Yue.
"Nona, Tuan tidak kejang, apa itu tidak apa-apa?" tanya Weitian.
"Itu bagus, karena berarti itu belum sampai ke otak" jawab Zhang Gu Yue. Tubuh nya lelah, bahkan kantung mata nya sudah sedikit menghitam karena sejak kemarin ia belum sempat tidur.
Dalam waktu satu setengah dupa, luka lebam Hangguang Jun sudah menghilang, wajah yang tadinya pucat pasi kini sudah menunjukan kemerahan menandakan jika darah kembali mengalir dengan benar. Zhang Gu Yue pun membalut luka sayatan di jari Hangguang Jun lalu melepas satu persatu jarum perak nya.
"Hanya tinggal menunggu kakak siuman, aku akan membuat obat" ucap Zhang Gu Yue lalu beranjak menuju luar kamar.
Sementara itu Weitian dengan setia menjaga Tuan nya. Otak nya pun bekerja, menebak siapa gerangan yang begitu memiliki nyali besar hingga meracuni putra kaisar, "Aku harus menanyakan jenis racun ini pada Nona kedua Zhang nanti" batin Weitian.
"Wei" panggil Hangguang Jun yang ternyata sudah sadar.
"Tuan, apakah ada yang perlu saya lakukan?" tanya Weitian yang sebenarnya berusia satu tahun lebih muda dari Hangguang Jun.
"Bawa aku keluar" ucap Hangguang Jun.
"Tapi Tuan, anda baru saja siuman. Tunggu sebentar, biarkan Nona Kedua Zhang memeriksa mu kembali" ucap Weitian.
"Tunggu" ucap Hangguang Jun menghentikan langkah Weitian, "Maksud mu, yang mengobati ku Yue'er?"
"Benar Tuan, sekarang nona kedua ada di ruang tengah sedang membuat obat"
Hangguang Jun terdiam sejenak, "Bawa aku ke sana"
Weitian pun pasrah dan membantu Tuan nya untuk duduk di kursi roda, lalu membawa nya menuju ruang tengah.
Di sana, Hangguang Jun melihat sosok gadis sedang duduk, menyenderkan kepala nya di atas meja dengan tangan yang di gunakan sebagai bantal, matanya tertutup indah dengan bulu mata lentik, dan wajah yang terlihat begitu damai. Di sebelah nya juga terdapat bunga berwarna merah dan beberapa obat-obatan yang sudah digiling.
"Bawa dia ke dalam" titah Hangguang Jun.
"Hah?" ucap Weitian terkejut. Maksud Tuan nya bagaimana? sungguh ia tidak berani menebak.
"Bawa dia ke kamar, tubuh nya akan sakit jika tertidur dengan posisi seperti itu"
"Ma-maksud Tuan... ha-hamba tidak berani" itu berarti dia diperintahkan untuk membawa tubuh mungil itu, bagaimana bisa dia mengangkat tubuh seorang gadis, terlebih dia adalah gadis bangsawan. Dan lagi, kamar mana yang dituju? sedangkan di kediaman pangeran ketiga hanya ada dua kamar. Satu milik pangeran itu sendiri dan yang satu dijadikan kamar rahasia bagi tuan nya itu.
"Kau berani menolak?" ucap Hangguang Jun dengan tatapan yang masih tertuju pada gadis kurus itu.
"Ha-hamba tidak berani, tapi ini..." tangan Weitian gemetar, sungguh ia tidak berani. Seperti nya ia mengerti satu hal, gadis itu bukan gadis biasa bagi Tuan nya.
...🤍🤍🤍...
