Kita tidak tahu, kapan hujan itu akan datang? Entah, tiba-tiba atau dengan pertanda langit yang gelap disertai suara petir yang menggelegar. Begitu juga dengan rasa cinta, yang hadir tanpa bisa di tebak.
"Dulu, aku membenci hujan karena sudah merenggut seseorang yang aku sayangi. Namun, ketika hujan mempertemukan aku denganmu. Seketika aku selalu merindukan kehadirannya, seperti aku merindukanmu. "
~ *Aishakar Rafka Bagaskara* ~
"Aku sangat menyukai hujan. Terlebih, saat hujan mempertemukan aku dengan dirimu. Aku tak ingin hujan itu berhenti."
~ *Gabriella Anastasya*~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulang tahun
Sebetulnya ini adalah fase terindah dalam hidupnya. Kemana kami pergi, meskipun hanya ke warung Mang Udin, rasanya sudah sangat senang karena kami selalu memiliki percakapan yang menakjubkan. Seperti itu adalah hal rutin yang selalu kami lakukan.
Termasuk rutin antar jemput Gabie ke sekolah, lalu sebelum pulang ngumpul dulu di warung Mang Udin, menghabiskan waktu bersamanya.
Hari ini adalah hari ulang tahun perempuan itu. Kini Bagaskara sedang gencar memikirkan apa hadiah yang harus ia beri kepada kekasihnya?
Pasalnya ia tidak terlalu suka memberikan coklat, bunga, boneka dan yang lainnya. Menurutnya itu sudah terlalu biasa diberikan oleh laki-laki lain, jadi ia ingin memberikan sesuatu yang beda.
"Aing kasih naon ya ke si Gabie? Rek ulang tahun dia." Tanya Bagaskara kepada anak Lavegas.
"Kasih kue we." Sahut si Arjuna.
"Embung, ah! Geus biasa kitu."
"Terus naon atuh" Tanya Shankara.
"Dari pada ribet mending kasih Indomie Mang Udin we!" Canda Dikta spontan.
Bagaskara terdiam. Sepertinya itu hadiah yang cocok untuk Gabie? Ucapnya dalam hati.
Kira-kira seperti itulah percakapan tempo hari sebelum ulang tahun perempuan itu.
...****************...
Bagaskara sudah memikirkan ini matang-matang, dia memilih untuk memberikan dua porsi Indomie Mang Udin dan memberinya satu kartu ucapan yang kalau dibuka berbeda dari kartu ucapan biasanya. Karena hasil karya nya sendiri.
Didalam kartu tersebut berisi beberapa foto-foto mereka berdua lalu ada sedikit kata-kata selamat ulang tahun dan beberapa puisi romantis yang ia bikin sendiri.
Kurang lebih isi suratnya seperti ini :
Gabie, ada titipan ucapan nih dari Bagas, selamat ulang tahun katanya sama jangan lupa dimakan Indomie nya.
Memang hanya pesan singkat yang ia berikan kepada perempuannya, tapi ia yakin pasti perempuan itu akan sangat suka. Karena yang buat adalah dirinya, dan Gabie mencintainya.
Walau banyak orang yang berbicara kalau dirinya adalah anak bodoh yang hanya bisa bolos dan main-main saja. Mereka salah, karena bisanya hanya mencintai Gabriella Anastasya.
Sebetulnya ia pernah memberi Gabie cokelat, tetapi bukan hanya sekedar coklat, ia memberikan coklat itu lewat kurir paket. Biar beda katanya.
Hahaha.
Ia suka dengan apa yang ia sudah lakukan, bukan hal mudah untuk mendapatkan Gabriella Anastasya, tetapi memang ia pantas diperjuangkan.
Sungguh harus dirinya akui kalau berbicara dengan Gabie adalah hal yang menyenangkan. Bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membuat dirinya jauh lebih tenang, serasa menghilangkan beban hidup sementara.
Saat ini ia sangat yakin kalau dirinya akan bersama selamanya dengan kekasihnya saat ini, karena mereka berdua saling mencintai.
...****************...
Anak Lavegas merencanakan untuk merayakan ulang tahun Gabie di warung Mang Udin, memang hanya sekedar memberikan kata selamat dan mendoakan hal baik, lalu mereka kumpul seperti biasa sambil berharap kalau Gabie akan traktir mereka.
Mungkin kalau orang lain melihatnya tidak ada yang spesial dari hari itu, tapi tidak dengan Gabie. Menurutnya menghabiskan waktu bersama orang-orang yang ia sayangi sudah membuat dirinya bahagia, meski hanya sekedar diberi kata "Selamat".
Gabie berjalan dengan Bagaskara menuju ke dalam warung Mang Udin, diikuti oleh dua temannya di belakang yaitu Bella dan Sheila.
Saat Gabie sudah mulai memasuki area dalam warung dengan serentak Anak Lavegas menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya.
Kemudian tepung dan telur sudah melayang ke tubuhnya, mana ia tau kalau dirinya akan dikerjai seperti ini, bahkan sebelumnya dirinya belum pernah diginiin.
Tak apa, Gabie senang. Justru hal seperti itu yang lebih membuatnya senang, jujur saja dirinya lebih suka diberi kejutan dengan cara seperti ini daripada di cafe-cafe lalu memberikan nya kue.
"Boleh atuh traktiran nya" Celetuk Agha.
"Jaga dulu atuh congor maneh, jangan langsung to the point kitu." Lanjut Dikta.
Mereka semua tertawa. Setelahnya Bagaskara langsung memberikan kado yang sudah ia siapkan dari beberapa hari yang lalu.
Dari kemarin ia sudah tidak sabar untuk memberikan kado itu kepada Gabie, akhirnya waktu itu datang.
Mereka sedang sibuk dengan makanannya masing-masing, melahapnya dengan cepat seperti orang kelaparan. Sudah tidak heran lagi kalau melihat kelakuan mereka ketika mendapatkan traktiran, ya memang seperti itu.
"Nuhun nya geulis" Ucap Sagara spontan ditengah-tengah keheningan.
Seketika mereka yang berada disana langsung menoleh ke arah Sagara, termasuk Bagaskara yang sudah menatapnya dengan tatapan sinis.
"Naon maneh panggil pacar aing geulis?" Kesal Bagaskara.
"Makanya dijaga atuh congor maneh" Celetuk Arjuna tiba-tiba.
"Ralat! Geulis nya Bagas ieu mah" Ucap Sagara dengan cepat.
Bagaskara yang mendengar jawaban temannya itu langsung tidak jadi memarahi laki-laki itu.
"Lain kali ulah kitu atuh"
"Lain da emang si Sagara mah"
"Jadi aing spesial kitu?" Tanya Sagara dengan bangganya.
"Naon spesial? Martabak kitu?"
Seisi warung menjadi dipenuhi oleh gelak tawa dari anak-anak remaja disana, setelahnya mereka mulai lanjut menghabiskan makanannya masing-masing.
Mang Udin juga ikut makan bersama mereka, justru ia lah yang memberikan ide untuk merayakannya di warung miliknya.
...****************...
(Gabie POV)
Kini Gabie sedang berada didalam kamarnya, ia sudah pulang dari satu jam yang lalu, tetapi ia langsung bersih-bersih karena dirinya yang sudah dipenuhi dengan tepung dan telur.
Gabie mulai membuka kado yang diberikan teman-temannya lalu Bagaskara.
Kemudian ia mulai membuka kado yang sudah diberikan Bagaskara, ia hanya tertawa lalu tersenyum membaca kartu ucapan dari laki-laki itu.
Salah satu puisi buatan Bagaskara :
KAMU
Kamu cantik, kamu baik, aku suka
Kamu memiliki semuanya
Kamu tetap cantik walau bersin!
kamu sudah masuk kedalam hatiku dan mataku
Membuatku jadi berani kepadamu
Mengajakmu makan bakso gratis di Dago.
Gabie hanya bisa tertawa saat membaca puisi yang diberikan Bagaskara, mengapa laki-laki itu selalu membuat dirinya tersenyum?
Selalu ada alasan untuk dirinya senang ketika bersama laki-laki itu, entah mengapa dirinya merasa kalau Bagaskara berbeda dengan laki-laki lain.
Laki-laki mana yang rela nyamar jadi ojek online demi bisa mengajaknya berangkat bersama?
Laki-laki mana yang memberikan kado Indomie dan puisi?
Laki-laki mana yang memberi coklat melewati kurir paket? Padahal jarak rumah mereka tidak sejauh itu.
Bagaskara memang laki-laki yang unik, ia akui itu. Bagaskara selalu berusaha membuat dirinya merasa senang, bahagia, tertawa saat bersamanya.
Ia rela melakukan apapun demi perempuan yang ia sayangi itu merasa senang ketika bersamanya.
Saat ini Gabie merasa sangat beruntung karena memiliki pasangan seperti Bagaskara, sama hal nya dengan Bagaskara. Sampai hari ini mereka masih merasa disayangi, dimaui dan merasa sangat beruntung memiliki satu sama lain.
...****************...
Nantikan bab selanjutnya 🥰.
Note :
Aing : aku.
Maneh : kamu.
Aya : ada.
Naon : kenapa/apa.
Ieu : ini.
Rek : mau.
We/wae : aja.
Embung : gak mau.
Congor : mulut.
Ulah : jangan.
Kitu : gitu.
Geulis : cantik.
Atuh : dong.
