Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Putri Rena masih menyerang iblis dengan gencar, kilatan cahaya kemerahan menyerang iblis dari segala arah. Iblis masih berusaha bertahan, dia kemudian merapalkan sebuah mantra. Tiba - tiba tubuhnya membelah - belah dan sekarang total ada sepuluh iblis dengan wajah yang sama mengelilingi Putri Rena. Iblis itu kemudian menyerang Putri Rena secara bersamaan. Iblis itu kemudian bersama - sama mengeluarkan rantai api yang membelenggu Putri Rena, semakin Putri Rena bergerak semakin erat pula rantai api itu mengikat Putri Rena. Dari atas bukit, Pangeran Deren dan lainnya dapat melihat jelas pertarungan Putri Rena melawan para iblis.
Sedangkan sekarang Pangeran Deren juga sedang melawan pimpinan penculik wanita dan anak - anak yang ternyata seorang penyihir. Dia dan anak buahnya dibantu penduduk yang sedang dalam pengaruh guna - gunanya menyerang Pangeran Deren dan pasukannya. Pangeran Deren dan pasukannya sedikit kerepotan, disamping harus melawan penyihir dan komplotannya, mereka juga harus melindungi para tawanan yang tadi mereka bebaskan. Pangeran Deren berpikir, bila mereka bertarung lebih lama lagi, pasukannya pasti akan kelelahan, karena kekuatan manusia biasa dengan kekuatan sihir pasti sangat berbeda. Pangeran Deren dengan menggunakan isyarat mata dan gerakan tangan memerintahkan pada Aric dan Rain memutuskan langsung menyerang pemimpinnya secara langsung. Aric yang memang bisa sihir, dia kemudian merapalkan sihir ilusi yang menyerang pikiran penyihir itu. Disaat penyihir itu sedang kebingungan dengan ilusi yang diciptakan oleh Aric, Pangeran Deren dan Rain tanpa membuang waktu, dengan cepat melumpuhkan penyihir itu dengan menebas kepalanya. Aric tahu, agar penyihir itu tidak hidup kembali, setelah kepala penyihir itu terlepas dari tubuhnya, Aric langsung membakar kepala penyihir itu. Otomatis setelah penyihir itu mati, sihir yang mengguna - gunai penduduk juga ikut menghilang. Sekarang tinggal lima orang saja, musuh yang harus di lumpuhkan. Tentu itu sangat mudah, dalam beberapa menit saja musuh dapat berhasil dilumpuhkan semuanya.
Sekarang Aric dan lainnya sedang melihat pertarungan Putri Rena melawan iblis. Disaat Putri Rena yang terdesak karena rantai api yang mengikatnya semakin kuat, membuat Putri Rena terlihat kesakitan. Pangeran Deren tiba - tiba berteriak sangat keras. Ajaib karena teriakan Pangeran Deren itu rantai api yang mengikat Putri Rena itu akhirnya bisa terputus. Tanpa membuang - buang waktu Putri Rena segera menyerang iblis itu, sekarang kilatan cahaya berwarna kemerahan berganti membelenggu iblis itu. Satu persatu itu, akhirnya iblis tersebut dapat dimusnahkan. Sekarang Putri Rena dan iblis itu sudah berhadapan satu lawan satu. Saat Putri Rena merapalkan sebuah mantra keluarlah panah emas dari tangannya. Panah itu kemudian Putri Rena tembakkan tepat ke arah jantung. Seketika iblis itu kemudian terbakar menjadi abu. Saat iblis itu sudah mati hangus terbakar, tubuh Putri Rena yang awalnya besar tiba - tiba mengecil dan kemudian dia jatuh dari angkasa. Aric secepat kilat membuat jaring raksasa untuk menangkap Putri Rena, agar tidak terjatuh.
Situasi sekarang sudah dapat di amankan, penduduk sudah di pulangkan ke rumah masing - masing, anak - anak dan wanita korban penculikan sudah di tempatkan di tempat yang aman dan secepatnya akan di kembalikan pada keluarganya masing - masing. Keesokan harinya Pangeran Deren di temani istri dan dua pengawalnya menyusuri seluruh puncak perbukitan untuk menghancurkan semua semua tempat - tempat yang di curigai bakal di jadikan korban persembahan. Ketika Pangeran Deren menyusuri dan meneliti seluruh perbukitan tanpa sengaja mereka menemukan patung ular raksasa, yang disekeliling patung ular kecil - kecil di sekelilingnya. Semakin mendekati tempat di letakkan patung - patung itu, aura yang di rasakan oleh mereka berempat membuat tubuh mereka seperti lemas tak berdaya. Untuk melawan aura negatif dan sihir hitam yang mengelilingi patung - patung itu, Putri Rena mencoba menggunakan sihir pemurnian yang dimilikinya. Rupanya sihir pemurnian yang di keluarkan oleh Putri Rena terpental setelah mengenai patung - patung itu, bahkan sihir kembali ke Putri Rena dan membuat Putri Rena muntah darah.
"Istrikuuu.. " Pangeran Deren berteriak karena panik melihat keadaan Putri Rena yang muntah darah.
"Aku tidak apa - apa" kata Putri Rena menenangkan suaminya.
Bahkan Pangeran Deren dibantu Aric dan Rain langsung bersama - sama mencoba menghancurkan sihir hitam yang melindungi patung - patung tersebut. Tetapi tetap sama serangan sihir yang dilancarkan Pangeran Deren, Aric, dan Rain terpental setelah mengenai patung - patung itu dan membuat mereka bertiga mengalami muntah darah. Untung saja Putri Arumi selalu membawa racikan obat - obatan kemana pun dia pergi. Sehingga setelah meminum obat - obatan yang dibuat Pangeran Deren, Putri Arumi, Aric dan Rain tidak mengalami luka dalam.
Saat mereka berempat sedang duduk memikirkan cara memusnahkan sihir dan patung yang mereka pikir adalah penyebab kekeringan dan wabah yang melanda di desa selama ini, Mereka pun mencoba mencari tempat beristirahat di bawah pohon sambil memikirkan cara mengatasi masalah yang sedang di hadapi. Mereka pun memilih tempat batu batuan sebagai tempat duduk, karena letaknya di bawah pohon yang mereka pikir sangat nyaman untuk tempat duduk ketika cuaca sangat panas terik. Saat Putri Rena berniat akan duduk, tangannya tanpa sengaja menyentuh sebuah simbol pada batu yang ingin dia pakai sebagai tempat duduk itu. Ternyata batu itu bisa bergeser sendiri saat simbol bergambar kepala tengkorak disentuh. Dan ajaib sihir hitam yang melindungi dan mengelilingi patung - patung itu pun menghilang. Karena setelah sihir hitam menghilang aura dan energi negatif pun juga menghilang. Pangeran Deren, Putri Rena, Aric dan Rain ikut merasakannya. Karena rasa lemas yang di rasakan ketika mendekati patung - patung itu sudah tidak di rasakan lagi.
"Istriku apakah dinda bisa merasakan aura dan energi negatif sudah menghilang. Kita mencoba melakukan serangan bersama - sama menghancurkan patung - patung itu dan batu aneh ini! "
"Iya suamiku, dinda bisa merasakannya. Aric dan Rain bersiaplah kalian, kita akan bersama - sama menghancurkan patung - patung itu dahulu! "
"Baik putri! " jawab Aric dan Rain serempak.
Setelah itu Pangeran Deren memberi aba - aba untuk memberi serangan bersama - sama. Sihir pun dilancarkan dari mereka berempat untuk menghancurkan patung - patung itu. Saat patung - patung itu sudah hancur lebur, mendadak awan mendung pun datang. Mereka berempat juga tak lupa menghancurkan batu aneh bersimbol yang tidak sengaja mereka temukan tadi. Saat batu aneh itu juga telah hancur, mendadak hujan pun turun dengan derasnya. Cuaca panas yang tadi dirasakan seakan ikut menghilang. Sungai - sungai yang mengering akhirnya kembali mengalirkan airnya, pohon - pohon dan tanaman yang mengering seakan kembali segar karena air hujan yang menyiraminya.
Pangeran Deren, Putri Rena, Aric dan Rain bersorak gembira ketika hujan turun. Mereka berempat pun kembali turun ke desa. Saat sampai disana mereka melihat para warga desa menari - nari di halaman rumahnya, meluapkan kegembiraanya melihat hujan turun yang sudah lama mereka nantikan selama ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maaf author baru up ya, beberapa hari ini, author ada acara keluarga sehingga baru sempat update. Terima kasih semoga semua tetap suka dengan karyaku. Jangan lupa like dan votenya selalu.
perbaikan tulisannya Thor