Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Pagi itu tempat yang biasanya didominasi oleh aura manly, kini terasa berbeda karena ada 3 sosok perempuan yang sudah menjadi pusat perhatian dengan kedatangannya sejak 5 menit yang lalu.

Belva yang menggunakan legging hitam dipadu dengan crop top berwarna putih dan rambut diikat messy bun. Sederhana tapi jika dipakai oleh Belva entah kenapa menjadi sangat Mahal.

Selia saat ini menggunakan tenktop abu-abu dengan legging hitam Rambutnya di kuncir kuda. Simple, tapi itu adalah khas Selia sekali bukan?

Amel memakai crop top berwarna pink dengan celana legging berwarna senada, rambutnya dikuncir kuda dan yang tidak ketinggalan adalah hairband yang masih menjadi tahta tertinggi dikepalanya itu. Jika dibanding dua temannya, Amel memang yang paling mempunyai semangat 45 meskipun skill ??? Ayok kalian baca sendiri saja hehe.

Setelah selesai mengurus pembuatan member untuk Amel dan perpanjangan member Belva yang tepat satu bulan lalu habis, kini mereka melakukan pemanasan.

Selia merenggangkan otot-otot tangannya.

"Guys! target hari ini adalah mengencangkan badan, membuat aura semakin glow-up dan yang pasti bye bye toxic-toxic people."

Amel yang memang baru pernah menginjakan kaki tempat itu terasa asing dengan semua alat dan orang-orang yang ada disana.

"Ini alat apaan dah? Niat banget apa bikin orang sadar diri kalo gue lemah." ucapnya sambil cemberut saat dia merasakan begitu beratnya dumbbell dengan berat 3 kg.

Belva yang melihat teman diluar nurulnya itu langsung dibuat ngakak. "Eh Mel, itu baru 3 kilo, bukan tiga puluh kilo."

Amel menolah ke Belva sambil menyengir "Badan gue tuh lembut Bel, bukan lemah. Catet! Lagian juga kan ratu kayak gue juga boleh capek kali?"

"Kalau ratu keringetan dikit terus drama kayak lo, yang ada rakyat pada kabur kali Mel. Lagian lo biasanya shopping malah mau mauan diajak ke tempat begini," sahut Selia.

"Gue yakin deh Mel. Kalo lo itu lair buat jadi komedian kaya boiyen bukan olahraga begini," seru Belva ditengah ketawanya.

"Ya gak papa si jadi komedian juga, yang penting duitnya banyak."

Belva saat ini tengah berada di machine squat dengan posisi strong dan gerakan yang tepat serta napas yang sangat stabil.

"Nah gini nih Mel kalo skill cewek yang badannya udah diasuh sejak kecil jadi pewaris perusahaan. Stronggg!!" Selia berkomentar seakan dia menjadi komentator sebuah olahraga.

"Bokapnya dia nyuruh belajar bisnis, eh si doi malah jago angkat besi," sahut Amel asbun.

"Gak papa. Nggak ada salahnya juga kan? siapa tau berguna buat nginjek laki-laki yang nyakin gue."

"CAKEP! SADIS!" sahut Selia dan Amel berbarengan. tentu itu membuat orang-orang yang ada disana langsung menengok kearah mereka.

Amel yang melihat dirinya menjadi pusat perhatian hanya menyengir kuda dan mengangkat 2 jarinya membentuk huruf V.

Selia dan Amel kini memilih squat.

"Gila Sel, lo keknya bukan manusia deh. Lebih cocok singa betina." Siapa lagi kalau bukan Amel, si paling asbun (asal bunyi).

"Kuda liar juga bisa," sahut Belva yang tak mau kalah.

"Kuda liar dari mananya cobak?!" selia memberhentikan gerakannya dan menatap sang sahabat.

"Ya soalnya lo kan kuat banget, tapi kalo lagi dilepas talinya ngamoknya random banget," jawab Belva. "Eh lo kenapa Mel?"

Amel yang baru turun 5 kali squat itu langsung terduduk dilantai.

Dengan napas yang masih terengah-engah "Bukan.. huft huft... inih namanyah... huft.. jiwa gue keluarh..."

Selia jatuh terduduk, dirinya ngakak sejadi-jadinya.

Belva berdiri dan membantu Amel untuk bangun.

"Come on, lo katanya mau jadi Ratu. kalo lo gak lanjut nanti pipi lo jadi chubby gimana. Rakyat lo nanti tambah kabur." Percayalah pada saat mengucapkan rayuan itu hidung Belva sudah kembang kempis untuk menahan tawanya karena ulah satu sahabatnya itu.

"HUH OKE! FIGHTING! MASA GINI DOANG GUE NGGAK BISA," Amel kembali menyemangati dirinya sendiri.

***

Mereka kini telah selesai.

Belva membawa tasnya ke ruang ganti yang telah disediakan. Dia ingin mandi untuk menghilangkan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya.

dret.. drett... (anggep aja bunyi telfonnya gitu ya ges hehe).

Belva melihat ponselnya, terpampang jelas nama kaisar yang menghubunginya.

"Ya Hallo." sapa Belva

"Lo beneran ok?". Cecar Kaisar.

"Soal CF itu? gue Nggak papa. Sangat tidak apa apa malah."

"Lo terlalu berharga buat nangisin cowok banjingan yang gak berguna itu."

"Dan menurut lo, lo berguna?"

"Buat?

"Maksud?"

"Ya lo kan tadi nanya gue berguna buat siapa? Buat lo kan maksudnya?"

"Ya.. ya.. buat siapa aja lah."

"Kalo buat lo mungkin berguna. Lo tanya sama diri lo sendiri aja. Kan yang tau, cuma lo. btw lo beneran gak cemburu? Atau emang ternyata kenyataanya hati lo udah pindah ke gue?"

"Bacot kaisar."

Kaisar tertawa kecil. "Lo lagi dimana?"

"Tempat gym."

"Sama siapa?"

"Selia sama Amel juga."

"Nanti malam gue jemput mau?"

"Jangan dulu ya. Nyokap bokap gue balik. Gue kangen sama mereka."

"Lo nggak lagi coba ngehindarin gue kan Bel?"

"Enggak. Prasaan lo aja kali."

"Ya udah. Besok juga nggak mau gue jemput?"

"Engga. Gue berangkat bareng bokap aja."

"E....kai.. lo"

"Gue lagi di camp sama anak-anak. Dan gue baik-baik aja."

"Nggak nanya!"

"Gue tau lo mau tanya tapi gengsi. Ya udah, gue mau balik dulu. Bokap nyariin gue. Take care sayang."

Deg

Hati Belva seketika meloncat, ada rasa aneh dihatinya benarkah ia senang hanya karena dipanggil 'sayang'?

Dan apa yang Kaisar katakan tadi memang benar. Belva juga menginginkan kabar dari kaisar, namun gengsinya terlalu tinggi untuk mengatakannya.

Benarkah hatinya sudah benar-benar berpindah?

***

Mereka bertiga kini sudah berganti pakaian dan pergi ke cafe yang ada diseberang gym.

saat ini mereka duduk di meja cafe yang ada dipojok.

"Gue Seneng deh akhirnya kita bisa ketawa lagi, kayak dulu," kata Selia yang saat ini sedang meletakan jus alpukat yang tadi ia pesen.

"Iya udah lama kita gak happy happy gini," jawab Amel.

Belva hanya tersenyum tipis sambil melihat dua sahabatnya bergantian.

"Bel, kalo lo jatuh, lo harus inget kalo kita pasti bakal bantu lo untuk bangkit. Kita nggak akan nambahin beban lo. Jadi tolong jangan pernah ngerasa kalo lo sendirian," ujar Selia.

"Kita itu sahabat lo Bel, bukan cuma sekedar nonton drama lo doang," kata Amel.

Belva tersenyum tulus, "Makasih ya guys."

Selia dan Amel mendekat dan merangkul Belva dari samping.

Selia melihat kedua temannya "Pokoknya ya, misi hidup kita itu kalo salah satu dari kita terluka artinya.."

"Dua yang lainnya ikutan ngegas!." jawab Amel.

Mereka tertawa bersama.

Sungguh persahabatan yang akan membuat siapapun iri melihat mereka.