"Bapak, neng lelah kerja. Uang tabungan untuk kuliah juga gak pernah bisa kumpul. Lama-lama neng bisa stress kerja di Garmen. Cariin suami yang bisa nafkahi neng dan keluarga kita, Pak! Neng nyerah ... hiikss." isak Euis
Keputusasaan telah memuncak di kepala dan hati Euis. Keputusan itu berawal karena dikhianati sang kekasih yang berjanji akan melamar, ternyata selingkuh dengan sahabatnya, Euis juga seringkali mendapat pelecehan dari Mandor tempatnya bekerja.
Prasetya, telah memiliki istri yang cantik yang berprofesi sebagai selebgram terkenal dan pengusaha kosmetik. Dia sangat mencintai Haura. Akan tetapi sang istri tidak pernah akur dengan orangtua Prasetyo. Hingga orangtua Prasetyo memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis desa.
Sebagai selebgram, Haura mampu mengendalikan berita di media sosial. Netizen banyak mendukungnya untuk menghujat istri kedua Prasetyo hingga menjadi berita Hot news di beberapa platform medsos.
Akankah cinta Prasetyo terbagi?
Happy Reading 🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Hanya rasa sakit yang akan aku bawa pulang
PENOKOHAN
Hai Readers... sepertinya telat ya di episode ini baru pengenalan tokoh, karena author baru sempat cari-cari photo untuk ilustrasi, tapi dari pada tidak sama sekali. Yee kaaan...
Semoga Ilustrasi ini bisa mendukung cerita di novel The Secret Wife Of Juragan Pras.
Kenalan dulu ya dengan para tokoh di cerita ini...
1. Protagonis Cewe
Hanani Maharani ( Euis )
Usia : 20 Tahun
Karakter : Ceria, penyabar, tegas, rajin dan ulet.
2. Protagonis Cowo
Moh. Prasetya As-segaf
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : Pengusaha Pembuatan atap dan baja ringan.
Karakter : Dingin, introvert.
3. Antagonis
Haura Wilona Karim
Usia : 27 tahun
Pekerjaan : Selebgram, Artis figuran dan pengusaha skincare
Karakter : Ambisius, manja, sombong, pembohong, haus validasi.
4. Contagonist
Haris Aizulrahman Mohar
Usia : 30 Tahun
Pekerjaan : Pengusaha Meubel dan tempat hiburan juga pemusik.
Karakter : Extrovert, royal, pemarah, pendendam dan keras kepala
5. Tritagonist 1
Edwin Harley Ghov
Usia : 31 tahun
Pekerjaan: Pengusaha kuliner
Karakter : Bijak, baik, extrovert
6. Tritagonist 2
Zaenab Noor As-segaf (Zen)
Usia : 19 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Karakter : Introvert, jutek, pendiam, rajin dan care.
7. Sidekick
Rayhan Al-Madani
Usia : 27 Tahun
Pekerjaan: Mahasiswa S2 dan dosen
Karakter : Baik, solidaritas tinggi, pemberani, jujur.
🌷🌷🌷
Pras berdiri di bangunan rumah pinus yang masih dalam tahap pengerjaan tujuh puluh persen. Para pekerja sudah dibolehkan pulang selepas adzan Maghrib. Tinggallah Prasetya seorang diri, ia merenungi ketegangan yang terjadi saat menjelang sore bersama Euis. Sebanyak apapun ia beristighfar, tidak mengurangi penyesalan yang kini mengganjal di dalam hatinya.
Bukan hanya menyakiti fisik istri keduanya, namun Pras juga menyakiti hati dan perasaan Euis. Kekhawatiran jika Euis akan menyerah dengan rumah tangganya, kini merajai pikiran Pras. Itu tidak boleh terjadi, ia baru memulai untuk menyusun masa depan bersama Euis, perempuan yang mampu mengalihkan arah pandangnya tentang sebuah keluarga.
Akhirnya Pras memutuskan untuk kembali ke rumah orangtuanya, dimana selama ini Euis tinggal. Waktu sudah menjelang malam saat Pras datang dan berhasil menyelinap ke kamar Euis. Gadis itu sudah tertidur sambil memeluk Sandra. Wajah Euis sembab, matanya terlihat bengkak setelah banyak menangis dan merenungi nasibnya.
Pras tidak tega melihat wajah Euis, ia duduk di tepi ranjang, mengelus pipi Euis dengan lembut lalu memeriksa lengan Euis yang kini masih memerah dan agak kebiruan, betapa kasar perlakuan Pras tadi pada Euis.
Ia beranjak dari tepi ranjang untuk mengambil obat anti memar di kamarnya yang masih satu lorong dengan kamar Euis. Ternyata gadis itu hanya pura-pura tidur saat Pras tiba-tiba datang dan masuk kamar. Setelah Pras keluar untuk mengambil obat, Euis segera bangkit dan mengunci pintu kamar.
Pras kembali setelah mendapatkan obat memar, saat ia putar handle pintu kamar, pintu telah terkunci dan lampu kamar sudah dimatikan.
"Euis, tolong buka pintunya kita harus bicara." ujar Pras di depan pintu.
Hening, tidak ada jawaban.
Dari dalam kamar, Euis bisa mendengar suara dering telepon dari ponsel seseorang yang ada di depan pintu kamarnya, dan jawaban Pras pada panggilan tersebut seakan ada sesuatu yang lebih urgent untuk segera ia urus.
"Apa? Kamu dimana sayang, diam di sana sampai aku jemput." begitulah suara yang Euis dengar dari balik pintu.
Hati Euis kembali sakit. Tentu saja Haura lebih ia utamakan daripada perasaan Euis yang terluka. Mereka suami istri yang membangun rumah tangga atas dasar cinta, sebelum memutuskan menikah, Pras dan Haura menjalani masa pacaran tiga tahun, waktu yang cukup lama untuk sebuah hubungan.
Euis juga pernah merasakan pacaran begitu lama bersama Bimo, memulai dari perkenalan yang manis, penantian yang panjang, kesabaran yang luas dan banyak harapan yang ia bangun saat itu bersama Bimo, pada akhirnya kandas karena orang ketiga yang mampu merebut hati Bimo. Begitu juga Euis berpikir kisah cinta Pras dan Haura.
Kesadaran Euis semakin meruncing, bahwa kehadirannya di rumah tangga Pras hanyalah sebuah kesalahan, tidak ada cinta yang bisa ia bangun dari sebuah pengkhianatan. Saat ini Pras sedang berkhianat dari Haura, dan Euis di posisi sebagai orang ketiga dalam mahligai rumah tangga Pras dan Haura yang baru berusia dua tahun.
Terlepas dari bagaimana sikap cuek dan sifat keras kepala Haura terhadap Pras selama ini, Euis tidak pernah tahu sebesar apa rasa cinta Pras pada Haura, terbukti saat menerima panggilan dari Haura, ia segera pergi untuk menemui dan menjemput istri pertamanya itu.
Euis termenung di depan kaca besar kamarnya, menatap pemandangan luar dari kejauhan. Ia melihat ada sebuah bangunan di arah pandangnya, bangunan itu beberapa hari terakhir ia lihat belum ada, kini lantai dua dari bangunan itu telah berdiri meskipun belum tertutup atap.
Euis mengibaratkan bangunan itu adalah rasa kagum dan sayang pada suaminya yang perlahan tumbuh dan ia bangun menjadi cinta dan pengabdian. Tapi bangunan cintanya tidak kokoh seperti bangunan itu, ia harus mengakhiri impiannya membina rumah tangga bersama Pras.
Euis mengambil napas dengan berat dan dadanya semakin sesak. Ia harus mengambil keputusan dan melangkah pergi dari kehidupan Prasetya.
Euis menarik dirinya untuk duduk di meja dalam kamarnya, ia menuliskan semua perasaannya pada sebuah kertas bergaris, sesekali tangannya gemetar saat menuliskan kebaikan dan sikap manis suaminya selama ini.
Air matanya kembali berderai tiada henti, ia melipat kertas itu, lalu meletakkan kartu debit yang sejak awal diberi oleh Pras belum pernah ia sentuh. Euis juga memasukkan kalung mahar yang Pras berikan saat menikahinya. Semua barang-barang itu, ia masukkan dalam sebuah amplop putih.
Euis lalu merapihkan baju-bajunya kedalam tas yang ia bawa saat datang ke rumah itu, tidak ada baju baru yang dibelikan suaminya, kecuali baju couple bersama Zen. Hanya satu harta bendanya yang bertambah selama pernikahannya.
Euis kembali terisak saat kata-kata umpatan suaminya terngiang, bagaimana bisa Pras mengatainya cewe matre jika ia hanya memiliki satu baju baru dari Zen, sementara Pras belum pernah membelikan apapun untuknya.
Hanya rasa sakit yang ikut terbawa saat kembali ke pangkuan orangtuanya.
Selesai mengepak pakaian, ia kembali naik ke atas tempat tidur, memeluk Sandra yang tengah terlelap dengan bibir yang ternganga. Euis menciumi aroma napas bayi itu dengan perasaan sesak. Meskipun di rumah itu ia disambut dengan baik oleh keluarga mertuanya, hanya karena rasa sayangnya pada Sandra lah yang membuat ia bertahan tinggal di rumah mertuanya selama tiga bulan.
"Maafin teteh ya, gak bisa menemani Sandra sampai besar. Sandra harus jadi anak yang sehat, kuat, sayang sama Abi dan Umy. Besok teteh pamit ya sayang... " bisik Euis di telinga Sandra.
Bayi itu menggeliat, tangan mungilnya memeluk wajah Euis, seakan tidak ingin ditinggalkan.
🌷🌷🌷
Di sebuah Night Club...
"Roy! Dimana Haura?" teriak Pras setelah mendapati lelaki gemulai itu sedang asik berjoget di lantai dansa.
"Eh, pangeraannn... Owh, sini kita jedag jedug dulu sayang... " jawab Roy setengah mabuk.
"Haura mana!" bentaknya.
Lelaki gemulai itu menunjuk meja yang sudah di kerumuni para lelaki hidung belang, hanya ada satu perempuan di sana, ia adalah Haura yang sudah dalam kondisi mabuk berat.
"Tuang lagi mister!!" racau Haura.
"Beri aku satu ciuman dan goyangan, maka satu botol itu akan menjadi milikmu cantik." lelaki itu sudah menarik Haura dalam pangkuannya. Mereka nyaris berciuman saat Pras datang dan menarik Haura untuk berdiri.
"Haura pulang!!" maki Pras di depan wajah istrinya.
"Mana minumnya, beri aku satu botol lagi mister, please... " Haura merengek di dalam pelukan Pras.
Dengan perasaan marah, Pras menyeret istrinya keluar club malam, tidak ada yang berani melarang saat Pras menarik paksa Haura. Di club malam itu mereka tahu siapa Pras dan tentu saja sahabatnya yang menjadi orang berkuasa di beberapa club malam.
Haris berdiri di lantai dua, tangannya melipat di depan dada, ia menarik sudut bibir kirinya, sejak tadi ia hanya menonton Haura dikerumuni para lelaki hidung belang dan dilecehkan dari satu lelaki ke lelaki lain, seperti piala bergilir. Hingga Pras datang dan menyeret Haura keluar.
Ia miris melihat sahabatnya begitu bodoh karena kebucinannya pada Haura, tapi ia juga tidak bisa menghalangi sahabatnya untuk melanjutkan rumah tangga dengan Haura. Diantara mereka memang ada cinta.
Haris akui, ia kalah tidak dapat merebut hati Haura dari Pras. Tapi Haris tidak merasakan kekalahan yang menyedihkan jika melihat sahabatnya hanya di peralat oleh Haura. Haris justru merasa terselamatkan dari genggaman cinta semu Haura.
...💐💐💐💐💐...
B e r s a m b u n g...
*Cuplikan dialog episode selanjutnya*..
"*Jangan berikan impian apapun pada keluargaku, kami orang kampung yang miskin, simpan saja uang anda. Orangtuaku tidak akan sanggup menerima penghinaan anda suatu hari nanti. Cukup aku saja yang anda hina, jangan dekati keluargaku dengan harta anda, juragan*!!"
wajar Harris gak euis istri kedua prass....