NovelToon NovelToon
BUKAN IBLIS

BUKAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan
Popularitas:657
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.

tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BI BAB 17 - Tangkap mereka.

Tok tok tokk..

Aku dan Sebastian sontak menoleh serempak pada pintu yang diketuk dari luar. Huh! Siapa sih? Orang lagi seru juga, aku menghapus air bening disudut mataku.

Jangan salah! Walaupun hatiku batu, aku ini masih bisa menangis apalagi ketika melihat wajah datar Sebastian saat bercerita.

Ia seolah tanpa beban sekali menceritakan kisah sejarah buruk keluarga mereka yang teramat menyedihkan itu.

Ekhem, aku dengan ogah-ogahan beranjak untuk berjalan menuju pintu. Sebelum berbalik, aku sempat curi-curi pandang pada makhluk gelap yang masih setia duduk diatas kasur bersama Sebastian.

Dia itu khodamnya Sebastian apa gimana? Aku merajut langkah dengan pikiran yang berlayar entah kemana sampai aku sudah berada tepat didepan pintu kamar.

Kutarik gagang pintu itu lalu wajah cantik dengan raut panik maid lah yang menyambut ku.

"Maaf mengganggu! itu ada banyak orang yang lagi nyari-nyariin cowok yang kamu bawa!" Ujar maid itu buru-buru dengan ekspresi yang kelewatan panik.

'kenapa nih?'

"Kenapa?" Ujar Sebastian yang ternyata mengintiliku dari belakang. Aku mengangguk, menyetujui kalimat tanya yang Sebastian layangkan.

"Aah!! Gataulah! Pokoknya kalian harus sembunyi dulu, saya gamau temen-temen nona muda saya kenapa-napa, terutama kamu, Kaunnie." sang maid berujar prustasi lalu menggiring kami untuk masuk kedalam kamar lalu setelah mengunci pintu, maid tersebut bergegas menghampiri aku dan Sebastian yang sedang saling kode.

Sebastian bingung dan aku juga sama.

Aku maju satu langkah untuk lebih dekat dengan maid yang sepertinya sedang berpikir serius. "Kenapa? Dibawah siapa?" Ujarku menatap penuh pada maid tersebut.

Aku tidak tahu apa yang terjadi dibawah namun menurut tebakanku sepertinya itu hal yang gawat. "Dibawah ad--##"

'heum.. tunggu dul.. Ah!'

"AKU TAU! Sebastian, ayo!" Aku memotong kalimat sang maid lalu langsung menyambar tangan Sebastian begitu saja.

"Maid cantik! Tolong amankan Starla, bilang sama orang-orang yang nyari kami itu bahwa kami udah gak ada disini." Pesanku kepada sang maid sebelum berlari bersama Sebastian.

Sue! Bisa-bisanya aku lupa soal tuan muda yang sedang kabur disebelahku ini! Pasti orang-orang yang katanya sedang mencari kami dibawah itu adalah suruhan orang tua Sebastian untuk menangkap pria tinggi besar ini.

Argh! Padahal legenda iblis melawan iblis belum Sebastian ceritakan namun harus terganggu dengan orang-orang yang pastinya adalah suruhan kedua orang tua Sebastian itu sendiri.

Aku belum mengenal bahkan belum sama sekali bertemu dengan ayah juga ibu Sebastian namun aku sudah bisa tahu bahwa kedua orang itu tidak mungkin baik ketika mereka telah membuat perjanjian dengan 'iblis' dengan menumbalkan putra mereka sendiri sebagai jaminan.

Mereka pernah menjadi orang baik.

Namun sepertinya sekarang tak lagi.

Aih~ Aku jadi tidak enak dengan Starla yang pasti akan langsung histeris mencariku ketika tahu ternyata pria yang kubawa adalah pria yang diincar banyak orang jahat.

Lagian tidak mungkin rasanya jika orang-orang di kediaman ini tidak menganggap banyaknya orang suruhan ayah dan ibu Sebastian itu baik setelah mereka merusuh, menerobos masuk ke kediaman orang malam-malam buta begini.

"Permisi," ujar Sebastian yang sepertinya merasa geram karena di birit oleh makhluk berkaki pendek sepertiku sebelum memindahkan tubuh mungilku ke pundaknya. Sesukanya ajalah! Yang penting kami bisa keluar dulu.

Sebastian berlari dengan aku di punggungnya, kami mengelilingi kediaman untuk sampai ke pintu belakang kediaman Starla tersebut.

"Maju-maju!"

"Salah!"

"Sebastian jangan belok kesitu!!"

"Pak tengkyu!!"

"Anjir sempet-sempetnya mereka ngegodain maid.."

"Belok!"

"Aduh tenggorokan.."

Itu suara berwibawa yang mulia Kaunnie si ratu negri Utara yang memandu perjalanan dengan gagah hingga Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kami bisa keluar dari kediaman tersebut.

...(( komentator D : dilebih-lebihin bat vangke! ))...

Sebastian menurunkan tubuhku lalu aku dengan nafas ngos-ngosan langsung duduk selonjoran didekat pohon. Walaupun tadi kaki imut ini tidak digunakan karena sepanjang pelarian kami yang kulakukan hanya memberi arahan, namun tetap saja aku merasa lelah. Energiku seperti terkuras habis rasanya.

"Kaunnie," panggilan dari Sebastian yang sedang berdiri menjulang tidak jauh dari tempatku berada menarik perhatianku.

Aku mendongkak untuk menatap Sebastian, wah! Apa begini kah gambaran kucing ketika bertemu dengan manusia? Aku merasa seperti batu kecil yang sedang berhadapan dengan tihang yang menjulang tinggi.

"Kaunnie, saya cuma bisa nemenin kamu sampai disini.."

Hah? kepalaku miring kesamping pertanda tidak mengerti. Aku tidak sedang salah dengar kan? Apa maksudnya kalimat dengan nada perpisahan barusan?

"Maksud kamu?" Bingungku sembari ingin berdiri. Sebastian mengulurkan tangannya, kutatap uluran tangan tersebut lalu kusambut santai.

"Maksudnya?" Ulangku ketika aku sudah berdiri tegak.

Sebastian membuang nafas lelah lalu ia menatapku lamat-lamat. "Terimakasih banyak Kau, walaupun singkat tapi pertemuan kita gak bakal saya lupain. Semoga nanti saya berhasil bebas biar saya bisa ketemu kamu lagi lalu melanjutkan obrolan kita yang untuk kesekian kalinya tertunda ahahaa.." ujar pria tinggi besar seraya terkekeh lalu menepuk kepalaku pelan.

Aku nge-bleng, oh ini maksudnya Sebastian sedang mengharapkan agar dimasa mendatang ia bisa terbebas dari genggaman ayah ibunya agar bisa menemui aku untuk melanjutkan obrolan kami yang tertunda? Owhh.. gitu yaa... Aku manggut-manggut.

Eh! Memangnya sekarang Sebastian gak bebas apa? Bukannya kita baru aja berhasil kabur dari kejaran orang suruhannya ayah ibu Sebastian?

"Hah?" Lagi-lagi aku memiringkan kepala sembari menatap aneh pria tinggi besar didepanku.

Sebastian mengangkat telunjuk lalu telunjuknya itu ia arahkan pada sesosok makhluk hitam yang ternyata masih berada disekitarnya kami.

'apa hubungannya?'

"Dia sosok yang ditugaskan orang tua saya buat memantau saya. Kalau dia gak ada, udah dari dulu saya berhasil kabur. Saya ini pria dewasa, mudah bagi saya untuk pesen tiket terus kabur ke belahan dunia yang lain agar terlepas dari kedua orang tua saya itu. Tapi... Sosok itu selalu ada, dia tidak pernah tidak berada didekat saya." Singkat Sebastian seraya menatapku dengan pandangan lelah.

Heum.. kalau dipikir-pikir sudah berapa ratus kali percobaan melarikan diri yang Sebastian lakukan? Aku sangat sangat baru ini tahu Sebastian, masih teramat banyak hal tentang pria tinggi besar itu yang belum aku ketahui.

Aihh~ kalau begini niat untuk membantu pria didepanku ini menjadi semakin menyala.

'tapi masalah makhluk hitam yang di belakang itu gimana ya?'

Aku melirik sedikit pada sosok tersebut yang berada tidak jauh dari kami.

'apa pakai jurus pel-an lagi aja?'

Aku menggeleng. Mana mempan anjir! Heumm.. gimana ya, aku berpikir keras tanpa menghiraukan Sebastian yang menatapku aneh.

Pasti pria tinggi besar itu sedang menebak apa yang sedang aku pikirkan, hoho~

Tiba-tiba entah pikiran dari mana secara random muncul di benakku langsung membuatku menjentikkan jari lalu memberi kode pada Sebastian untuk mendekat.

"Legenda iblis melawan iblis itu berarti dia bisa ngelawan iblis?" bisikku pada Sebastian yang nampaknya kaget.

"I..ya, kenapa?" Sahut Sebastian dengan bingung.

"Kamu bilang aku ini iblis, kan?" ujarku ringan, ku abaikan saja Sebastian yang tampak berkali-kali lipat lebih shock dari tadi. Gamblang sekali aku mengatakan bahwa diriku ini adalah iblis?!!

"Legenda iblis melawan iblis kan? Legenda iblis melawan iblis itu punya apa aja?.. ah, maksudnyaa!.. dia punya skill apa buat ngelawan iblis?!!" Lanjut ku mengoceh tidak jelas dengan prustasi merangkai kata sebisa mungkin.

Aku juga bingung sebenarnya, namun yang terlintas dibenakku hanya itu. Mau gimana lagi.

Iblis melawan iblis, itu berarti iblisnya bisa melawan iblis, kan? Kalau gak salah si Sebastian ini tadi sore secara engga langsung ngatain aku iblis, kan? Ah, aku tidak mengerti.

Walaupun terlihat bingung, pria tinggi besar tersebut tetap menjawab, mungkin karena sadar dengan situasi sekarang yang jadi tambah genting karena ku. "Legenda iblis melawan iblis itu pure seorang iblis yang melawan iblis lainnya. Namun, menurut saya kasus kali ini berbeda, entah kenapa saya beranggapan bahwa legenda iblis melawan iblis itu bukan hanya 'iblis' yang murni iblis saja. Melainkan manusia setengah iblis juga, dan sepengetahuan saya legenda iblis melawan iblis yang tidak murni itu memiliki kekuatan untuk melawan." Aku terus memaksa otakku untuk paham pada apa yang Sebastian ucapkan. Walau jujur, aku sedang sangat bingung sekarang..

"MEREKA DISANAA!! tangkap!" teriakan menggelegar itu mengagetkanku dan Sebastian.

Naluriku memerintahkan diriku untuk menyambar lengan Sebastian untuk lekas mengajaknya berlari namun pria tinggi besar itu segerah menepisnya pelan.

Dengan mata mengembun, Sebastian mendorongku untuk menjauh darinya. "Terimakasih, si kecil Kaunnie.." ujar pemuda itu sebelum ia berlari menghampiri banyaknya pria berseragam yang juga sedang berhamburan menghampiri kami.

'brengsek..'

Wajahku mendatar dengan kedua belah tangan yang membentuk gumpalan. Kutatap tubuh Sebastian yang berlari menjauh itu dengan netra tajam juga menusuk.

"KAMU PERGI KAUNNIE! SAYA JANJI, SAYA GAK BAKAL NGEBUAT KEHIDUPAN KAMU BERUBAH DARI SEBELUMNYA! Dan.. Dan tunggu saya!" Teriak Sebastian sebelum ia menghadang banyaknya pria berseragam yang datang dengan tubuhnya.

Tanpa permisi air bening meluncur deras dari kedua sudut mataku. Apasih??!! Aku mau nyelametin dia tapi dia malah masuk ke kandang singa nya sendirii?!! Kepalan tanganku menguat.

Aura hitam pekat tanpa kusadari menyeruak keluar dari tubuhku. Jelas, aku marah.

Ini semua karena makhluk hitam sialan itu kan??!!! Kalau dia tidak mengikuti Sebastian maka Sebastian akan dengan senang hati ikut denganku.

Ya, ini semua karena makhluk hitam sialan itu.

Pandanganku mengedar untuk mencari dimana sosok itu berada. Dapat! Ku kunci sosok itu dengan mataku, kutatap ia dengan penuh kebencian lalu dengan terpaksa aku mulai berbalik untuk segera berlari.

'aih! Sialan kamu makhluk jelekk!'

Aku mengumpat dalam hati seraya berlari sekencang-kencangnya.

Inilah yang Sebastian inginkan.. ia tidak ingin aku tertangkap bersamanya dan aku juga tidak bodoh hingga akan menangis tanpa melakukan apa yang pria tinggi besar itu suruh.

Aku terus berlari tanpa melihat kebelakang.

'kampret kamu Sebastiaaan!!'

1
kalea rizuky
orang mana Thor kok tau pentol/Curse//Curse/
Yoyoo
cemangatt
Yoyoo
kiw
Diana
👍Seru banget, kayak nonton film di bioskop
minsook123
Thor, aku rindu banget sama ceritamu, please update secepatnya!
Jiraiya
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!