NovelToon NovelToon
Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: SunflowerDream

Danendra dan Alena sudah hampir lima tahun berumah tangga, akan tetapi sampai detik ini pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Awalnya mereka mengira memang belum diberi kesempatan namun saat memutuskan memeriksa kesuburan masing-masing, hasil test menyatakan bahwa sang istri tidak memiliki rahim, dia mengalami kelainan genetik.

Putus asa, Alena mengambil langkah yang salah, dia menyarankan agar suaminya melakukan program tanam benih (Inseminasi buatan). Siapa sangka inilah awal kehancuran rumah tangga tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunflowerDream, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah baru tanpa restu

Cahaya matahari merayap perlahan melalui celah tirai kamar, menari lembut di dinding seolah membangunkan dunia tanpa suara. Mei mengerjap pelan, membiarkan hangatnya cahaya menyentuh kulitnya, lalu beralih menyadari kehangatan lain yang lebih akrab, Mei membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan yang menguar dari sampingnya. Suaminya, Danendra, masih terlelap dengan napas teratur seraya memeluk tubuhnya. Wanita itu terkekeh melihat wajah damai itu yang terus memeluk dirinya seakan tidak mau dilepaskan.

Wajah Meisya merona pipi plump wanita itu memerah, ia salah tingkah sendiri membayangkan kejadian tadi malam yang ia lalui bersama suaminya. Malam yang panjang membuat dua pasangan yang sudah resmi itu melaluinya dengan selalu berbagi kehangatan dan mencurahkan seluruh kasih sayang.

Wanita itu membuka selimutnya lalu meraih dengan asal baju tidurnya yang sudah terlempar ke sembarang arah, ia berlari ke kamar mandi tubuhnya terasa gerah sekali.

Selang berapa lama Mei sudah rapi dan harum, ia mandi cukup lama merawat tubuhnya agar selalu bersih dan menguarkan aroma yang akan membuat pasangannya berdecah kagum. Sabun terbaik memang ia sengaja gunakan sehingga bau mawar dari tubuhnya menguar kemana-mana.

“Sayang bangun!” Mei mendekati ke arah pria yang  masih terlelap itu, ia menggoyangkan tubuhnya secara perlahan, “kamu harus kerja!” tukas Mei lagi.

Danen yang masih meringkuk dibalik selimut hanya mengerang, dia masih ingin tidur rasanya baru saja memejamkan mata beberapa jam yang lalu. Tapi karena tubuhnya terus di goyangkan mau tidak mau ia membuka kelopak matanya dengan perlahan.

Saat dia berhasil mengumpulkan kesadaran, dilihatnya wajah cantik istrinya menyambut pemandangan pertamanya Danen langsung bangkit ia raih wanita itu agar mendekat lalu mencium bibirnya perlahan, “Ahh kamu harum sekali.” Pujinya.

“Ayo bangun ini sudah jam 6 pagi, bukankah kamu ada jadwal di rumah sakit jam 10 ayo siap-siap rumah sakit jauh dari sini.”

“Iya sebentar lagi tenang saja aku pasti bangun.”

Meisya meninggalkan Danendra sendirian, dia sekarang berkutat di dapur sebagai seorang istri dia akan menyiapkan sarapan dan bekal makan siang. Wanita itu selalu tersenyum akhirnya rutinitas indah seperti ini menjadi miliknya sungguh rasanya bahagia sekali seharusnya dari dulu saja dia menikahi Danendra.

“Kamu sudah siap?” Mei yang sedang  menata sarapan di meja tersenyum memandang  ke arah Danendra yang  berjalan mendekat dengan setelan kasual.

“Ayo makan, aku buat bubur daging ini masih panas cocok sekali untuk di makan pagi menghangatkan perut.”

Danendra menurut, dia mulai menyuapi bubur yang mengepulkan asap panas tersebut rasanya enak tidak disangka wanita itu jago memasak.

“Enakkan, mau tambah Mas?”

Danen tersedak, panggilan berbeda yang ia dengar kali ini membuatnya tidak menelan air minumnya dengan benar.

“Mas?”

“Iya, aku panggil kamu dengan sebutan mas boleh ya?”

Danen tidak langsung menjawab ia terpaku, panggilan itu terdengar aneh tapi hangat, selama ini dia bersama Alena terkadang memanggil nama Alena tidak pernah memanggilnya dengan panggilan khusus.

“Atau mau dipanggil papa? Kan sebentar lagi anak kita lahir.” Mei berkata tanpa beban,wajah polosnya sumringah membayangkan rumah tangga ini akan seperti rumah tangga pada umumnya ada sosok kepala keluarga dan anak-anak.

“Yang itu saja, jangan papa!” Danen membalas cepat, ia salah tingkah jika harus melanjutkan pembicaraan ini.

“Baiklah Mas Danen.” Ujar Mei lagi.

Setelah selesai sarapan Danendra bersiap membersihkan meja tapi lagi-lagi Meisya menentangnya, “jangan, kan ada Mbak Arum yang bakal beresin, kamu jangan repot-repot.” Sepertinya pria itu lupa rumah mewah yang dia  tinggali saat ini memang sudah memiliki asisten rumah tangga, ia tidak terbiasa dengan keadaan ini. Dari dulu dia memang sudah terbiasa mengurus rumah bersama Alena.

“Mei aku sudah transfer semoga cukup untuk  kebutuhanmu seminggu ke depan, tapi kalo memang kurang bilang saja, jangan sungkan.”

Mei yang awalnya selalu berseri-seri mendadak redup. Sial sekali dia baru menyadari bahwa tempat  ini akan menjadi rumah kedua bagi suaminya, rumah tangga dalam angannya bukan seperti ini, setiap hari harusnya dia selalu menyambut dan melayani suaminya yang pulang kerja bukan dengan menunggu.

“Kamu beneran ke sini hanya seminggu sekali Mas?”

“Iya, aku tidak mungkin bolak-balik itu bisa menimbulkan kecurigaan.”

“Kamu takut?”

“Dari awal kita memang sudah berbohong, dan ini bukan kebohongan kecil, jika Alena tahu semuanya bisa hancur. Kamu tahu sendirikan aku bekerja di rumah sakit itu, jika Alena murka aku bisa kehilangan pekerjaan.”

Mei menghela napas, benar sekali mau tidak mau dia harus  bergantung pada kekayaan keluarga Hadikusuma, bahkan dari dulu memang hidupnya bergantung pada keluarga itu. Dulu dia kuliah kedokteran menggunakan beasiswa yang disponsori oleh perusahaan Hadikusuma, dan dia juga bekerja di rumah sakit keluarga itu, sekarang beberapa waktu ke depan masa depannya juga akan mengandalkan kekayaan Hadikusuma.

“Tapi bisakah jangan seminggu sekali Mas, aku rindu.” Mei bergumam lemah, “bagaimana jika bayi kita kangen kamu, atau bayi kita butuh seseuatu siapa yang akan mengurusi.”

“Jika memang kamu kerepotan nanti aku tambahin lagi asisten di rumah ini, bahkan kalo perlu aku kasih kamu supir agar jika ingin membeli sesuatu tidak harus  menungguku.”

“Tapi tetap saja seminggu itu waktu yang lama, kita baru saja menikah.” Mei berusaha membujuk, dia tidak mau harus menanggung rindu selama itu.

“Kamu tenang aja, kan nanti kita akan tetap berkomunikasi melalui telepon tidak ada yang perlu kamu khawatirkan.

Mei merengut, wajahnya tidak lagi bersemangat melihat itu Danen jadi merasa bersalah. Pria itu berdiri dari posisinya  dan berjalan mendekati istrinya dia raih tubuh itu dan segera menempelkan bibir keringnya ke dahi mulus sang istri, ia beri kecupan mesra berharap perlakuan manis tersebut mampu meluluhkan wanitanya.

“Maafin aku ya, tapi keadannya memang begini aku harus membagi waktu dengan  Alena, bagaimanapun dia berperan besar dalam dunia kita.”

“Tapi mas kamu sayang aku, kan?” Pertanyaan tiba-tiba yang dikeluarkan Mei membuat Danen mengkerutkan dahinya, “kamu seriuskan dengan aku, kamu gak nikahi aku cuman buat ambil anakku, kan?”

Danen mendongakkan wajah itu ia tatap lamat-lamat bola mata sang istri, “kamu masih ragu dengan perasaanku, kita sudah berjalan sejauh ini aku mempertaruhkan segalanya demi kamu.”

Awalnya Danendra memang bingung dengan perasaannya sendiri, dia tidak  bisa menggambarkan kenapa dia nyaman bersama Meisya kenapa dia merasa wanita itu memberikan segalanya, wanita itu memberikan hati dan bahkan keturunan untuk dirinya, sebuah kenyataan yang tidak mungkin ia dapatkan dari Alena.

Danen juga merasakan jantungnya berdegup layaknya seorang yang jatuh cinta, apa mungkin saat ini dia memang jatuh cinta pada sahabat lamanya itu atau jangan-jangan ini hanya bunga harapan. Tapi sejak saling mengikrarkan janji Danen menyadari perasaannya memang sungguh-sungguh, dia menyadari semua perasaannya setelah bangun dari pingsan yang dia pun tidak mengerti kenapa bisa pingsan pada hari pernikahannya kemarin.

“Jangan cemberut  gitu ya sayang, aku janji jika memang bisa diusahakan aku pasti akan pulang ke rumah ini.” Final Danendra akhirnya, sebelum melepaskan wanita itu dan kembali ke dunia lamanya.

Bersambung.

1
Rafly Rafly
perempuan bodoh.. udah cacat dalam gampang di kibulin pula..l
Phoenix Ikki
Siapin tisu buat nangis 😭
Oralie
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!