4 Tes pek dengan harga berbeda, jenis berbeda, dan kualitas berbeda pula berjajar rapi diatas meja dengan tanda yang menunjukkan hasil yang sama.
Joana shock sampai tidak bisa berkata apa apa. Dirinya positif hamil sementara Joana sendiri baru saja putus dari pacarnya.
Sebagai remaja yang bahkan belum tamat sekolah, Joana tidak tau harus bagaimana. Di tambah lagi dengan status nya sebagai publik figur. Apa kata publik nanti jika tau bahwa Joana hamil di luar nikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
“Seperti yang kita lihat sekarang, janinnya sangat sehat. Semuanya lengkap. Dia juga sangat aktif bergerak.”
Joana meneteskan air mata menatap layar monitor yang memperlihatkan janin dalam kandungan nya. Apa yang dokter katakan memang benar. Janinnya sangat aktif apa lagi saat di malam hari. Tapi tidak seorangpun tau tentang hal itu sebelum ini.
“Pasti anda jadi susah tidur ya nona saat malam hari?” Tanya dokter tersenyum.
Daniel yang ikut memperhatikan layar monitor USG menjadi merasa bersalah. Daniel tidak tau apa yang Joana rasakan jika sedang sendiri.
“Ya.. Sedikit dokter.” Jawab Joana singkat.
“Apa anda sudah tau jenis kelamin nya?” Tanya dokter kemudian.
Daniel menelan ludah. Sesungguhnya dia sangat penasaran. Tapi Daniel tiba tiba berpikir apa dia berhak untuk bertanya pada dokter tentang jenis kelamin janin itu.
“Tuan...” Dokter beralih menatap pada Daniel.
“Ah iya dokter. Tentu saja.. Saya ingin tau.” Jawab Daniel cepat. Daniel berharap Joana tidak menganggap nya lancang nanti.
“Baiklah..” Dokterpun mengarahkan kursor pada bagian rahasia janin dalam kandungan Joana. Dia tersenyum kemudian menatap bergantian pada Joana dan Daniel.
“Dia perempuan.” Katanya.
Joana yang sejak tadi terus mencoba menahan air matanya dalam diam pun akhirnya menangis. Air matanya menetes begitu saja saat dokter mengatakan bahwa janin dalam kandungan nya berjenis kelamin perempuan.
“Dari yang kita lihat sekarang saya yakin dia pasti akan lahir dengan wajah yang sangat cantik. Hidung nya mancung dengan bentuk yang sempurna.”
Pujian itu membuat Daniel tersenyum. Meskipun Daniel bukan ayah biologisnya namun entah kenapa Daniel merasa bangga mendengarnya. Daniel bahkan semakin mantap ingin segera menikahi Joana. Hanya saja Daniel belum membicarakan hal tersebut pada Joana juga Thomas.
“Iya dokter.. Anak kami pasti sangat cantik, sama seperti ibunya.” Tambah Daniel.
Setelah selesai melakukan USG, mereka berdua pun memutuskan untuk pulang. Joana kembali merasa galau setelah melihat rupa janin dalam kandungan nya.
“Eeumm.. Na.. Aku rasa aku perlu ngomong sesuatu sama kamu sama om juga.”
Ucapan Daniel membuat langkah Joana terhenti. Joana kembali menarik kakinya yang saat itu sudah menginjak lantai dalam rumah nya. Joana memutar tubuhnya dan menatap penasaran pada Daniel.
“Bicara apa?” Tanyanya penasaran.
“Tentang rencana pernikahan kita.” Jawab Daniel.
Joana terkejut namun hanya sesaat. Itu yang sedang Joana khawatirkan sekarang.
“Daniel aku rasa kita masih harus memikirkan ulang deh. Kita masih terlalu muda untuk menikah.” Dengan sedikit tersendat Joana mencoba memberi alasan. Joana belum siap jika harus menikah apa lagi dengan Daniel yang notabene nya bukan ayah dari janin yang sedang di kandungnya.
Daniel tersenyum.
“Bukan itu yang ingin aku dengar Joana.” Kata Daniel.
“Tapi Daniel...”
“Joana please...” Sela Daniel menatap Joana penuh harap.
“Kamu pasti paham bagaimana perasaan aku kan?”
Joana menelan ludah. Entah kenapa Joana merasa Daniel egois kali ini.
“Lalu bagaimana dengan perasaan aku?” Rahang Joana mengeras. Dia menatap marah pada Daniel. Bahkan suara Joana sedikit meninggi sekarang.
“Ada apa ini?”
Joana dan Daniel menoleh kompak mendengar suara Thomas. Joana langsung melengos kemudian masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apapun. Sementara Daniel, cowok itu tersenyum dengan tenang menatap Thomas yang terlihat bingung dengan sikap putrinya.
“Dia kenapa?” Tanya Thomas kemudian.
“Biasalah om.. Namanya juga ibu hamil. Moodnya naik turun.” Jawab Daniel santai.
Thomas mengangguk anggukkan kepalanya. Joana memang terkadang sangat sensitif.
“Ya sudah ayo masuk.” Ajak Thomas.
Daniel menganggukkan kepalanya. Cowok itu mengekori Thomas yang melangkah lebih dulu menuju ruang tengah.
“Gimana kabar orang tua kamu?” Tanya Thomas memulai obrolan sambil melepas jas hitam yang di kenakannya.
“Mereka baik om.” Jawab Daniel mendudukkan dirinya di sofa panjang yang ada di seberang Thomas.
“Syukurlah..”
Daniel menarik napas panjang kemudian menghelanya kasar. Cowok itu merasa harus secepatnya menikahi Joana. Selain karena tidak ingin Joana terus terusan di hujat, Daniel juga tidak ingin Joana berpikir dirinya hanya main main saja.
“Eum.. Om..”
Thomas menatap Joana dengan tatapan santai. Raut wajahnya menunjukkan rasa lelah yang amat sangat setelah seharian bekerja.
“Ya.. Kenapa Daniel?” Tanya Thomas.
“Eemm.. Begini om.. Saya rasa saya dan Joana harus secepatnya menikah. Saya khawatir publik semakin menggiring opini yang tidak tidak tentang saya dan Joana. Selain itu perut Joana kan semakin hari semakin terlihat. Saya yakin dengan status Joana yang jelas akan membuat om, saya, juga Joana tenang nantinya.
Thomas tersenyum mendengar itu. Thomas sebenarnya sangat kagum pada sosok Daniel. Karena meskipun memiliki segalanya, namun Daniel tidak sewenang wenang. Daniel tetap baik bahkan sangat bijaksana. Hebatnya lagi Daniel mau mengakui janin yang di kandung Joana sebagai darah dagingnya pada publik tanpa sedikitpun khawatir dengan karir nya sebagai pengusaha muda.
“Om juga sempat berpikir seperti itu nak.. Tapi apa tidak sebaiknya kalian menikah setelah Joana melahirkan saja? Om pikir itu akan lebih baik.”
Daniel mengernyitkan keningnya.
“Maksudnya gimana om? Kenapa harus setelah Joana melahirkan?” Daniel merasa keberatan. Karena selain takut Joana kembali pada Dante, Daniel juga khawatir sesuatu yang tidak di inginkan kembali menimpa Joana.
“Dengar nak.. Menikah itu bukan suatu hal yang bisa kita anggap enteng. Memang untuk masalah biaya itu sangat gampang untuk seorang kamu. Tapi kekuatan mental jauh sangat penting. Om percaya kamu bisa menjaga Joana dengan baik. Tapi om belum bisa sepenuhnya percaya pada Joana. Om khawatir Joana akan berulah nantinya. Jadi alangkah baiknya jika pernikahan itu di tunda saja dulu sampai Joana melahirkan. Tapi kalian bisa bertunangan dulu.”
Daniel terdiam. Kecewa sebenarnya mendengar apa yang Thomas katakan. Bagaimana tidak? Daniel sudah berusaha menjadi yang terbaik namun sepertinya keraguan itu masih saja ada di pihak Joana dan Thomas.
“Gitu ya om?” Daniel ingin kembali protes, namun Daniel tidak ingin Thomas tersinggung.
“Om harap kamu mengerti ya nak..” Senyum Thomas.
Daniel hanya bisa tersenyum samar. Kecewa memang, tapi Daniel juga tidak bisa memaksa Thomas.
Setelah obrolan itu berakhir dengan kecewa yang Daniel rasakan, Daniel pun pamit untuk pulang. Cowok itu merasa sudah tidak perlu lagi membicarakan apapun. Daniel sempat menatap ke arah balkon kamar Joana sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil mewahnya. Daniel berlalu pergi dari kediaman mewah itu dengan perasaan kecewa karena ucapan Thomas.
Sepanjang perjalanan menuju pulang, Daniel terus memikirkan apa yang Thomas katakan. Daniel juga mencoba mencerna pelan pelan ucapan Thomas. Namun Daniel tetap merasa tidak sependapat dengan Thomas. Padahal Daniel sudah begitu percaya diri Thomas akan setuju dirinya dan Joana menikah secepatnya. Tapi nyatanya Thomas malah mengatakan agar pernikahan di tunda sampai Joana melahirkan. Dan itu artinya pernikahan antara Daniel dan Joana bisa terjadi bisa juga tidak.
TBC