NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru Sebagai Istri

Kehidupan Baru Sebagai Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang wanita muda bernama Misha, meninggal karena tertembak. Namun, jiwanya tidak ingin meninggalkan dunia ini dan meminta kesempatan kedua.

Misha kemudian terbangun dalam tubuh seorang wanita lain, bernama Vienna, yang sudah menikah dengan seorang pria bernama Rian. Vienna meninggal karena Rian dan Misha harus mengambil alih kehidupannya.

Bagaimana kisahnya? Simak yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengusir benalu

Setelah selesai dengan acara makannya. Misha memberikan beberapa bukti kepada Kevin.

"Wah, gila. Ini seriusan? Gila bener sih ini. Ngeri banget. Mending aku yang jomblo timbang main begini. Apa enaknya? Iuhh." Ucap Kevin yang tak percaya dengan apa yang sudah dia lihat. Seketika dia merinding dan jijik.

"Jomblo aja bangga." Ucap Refan menyindir Kevin.

"Lah, kamu juga sama aja jomblo kali. Mana nikah gak sah. Kamu lebih apes dari aku." Jawab Kevin meledek Refan.

"Ya biarin, yang penting kan pernah ngrasain nikah."

"Halah, nikah gak pernah nyentuh juga sama aja. Apalagi Om dan Tante juga gak tahu kan masalah ini? Gak kebayang sih kalau mereka sampai tahu."

"Ah, berisik."

Misha melihat mereka berdua menepuk dahinya.

"Hais udah-udah. Apa kalian berdua ini kalau ketemu selalu begini? Kaya bocah tahu gak? Kalian kalau mau ngomongin apes, gue nih lebih apes. Jadi, stop. Kepala nih pening jadinya." Ucap Misha menatap Refan dan Kevin secara bergantian.

"Nah, diem kan sekarang. Nih loe, Kev. Tujuan gue itu sekarang gak cuma mau minta tolong urusan perceraian doang. Gue mau minta tolong sama loe buat gue ngusir ketiga benalu itu. Karna apa? Karna kalau gue minta tolong sama Mas Refan, yang ada mereka ngiranya gue sama Mas Refan ada main dan mereka gak akan percaya sama gue."

Kevin menyimak Misha dengan seksama.

"Bentar, ini kamu mau merebut rumah kamu sekarang?"

"Iya, loe kan pengacara, pasti loe paham dong. Nih gue udah bawa sertifikat asli rumah gue. Gue yakin, mereka sampai saat ini pusing mencarinya. Mereka kira gue bodoh, gue suruh tanda tangan kemarin pakai tanda tangan asli gue, itu juga gak sah kan kalau seumpama itu surat asli?"

"Iya, itu gak sah. Apalagi itu surat palsu."

Misha menjentikkan jari. "Nah, makanya sekarang ayo kita kesana buat ngusir mereka semua. Gue yakin sekarang yang ada di rumah cuma kedua wanita penyihir itu. Sedang si lutungnya masuk kerja."

"Aku ikut." Ucap Refan.

"Mas Refan memang harus ikut. Tapi, nanti Mas Refan nunggu di dalam mobil aja."

Refan mengangguk.

Mereka bertiga akhirnya pergi meninggalkan Restoran.

Jalanan siang ini sedikit padat, cuaca juga sangat panas. Mereka sampai di rumah Misha memakan waktu sekitar 35 menitan.

Kevin dan Misha turun dari mobil.

Tanpa mengetuk pintu, Misha mengajak Kevin untuk langsung masuk ke dalam.

Kevin memindai setiap sudut rumah Misha. Kevin melihat seorang wanita paruh baya sedang mengepel lantai.

"Eh, dia siapa?"

Misha langsung melihat arah pandang Kevin.

"Oh, dia mamanya Rian." Jawab Misha.

'Kasihan amat dia sekarang, dijadiin babu. Karma tuh makan.' Batin Misha menatap Dewi.

"Rumahmu besar juga. Pantas saja kalau mereka mengincar harta kamu." Ucap Kevin.

"Ini peninggalan mendiang orang tua, Misha. Gue hanya menjaganya." Jawab Misha.

Kevin menganggukkan kepalanya.

"Heh, ngapain kamu disini?" Tiba-tiba Tika datang.

"Pulang kerumah gue lah, mau ngapain lagi."

Tika tertawa.

"Kamu itu sudah diusir dari sini. Kamu gak ada hak lagi disini, karna rumah ini sudah menjadi milik suami aku dan aku satu-satunya nyonya disini."

Misha mendengar ucapan Tika pun gantian tertawa.

"Gue kira disini yang bodoh itu gue. Ternyata elo."

Tika mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu? Yang bodoh itu kamu bukan aku. Nyatanya sekarang rumah ini bukan lagi milikmu. Dan lihat, kamu kesini berani membawa laki-laki. Gak nyangka, kamu ternyata gatel juga ya." Ucap Tika sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Loe sebaiknya diam aja, sebelum tangan gue melayang dipipi loe yang mulus itu. Saat ini gue masih sabar, jadi jangan mancing-mancing emosi gue."

"Ada apa ini?" Dewi yang sedari tadi mengepel lantai pun mendekat karena mendengar suara Misha.

"Nah, mumpung kalian berdua sudah berada di sini. Gue mau usir kalian dari rumah ini."

"Jangan mengada-ada kamu, aku bakal telepon Mas Rian biar dia yang urus kamu."

"Silahkan, aku dan pengacaraku akan menunggunya disini."

Misha mengajak Kevin untuk duduk.

Sementara Tika menghubungi Rian agar pulang sebentar.

"Kamu lihat saja, sebentar lagi Mas Rian akan pulang. Dan kamulah yang akan diusir dari rumah ini." Ucap Tika meremehkan.

Misha hanya mengedikkan bahunya.

15 menit kemudian, Rian pun datang.

"Ada apa sih? Aku sedang ada pekerjaan penting." Tanya Rian datang dengan wajah yang kurang bersahabat.

"Nah, benalu jantan datang." Ucap Misha.

"Kamu, buat apa kamu kesini? Kamu juga berani membawa laki-laki lain kesini. Bukannya kamu sudah menggugat aku? Lalu untuk apalagi datang kesini? Oh, apa kamu menyesal dan ingin memintaku untuk menerimamu kembali?"

"Puffttt," Misha tak mampu menahan tawa. "Loe, kePeDean sumpah." Lalu Misha pun meloloskan tawanya.

Rian dan Tika mengerutkan keningnya, mereka saling pandang karena sikap Misha.

"Daripada kalian bertanya-tanya dan berpikir negatif. Gue kenalin, dia pengacara gue. Gue sama pengacara gue kesini karna mau ngusir kalian semua. Iya kan, Pak Kevin?" Ucap Misha sambil mengerlingkan matanya sebelah kepada Kevin.

"Benar. Saya sudah membawa sertifikat tanah dan rumah yang asli." Jawab Kevin mengangguk, membenarkan apa yang perkataan Misha.

"Apa?" Sontak ketiga benalu tersebut terkejut.

"Apa kalian berdua tul1? Pasti kalian selama ini mencari ini kan?" Ucap Misha sambil mengangkat sebuah map.

Rian memandang map tersebut dan ketika membaca sampul map tersebut matanya membelalak dengan sempurna.

"Ba-ba-gaimana kamu-" Jawab Rian terbata-bata.

"Sst sst sst, gue tahu semuanya. Tolong Pak Kevin." Ucap Misha memberikan map tersebut kepada Kevin.

"Bahkan rahasia kalian berdua pun gue tahu. Tapi, disini gue gak mau ngebahas itu, karena gue cuma mau minta kalian angkat kaki dari rumah ini." Ucap Misha tersenyum miring.

Tika menggeleng. "Tidak, kita tidak akan pergi dari sini. Iya kan, Mas?"

"Rian, kamu jangan dengarkan dia, pasti semua yang dia bilang itu hanya akal-akalan dia saja agar kita tertipu." Ucap Dewi.

Misha memutar bola matanya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sepertinya kalian ini bebal banget ya. Sudahlah menjadi benalu, bebal pula. Gue kira yang bod0h itu gue, ternyata kalian semualah yang b3go."

Emosi Rian mulai terpancing.

"Diam kamu, j4lang. Jangan mengada-ada kamu, apa yang kamu ucapkan itu tidak akan mungkin. Ini sudah menjadi rumahku. Kamu sudah tidak punya hak apa-apa disini." Kilah Rian.

Haha...

"Loe itu lucu ya. Loe kira, gue gak tahu soal kelicikan elo. Loe malsuin surat tanah aja gue tau, loe nyari sertifikat yang asli sampai rambut loe tumbuh uban pun gak akan mungkin ketemu, karena apa? Karena yang dibawa oleh pengacara gue ini adalah sertifikat yang asli."

"Mas," Tika memegangi lengan Rian.

"Dan asal loe tahu. Kemarin gue memang tanda tangan di kertas yang loe berikan tapi, itu bukan tanda tangan gue. Apa loe gak sadar?"

Sedang Rian hanya diam mematung.

'Tidak mungkin. Pantas saja aku mencari surat itu tidak pernah ketemu. Dan, dia bisa setenang itu karena dia sudah tahu semuanya. Arghh, si4l.' Gumam Rian dalam hati.

1
Nyai Suketi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!