Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalian berdua bodoh
" Jangan benci Aby, Ra " mereka semua menangis dan berpelukan.
" Aira mau apapun akan Aby kasih, bilang sama Aby! Jangan benci Aby, please " Aira melerai pelukan mereka. Ia usap wajahnya yang penuh air mata.
" Kalian jahat banget " Aira sesenggukan.
" Ia kami jahat " Sean mengusap lembut air mata Aira yang kembali jatuh.
" Awas aja kalau kalian gak sampai nikah " untuk sesaat Sean dan Aby terdiam lalu mereka menghambur ke arah Aira dan memeluknya erat.
" Makasih Ra " Aira tersenyum manis.
Aira merasa tak ada yang harus diperpanjang, persahabatan mereka terjalin 20 tahun dan ia pun tak merasa menjadi orang ketiga dikisah cinta Sean dan Aby.
" Tapi aku masih marah " Sean dan Aby otomatis menganggukkan kepala mereka.
" Kita harus mengadakan klarifikasi, kalau dibiarkan ini akan menjadi bola panas yang merugikan kita" Sean menatap takjub dengan Aira yang masih memikirkan hal yang sebenarnya bukan tanggungjawabnya.
" Nanti aku minta daddy urus " seru Sean.
" Tidak, kita yang harus turun. Mereka mencari kita, kita juga harus menyelesaikan masalah kita sendiri " terlihat tekad kuat dimata Aira.
" Ya sudah, sekarang kita makan dulu. Aby lapar banget dari kemarin belum makan, mana dimarah mommy dirumah " Aby memasang wajah memelasnya dan Aira memutar matanya jengah.
" Makanya, lain kali jangan bodoh" Aby mengerucutkan bibirnya mendengar ledakkan dari sahabatnya.
" Tapi... " kalimat Aby menggantung dan ia melihat Sean dan Aira bergantian.
" Apa? " rasa penasaran Sean membuncah karena sang tunangan.
" Kalian gak saling jatuh cinta kan selama perjodohan ini? " Sean dan Aira membolakan matanya, dan dengan serentak menyentil kening Aby.
" Auch, sakit! " Aby mengusap keningnya yang nyeri, dan ia melihat Sean dan Aira yang meninggalkannya disana sendiri.
" Hei kalian , tungguin Aby " gadis mungil itu berlari mengejar tunangan dan sahabatnya yang sudah keluar dari ruangan.
*
*
Kini tiga bersahabat itu sedang menikmati makan siang di ruangan VVIP. Kebersamaan mereka menyita perhatian pekerja Aira, yang juga mengikuti berita tentang calon tunangan yang bertukar. Namun semua itu tetap jadi pertanyaan dibenak masing-masing. Mereka mana berani membicarakan atasan sebaik dan setegas Aira.
" Kenapa gak jujur dari awal aja sih kalian? " Aira masih sangat penasaran dengan hubungan dua sahabatnya.
" Aku gak enak sama Uncle John dan Uncle Rayyan karena mereka berharap banget kalian nikah " Sean geleng-geleng kepala mendengarnya .
" Terus tau dari mana kamu mereka ada rencana mau jodohin aku sama Sean? " aura detektif sangat kental di wajah Aira.
" Waktu nemenin daddy main golf, aku dari toilet terus dengar deh" Aira menghela nafas lelah, ingin saja ia kembali menjitak kepala sahabatnya yang bodon itu.
" Aneh banget kalian itu, saling suka kok sampe setua ini baru tau " gumam Aira namun masih didengar oleh Sean.
" Sebenarnya aku pernah confess Aby waktu SMA " Aira yang sedang minum air pun tersedak mendengar pengakuan Sean yang kelewat santai.
Aby membantu Aira dengan memberikan tissu, tatapan gadis berambut panjang itu menusuk tajam ke arah Sean.
Sean yang belum sadar akan bahaya menyerang masih santai menikmati makanannya. Hingga satu bogem mentah mendarat sempurna diwajahnya.
Akh
Prang
Alat makan dimeja langsung berjatuhan, dan suara erangan dari Sean terdengar.
" Brengsek! " Aira melempar Sean dengan kotak tissue.
Tak puas ia menendang laki-laki itu sekuat tenaga. " Dasar bajingan " keluar sudah sumpah serapah dari mulut manis seorang Aira.
" Ra, berhenti. Stop, sakit Ra " Sean kewalahan menghindari serangan brutal dari Aira.
" Biar, laki-laki bodoh, bajingan. Bisa-bisanya nerima perjodohan padahal udah demen anak orang dari orok " Aira menjambak rambut Sean dan menduduki laki-laki itu.
Aby, jangan ditanya. Gadis imut itu sudah berusaha melerai namun tenaga Aira lebih kuat darinya.
" Aby yang paksa aku nerima perjodohan itu Ra, bukan salah aku sendiri " Aby yang berada di belakang Aira menelan ludahnya gugup mendapat tatapan mematikan.
Aira mendengus kasar, ia bangkit dari posisinya dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
" Kalian berdua sama aja, bodoh! " lalu gadis berambut panjang itu keluar dari ruangan VVIP dengan emosi hingga ia membanting pintu dengan keras. Meninggalkan Aby yang mematung dan Sean yang meringis kesakitan.
