NovelToon NovelToon
Kolor Sakti

Kolor Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: aiza041221

Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Suparman yang sedikit frustasi karena tidak jadi mencangkul sawah Mona, langsung memutuskan untuk pulang dengan jalan kaki, dia tidak peduli lagi dengan Sarmin dan Jarot terus tertidur di depan warung Mona.

Dengan langkah yang sedikit sempoyongan dan sebatang rokok di mulutnya, Suparman terus menyusuri jalanan desa menuju rumahnya, setelah berjalan selama hampir sepuluh menit Suparman tiba dirumahnya.

" Hufffftttt, sebaiknya aku bikin kopi terlebih dahulu sebelum tidur, agar pusing dikepalaku sedikit hilang." gumam Suparman yang langsung melangkah menuju dapur.

Setelah membuat kopi panas, Suparman langsung menuju kekamarnya, dia menikmati secangkir kopi panas dan sebatang rokok sambil membuka ponselnya.

Suparman langsung tersenyum lebar saat membuka aplikasi judi online miliknya dan melihat angka 9941 keluar di singapore. Tanpa membuang waktu lagi dia langsung menarik semua uang dari akun judi online miliknya ke rekening bank miliknya.

" Dengan kemenangan di kasino empat puluh lima milyar dan mendapatkan dua belas milyar lebih, kini aku sudah memiliki uang sebanyak lima puluh enam milyar lebih, belum lagi dengan emas yang aku sembunyikan di air terjun. Sebaiknya aku mulai merintis usaha agar uangku semakin berkembang. Tetapi usaha apa yang harus aku lakukan." gumam Suparman sambil berpikir keras.

Suparman akhirnya tertidur lelap setelah menghabiskan segelas kopi dan beberapa batang rokok, namun masih belum menemukan usaha yang tepat baginya.

Malam berlalu, digantikan oleh pagi yang cerah—secerah senyum Jaenab saat sawahnya dicangkul oleh Suparman selama lebih dari satu jam.

Suparman bangun dari tidurnya dengan senyum berkembang di wajahnya, setelah bangkit dari atas ranjang dia langsung segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, selesai membersihkan diri dan mengenakan pakaian. Suparman langsung menuju ke dapur untuk membuat segelas kopi panas.

Suparman bersantai di teras sambil menikmati segelas kopi panas dan sebatang rokok, sebagai duda yang sudah memiliki cukup banyak uang, ia ingin bersantai sejenak sambil menonton video wanita seksi yang sedang bergoyang pargoy di aplikasi tok tik.

Saat tengah asik menonton goyang pargoy dari wanita cantik di tok tik, Suparman dikejutkan dengan motor Sarmin yang memasuki halaman rumahnya.

" Parman, kamu benar-benar keterlaluan..! Kenapa kamu membiarkan aku dan Jarot tidur berdua di depan warung Mona?" gerutu Sarmin setelah turun dari motornya dan menghampiri Suparman.

" Bikin kopi dulu saja, biar kalau ngobrol tidak pakai emosi, masih muda kok sering emosi. Kena darah tinggi baru tau rasa kamu." balas Suparman dengan santai.

" Ehhhh... Benar juga ya? Aku bikin kopi dulu Man? Setelah itu baru kita bahas masalah kau yang meninggalkan aku dan Jarot di warung Mona." sahut Sarmin yang langsung masuk kedalam rumah Suparman.

Setelah beberapa saat akhirnya Sarmin kembali dengan segelas kopi ditangannya, Suparman dengan cerdik langsung mengalihkan perhatian dari sarmin, sehingga  Sarmin tidak membahas di warung Mona.

" Man, kenapa kamu tidak beli mobil atau motor? Bukankah uangmu sudah banyak? Sekalian saja renovasi rumahmu ini, atau paling tidak ganti perabotan," saran Sarmin sambil menyeruput kopinya dengan penuh penghayatan.

" Belum sempat, rencananya setelah ngopi aku mau pergi ke kota, tapi sepertinya harus kutunda karena kedatangan tamu tak diundang. Kamu tidak kerja hari ini, Min?" balas Suparman dengan santai.

" Sialan kamu Man. Aku nanti berangkat setengah hari. Gara-gara minum kebanyakan jadi bangun kesiangan, alhasil mau tidak mau harus bolos setengah hari. Kapok aku minum di warung Mona, dia sepertinya marah padaku. Aku sapa saja dia tidak mau menjawab," keluh Sarmin sambil menyalakan sebatang rokok.

" Lagian kamu sudah diterima lamarannya oleh Mona tapi tidak mau berubah, Mona sebenarnya tidak melarang kamu minum, tetapi kamu juga harus bisa mengontrol diri jangan sampai terlihat mabuk didepannya." saran Suparman dengan bijak.

" Kamu benar Man, mulai sekarang aku mau mengurangi minum-minuman keras, aku tidak mau perjuanganku mendapatkan Mona sia-sia hanya karena sebotol minuman." balas Sarmin dengan penuh tekad.

Suparman dan sarmin terus mengobrol dengan seru hingga tanpa terasa hari beranjak siang, Suparman yang mulai kelaparan pun langsung bangkit dari duduknya.

" Min, bukannya aku mau ngusir kamu ya? Tetapi aku sudah lapar, aku mau makan kewarung Nina dulu, kalau kamu masih mau disini ya tidak apa-apa tetapi pintu mau saya kunci." ujar Suparman sambil tersenyum mengejek ke arah Sarmin.

" Kenapa aku tidak kamu ajak makan diwarung Nina, Man? Padahal salah satu tujuanku datang kemari juga karna Ingin mendapatkan sarapan gratis darimu." balas Sarmin sambil tersenyum penuh arti.

" Gaass, aku sudah sangat lapar." sahut Suparman sambil berjalan menuju motor Sarmin.

Dengan semangat, Sarmin menghidupkan motornya dan segera menuju warung Nina yang kali ini terlihat lebih sepi dari biasanya.

" Nina, pesan makan dengan ayam goreng dua, sayur asem, dan terong balado. Jangan lupa sambalnya. Plus, satu es teh," ucap Suparman sambil menempati kursi kosong.

" Siap, Man? Kamu makan bersama siapa, Min?" tanya Nina sambil tersenyum manis.

" Pesannya sama seperti Parman saja, lagipula aku kan gratisan, jadi ikut yang bayar," jawab Sarmin santai.

Begitu pesanannya datang, Suparman langsung makan dengan sangat lahap, setelah selesai makan diapun langsung membayar semua makanan yang dia makan termasuk makanan Sarmin.

" Min, antar aku ke jalan raya? Aku ingin belanja perabotan rumah." ucap Suparman setelah selesai membayar makanan.

" Beres Man?" balas Sarmin sambil menyalakan sebatang rokok.

Sarmin dengan santai melajukan motornya menuju jalan raya, hanya butuh waktu sepuluh menit bagi Sarmin untuk tiba di jalan raya. Setelah Sarmin kembali ke desa. Suparman langsung menyetop angkot yang menuju ke arah kota. Di dalam angkot, Suparman tersadar bahwa dia sangat membutuhkan kendaraan untuk bepergian.

Setengah jam kemudian angkot yang dinaiki Suparman sudah tiba di kota, setelah membayar ongkos angkot, Suparman langsung berjalan menuju sebuah sorum motor yang terletak tidak jauh dari tempat dia berhenti.

Begitu memasuki showroom, Suparman terus berjalan kesana kemari untuk melihat motor-motor yang dipajang di showroom tersebut.

" Parman, kamu Suparman kan?" tanya salah satu pegawai showroom.

" Kamu siapa ya? Kok bisa tau namaku." tanya Suparman kepada pegawai showroom yang cukup cantik dengan buah semangka dan bemper sama besarnya, apalagi ditambah dengan pakaian seragam ketat. Semakin terlihat lebih hot saja.

" Astaga..!! Aku sari teman SMPmu, Man? Apa kamu lupa." balas pegawai showroom bernama sari yang ternyata teman SMP Suparman.

" Hehehe... Maaf, aku lupa. Sudah hampir delapan tahun kita tidak bertemu. Kamu Sari yang satu kelas denganku, kan?" ujar Suparman setelah berpikir sejenak.

" Akhirnya kamu ingat juga! Kamu mau beli motor? Motor apa yang kamu inginkan? Beli saja dariku, biar aku dapat bonus penjualan," sahut Sari dengan antusias.

" Aku ingin beli motor sport yang bagus, apa kamu bisa merekomendasikan untukku." tanya Suparman sambil tersenyum manis.

Suparman yang kini sudah menjadi duda, merasa kalau dirinya harus merubah penampilannya, dia tidak mau lagi dipandang sebelah mata oleh orang lain hanya penampilannya yang masih biasa-biasa saja seperti saat dia masih miskin.

Apalagi kini dia adalah seorang milyarder dan dia yakin tidak lama lagi pasti akan menjadi trilyuner, jadi Suparman memutuskan untuk mengubah semua penampilannya. Terutama saat dirinya pergi kekota.

Sari yang mendengar Suparman akan membeli motor sport langsung membawa Suparman ke tempat deretan motor sport berada, walaupun sari melihat pakaian Suparman biasa saja, sari tetap berusaha profesional dalam bekerja.

" Ini motor sport yang ada di showroom kami Man? Apakah kamu tertarik untuk membelinya." tanya sari dengan seramah mungkin.

" Aku ingin membeli satu apa bisa? kalau membeli semuanya pasti uangku tidak akan cukup, lagipula aku hanya perlu satu motor saja?" balas Suparman sambil tersenyum penuh arti.

" Hehehehe... Kamu masih suka bercanda saja Man? Motor mana yang mau kamu pilih, nanti aku bantu untuk mengurus prosedurnya." sahut sari sambil tersipu malu.

" Kalau aku membeli motor denganmu, apakah aku akan mendapatkan bonus no ponselmu dan makan malam denganmu?" tanya Suparman yang semakin bersemangat menggoda sari.

" Masalah nomor sama makan malam bisa dibicarakan nanti, sekarang pilih motor terlebih dahulu." balas sari sambil tersenyum manis.

Suparman langsung tersenyum lebar, setelah beberapa saat memilih akhirnya Suparman memutuskan untuk membeli Kawasaki ninja 250R warna hitam.

" Sari, aku pilih motor yang ini saja, Berapa harganya?" tanya Suparman sambil menunjuk motor pilihannya.

" Harganya tujuh puluh lima juta, Man. Kamu mau bayar tunai atau pakai kredit?" tanya Sari dengan wajah berbinar.

" Bisakah transfer saja? Soalnya aku tidak bawa uang tunai sebanyak itu," balas Suparman dengan senyum manisnya.

" Dasar kamu, Man, selalu suka menggodaku. Mana KTP-mu? Biar aku urus prosedur jual belinya," tanya Sari sambil mengulurkan tangan meminta KTP Suparman.

Setelah menerima ktp milik Suparman, sari dengan cekatan langsung mengurus prosedur jual beli motor milik Suparman, hanya butuh waktu tidak sampai lima belas menit. Sari telah kembali ke hadapan Suparman.

" Kamu transfer ke nomor rekening showroom Man? Ini nomor rekeningnya." ucap sari sambil menyerahkan no rekening showroom.

Tanpa membuang waktu, Suparman langsung mentransfer uang pembelian motor sesuai dengan jumlah yang sudah disepakati.

" Nanti sore, motornya baru diantar kerumahmu, soalnya masih harus perlu dilakukan pengecekan secara menyeluruh." ucap sari saat semua proses jual beli telah selesai.

" Nomor kamu mana? Bagaimana dengan makan malam kita?" bisik Suparman sambil tersenyum penuh arti.

" Ini nomorku, kalau kamu mau mengajak makan malam. Kamu masih ingat rumahku, kan? Jemput aku jam tujuh malam," ucap Sari sambil menyerahkan ponselnya kepada Suparman.

" Siap! Aku pasti datang tepat pukul tujuh malam, tidak kurang dan tidak lebih, walaupun hanya semenit," balas Suparman sambil tersenyum senang.

Setelah mendapatkan nomor Sari, Suparman langsung berjalan keluar dari showroom untuk melanjutkan berbelanja perabotan rumah dan tujuannya kali ini adalah pusat perbelanjaan yang terletak tidak jauh dari showroom tempat dia membeli motor.

1
Hiu Kali
seharusnya MC punya ruang penyimpanan galaksi di kolornya.. jadi tinggal cling, harta sudah berpindah tempat.. keren ini cerita, ringan, menggelitik, ada adegan kulit bertemu kulit dan bulu bertemu bulu yang tidak monoton..upayakan 10rb kata thor per hari..hehehe
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
waaah pak retenya juga main judi
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
kalahkan terus bandarnya biar bangkrut
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
udah tahu Linda hamil mau juga man
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
cerdas juga leluhurnya, di kolornya ada tulisan S biar kayak Superman 🤣🤣🤣🤣
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
ceritanya bagus Thoor, usul per chapter di kasih judul ya.. langsung vote ini
Muji wiyono
Buruk
Yuliana Tunru
Luar biasa
Aqlul /aqlan
ni ada kelanjutanya nggak...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!